Sayang berjuta sayang.
Ada satu perbedaan terus membentang.
Awal Ramadan sehari berselang.
Bisikan rasa sedih datang tak diundang.
Maklumat digelar membingkai nasib malang
Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)
NarasiPost.Com-Tak ada lelah membayangi tiap langkah
Gegap gempita menyambut bulan penuh berkah
Sukacita bertabur sangat indah
Bulan mulia tuk optimalkan ibadah
Demi meraih takwa dan rida Allah
Senja merona di horizon barat
Setiap hati telah lama tertambat
Menanti hilal Ramadan yang kian dekat
Rasa rindu kian membuncah dan menguat
Dalam seserpih asa dan rasa yang saling terikat
Rukyat hilal telah tampak di bumi
Saatnya kaum muslim perkokoh diri
Menapaki setiap helai amalan yang berarti
Menyongsong pahala yang dilipatgandakan oleh Ilahi Rabbi
Terbingkai azam dan ikhtiar yang telah terpatri
Sayang berjuta sayang
Ada satu perbedaan terus membentang
Awal Ramadan sehari berselang
Bisikan rasa sedih datang tak diundang
Maklumat digelar membingkai nasib malang
Rembulan hanya satu saja
Ketaatannya hanya pada Sang Maha Pencipta
Tak sedikit pun menyelisihi kehendak-Nya
Berputar dalam lintasan yang telah ditetapkan-Nya
Hingga jelas kapan awal dan akhir bulan di dunia
Bisikan rasa sedih bertalu-talu
Sebab, beda terlalu sering bertamu
Membuka jurang lebar perselisihan yang menggebu
Akal pun berdenyut perihal apa yang dimau
Padahal Allah ciptakan satelit bumi hanya satu
Bukan tak berarti sebuah beda
Menyajikan keretakan yang terus berlipat ganda
Ukhuwah islamiah mulai terlepas begitu saja
Saat pandangan tak lagi sama
Sungguh bisikan rasa sedih menyelimuti rongga dada
Tak hendak berlarut
Dalam altar perbedaan yang berkabut
Amar makruf nahi mungkar terus berlanjut
Walau jutaan akal mulai berkerut
Demi mengurai benang kusut
Ramadan bulan penuh kemuliaan
Hadirnya selalu terbayang dalam pelupuk kerinduan
Bisikan rasa menderu memecah kerisauan
Niat dan langkah kembali fokus pada tujuan
Demi meraih hakikat ketakwaan[]