"Mereka para penjajah durjana telah bertindak semena-mena.
Merampas segala hal yang kami punya.
Merusak kehormatan para wanita.
Menghilangkan raut bahagia anak-anak tak berdosa"
Oleh. Dila Retta
(Tim Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Hai dunia, kenalkan
Kami adalah satu yang menyebar
Kami terpisah namun senantiasa bersama
Kami fakir tapi memiliki segalanya
Hai dunia, kenalkan
Ini kami, yang terjajah tanpa belas kasih
Kami adalah tawanan dari Bumi Syam
Kami adalah tawanan di wilayah warisan Dinasti Mughal
Kami adalah tawanan di wilayah sejarah Dinasti Tang
Kami adalah tawanan dari setiap ketamakan
Hai dunia, kenalkan
Ini kami, yang terjajah tanpa belas kasih
Kami yang setiap hari disiksa
Namun tak pernah menyerah
Kami yang sangat paham arti derita
Namun tetap berdiri tegap menghadapi dunia
Hai dunia, kenalkan
Ini kami, yang terjajah tanpa belas kasih
Apakah kamu mendengar suara jeritan?
Apakah kamu mendengar suara rintihan?
Suara tangis anak tidak berdosa
Atau suara tangis orang tua renta
Tidak, kan? Kalian tidak akan mendengarnya
Telinga kalian hanya dibisingkan suara kekuasaan
Mata kalian dibutakan oleh kemewahan
Dan langkah kalian dihentikan oleh ketakutan
Sekarang katakan pada kami
Katakan pada kami, wahai orang-orang yang mengaku berkuasa!
Di mana kalian meninggalkan hati yang diciptakan berbelas kasih?
Apakah hati itu telah mati? Berhati batukah kalian?
Hai dunia, kenalkan
Ini kami, yang terjajah tanpa belas kasih
Hanya karena kami Islam
Hanya karena kami menjaga kehormatan Islam
Kebebasan kami dirampas, mimpi-mimpi dipangkas
Ribuan nyawa ditebas, kami ditindas
Hanya karena kami Islam
Hanya karena kami menjaga kehormatan Islam
Mereka memperlakukan kami layaknya sampah
Sama sekali tidak dianggap sebagai manusia
Hai dunia, kenalkan
Ini kami, yang terjajah tanpa belas kasih
Mereka para penjajah durjana telah bertindak semena-mena
Merampas segala hal yang kami punya
Merusak kehormatan para wanita
Menghilangkan raut bahagia anak-anak tak berdosa
Hai dunia, kenalkan
Ini kami, yang terjajah tanpa belas kasih
Kami adalah satu yang menyebar
Dalam jiwa kami, kekuatan Islam telah mengakar
Tak akan mungkin kami menyerah dalam perang
Tak akan mungkin mereka membuat semangat kami tumbang
Di matamu, dunia
Di matamu, mungkin kami lemah
Di matamu, mungkin kami tak berdaya
Di matamu, mungkin kami bukan siapa-siapa dibandingkan mereka
Tapi kami semua telah berikrar!
Akan menggantungkan seluruh harap hanya kepada Allah Yang Mahabesar!
Kami percaya Allah Mahaperkasa, karenanya kami tak akan menyerah
Kami percaya Allah Mahabijaksana, karenanya kami selalu tabah
Hai dunia, kenalkan
Ini kami, yang terjajah tanpa belas kasih
Kami terpisah namun senantiasa bersama
Kami adalah satu bangunan yang saling menopang
Dengan doa yang sama, kami akan saling menguatkan
Dengan doa yang sama, kami akan lewati segala rintangan kehidupan
Hai dunia, kenalkan
Ini kami, yang terjajah tanpa belas kasih
Kami fakir tapi memiliki segalanya
Tidak …. kami tidak bicara tentang segala gemerlap dunia
Rumah kami mungkin hancur, tapi kami memiliki pahala rasa syukur
Kami mungkin lapar, tapi kami memiliki pahala rasa sabar
Kautahu kan, dunia
Engkau hanya fatamorgana
Gemerlapmu hanya tipuan
Kau tak memiliki keabadiaan
Sedangkan kami, kami yang terjajah di sini
Kami yang telah merasakan pahitnya dunia tidak akan mau tertipu olehmu
Biarlah kami sengsara sementara di sini, sebelum akhirnya memperoleh kebahagiaan abadi
Menuai balasan atas rasa sabar kami di akhirat nanti
Hai dunia, kenalkan
Ini kami, yang terjajah tanpa belas kasih
Yang sangat paham arti derita, tapi tidak akan menyerah[]
Photo : Pinterest