Altar jiwa tak lagi tersakiti.
Dalam kidung pengabaian tanpa budi pekerti.
Tak ciptakan cinta sejati.
Menoreh luka di sunyinya hati.
Oleh : Afiyah Rasyad
(Kontributor Narasi Post)
NarasiPost.Com-Terlepas satu ikatan
Mitsaqan ghalizan yang difirmankan
Saat kapal tenggelam ke dasar lautan
Menumpahruahkan perasaan
Kepiluan berserakan
Bukan cinta Kunti yang melahirkan baiknya keturunan
Syariat Islam tetaplah jadi timbangan
Saat jiwa tetapkan perceraian
Jalan setapak tidaklah sama
Ruas cinta dan benci bersahutan dalam satu irama
Berharap penyesalan tak akan bergema
Di setiap hela nafas yang menindih satu nama
Bukan soal busuknya aroma
Saat bersatu dalam belasan purnama
Derap pilihan digenggam bersama
Talak tiga sesuai tuntunan agama
Mengharu biru
Tentang nafkah, awal dari seteru
Rasa tak suka terus memburu
Hingga kidung perceraian lantang menderu
Saat terbuka lembaran baru
Asa tertancap tak harap keliru
Hati-hati dipasang di berbagai juru
Pengalaman dijadikan sebagai guru
Altar jiwa tak lagi tersakiti
Dalam kidung pengabaian tanpa budi pekerti
Tak ciptakan cinta sejati
Menoreh luka di sunyinya hati[]
Photo : google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]