Merengkuh Cinta Sahabat

"Sahabatku, aku memang tak mengenalmu.
Tetapi Allah telah mempertemukan kita di jalan yang sama.
Meniti hari-hari menyampaikan kebenaran agama demi meraih rida-Nya.
Semua telah tertulis di lauhulmahfuz janji-Nya"

Oleh. Bunga Padi
(Tim VOT NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Kala itu netraku terasa gelap gulita
Pintalan benang kusut di kepala
Tak mau terurai begitu saja
Kakiku melangkah tapi tak tentu arah mau ke mana
Wajahku masam seakan hidup tak berselera

Masih tampak membekas
Hinaan kerap dilontarkan
Fitnah dan dusta santapan tercipta
Direndahkan, dianggap tak berdaya
Karena diam dari berkata dianggap tak bernyawa
Mengalah terus mengalah

Berkawan berharap saling setia
Namun nyatanya menoreh luka
Hasad dan dusta membelit hati
Kepongahan menghiasi diri
Kawan pun disakiti demi ambisi

Di tengah keterpurukkan melanda
Di saat jiwaku terkulai lunglai
Di saat hatiku luka tapi tak berdarah
Di saat lisanku kelu meluap amarah
Di saat ketidakberdayaan
Tiba-tiba hadir seseorang dengan senyuman manisnya
Mengulurkan kedua tangannya
Merangkul raga yang hampir tiada
Tergopoh pilu meringkuk di peraduan senja.

Dialah sahabat beda benua
Ketika ada kawan membuat kecewa
Allah datangkan sahabat lain sebagai penawar duka

Kau berikan aku cinta tulus yang tak pernah kuminta
Kausemai asa dikilatan mataku
Kau percikkan embun suci di wajahku
Kautimang aku dalam kasih sayangmu

Kautoreh untaian kata lembut penuh makna
Tuk menikam jantungku agar terus berirama
Kaugandeng tanganku tuk terus melangkah bersama
Agar aku tak terjatuh lagi pada lubang yang sama

Sahabatku, kau laksana mutiara indah yang selalu menawan
Kau berkata "Jangan menyerah, bangkitlah, kau masih punya harapan"
Lupakan puing-puing nestapa
Tatap masa depan penuh harapan

Sahabatku, aku memang tak mengenalmu
Tetapi Allah telah mempertemukan kita di jalan yang sama
Meniti hari-hari menyampaikan kebenaran agama demi meraih rida-Nya
Semua telah tertulis di lauhulmahfuz janji-Nya

Sahabatku
Walau aku tak pandai merangkai kata
Izinkanlah aku mengungkap aksara
Jazakillah khairan atas perhatian dan cinta
Atas kesempatan serta doa yang telah kau labuhkan di tepian jiwaku yang berserakan patah di perlintasan.

Kini aku menyadari
Duka tak selamanya kelam
Terkadang butuh terjatuh agar bisa bangkit dan bertemu dengan orang yang hebat
Seperti dirimu untuk menjadi kawan

Kini aku menyadari
Inilah cara Allah mempertemukanku dengan seorang yang baik hati dan dermawan
Bila dulu aku mengasihi, sekarang aku telah dikasihi
Akan kusimpan masa kelamku dalam-dalam
Sebab dunia memang tempatnya ujian

Sebagaimana Allah menunjukkan cahaya-Nya dalam firman surah Al-Mulk: 2, "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun."

Sahabatku sayang …
Aku belajar banyak darimu
Arti sebuah kesabaran
Arti sebuah pengorbanan
Arti sebuah keikhlasan
Namun tetap teguh di atas keimanan

Ketangguhanmu bak batu karang
Yang selalu kokoh mengadang
Walau deburan ombak keras mengempas
Kepiawaianmu melukis asa dan rasa menjadi primadona dunia
Sungguh memesonakan

Sahabatku … Engkau orang terbaik yang pernah aku kenal
Jauhnya bentangan benua antara kita tak mengapa
Cukuplah hati bicara dan saling mendoa
Engkau selalu ada dalam sanubariku
Selalu membisikkan untaian syair syahdu memantikku

Sahabatku aku mencintaimu karena Allah
Bukan tanpa sebab Allah adakan pertemuan
Perihnya kehidupan melukis kalbu
Menjadikan kita tuk saling menguatkan dan mengingatkan
Pecutan cemeti lisanmu menggelegar
Melaung ke angkasa menebar pesan

Teruslah melangkah, jangan pernah berbalik arah
Patahkan argumen lisan yang tak beradab
Katakan pada dirimu sendiri
Aku pasti bisa

Sahabatku sayang …
Kupeluk dirimu dalam bayang
Baik-baiklah engkau di sana
Ku kan berdoa selalu untuk kebahagiaanmu di dunia akhirat
Harapku, jika nanti ku telah tiada
Semoga persahabatan ini hingga ke surga

Amin.

Borneo, 18 Juni 2022
Ketika hati bahagia memiliki sahabat terbaik seperti dirimu.[]


Photo : Pinterest

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Bunga Padi Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Maraknya Islamofobia, Umat Butuh Penjaga
Next
Transaksi dengan Allah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mimy Muthamainnah
Mimy Muthamainnah
1 year ago

Bagi penulisnya puisi ini dalem banget maknanya. So, ketika lidah kelu mengucap menguntai aksara cara mudah mengurai lara. Hmmm sebuah puisi kehidupan di era kapitalisme menjajah pemikiran. Siapa pun bisa jadi korban ambisi manusia tak punya hati. So, berhati2 dan pertebal iman dlm mengarungi samudera kehidupan fana.

Jazakillah khairan Bu Pemred dan Tim Redaksi atas kebaikannya. Semoga jadi ladang amal salehnya di yaumilhisab. Aamiin

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram