Menyulam Rindu

Kenangan indah menyembul dalam serangkaian memori.
Canda dan tawa selalu menerangi diri.
Mimpi besar pada buah hati terus terpatri.
Menyulam rindu dalam panggung yang penuh onak dan duri.
Kelak peradaban mulia akan tergenggam dalam tautan jari jemari

Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)

Narasipost.Com-Setitik harap menjulang menyibak langit
Rintikan air mata menyelimuti hari yang terus berderit
Untuk buah hati asa ini selalu terkait
Bait-bait doa bersenandung dalam suasana sengit
Bermohon kemudahan senantiasa hadir mengurai rasa sulit

Khilaf dan alpa milik umat manusia
Kehadirannya selalu membawa rasa duka
Namun, maaf terus melebar dalam dekapan penuh cinta
Berkilau asa di setiap helaan napas yang ada
Kepolosan bertabur dalam tangisan sang Mutiara

Kala tangan berbicara dengan kasar
Membawa sesal dalam jiwa yang terus bergetar
Namun, jutaan ampunan langsung terhampar
Walau sedikit sesak berkali-kali menampar
Altar kebaikan hatinya jauh lebih besar

Kenangan indah menyembul dalam serangkaian memori
Canda dan tawa selalu menerangi diri
Mimpi besar pada buah hati terus terpatri
Menyulam rindu dalam panggung yang penuh onak dan duri
Kelak peradaban mulia akan tergenggam dalam tautan jari jemari

Merekah pinta pada Sang Maha Mengabulkan doa
Proposal kehidupan turut dilangitkan dalam asa
Masa depan bukan sekadar prediksi belaka
Akhir kehidupan ataukah berlanjutnya usia
Derap langkah pejuang bersyahsiah Islam terbayang di pelupuk mata

Tak akan berhenti menyulam rindu
Meski cacat dan cela kadang datang bertamu
Setangkup asa menguat dalam simfoni syahdu
Mencoba mengikis berbagai rasa pilu
Agar mekar bunga-bunga kehidupan dalam lautan ilmu

Luluh hati ini dalam tatapan kepolosan
Walau indra pendengaran masih menangkap suara tangisan
Lautan kasih sayang terhampar tanpa batasan
Gerbang maaf terpampang jelas dalam gurat kebahagiaan
Melenyapkan rasa sedih dan jengkel dalam waktu bersamaan

Saat hati selalu bersandar pada Sang Mahahebat
Dorongan memaafkan jauh lebih kuat
Walau tak akan cukup dengan pelukan hangat
Sebuah kesadaran harus selalu ditambat
Bahwa buah hati adalah masa depan umat

Menyulam rindu dalam seluruh waktu
Bukan hanya sekarang atau tanggal tertentu
Segudang harap dalam dada terus menggebu
Asa dan doa berkolaborasi menjadi satu
Calon pemimpin peradaban gemilang tumbuh dalam dekapan ibu[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Penulis Inti NarasiPost.Com
Afiyah Rasyad Penulis Inti NarasiPost.Com dan penulis buku Solitude
Previous
Mission (not) Impossible
Next
Ekologi Ditopang Ideologi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram