Mereka di sana saling berdebat
Siapa yang baik, siapa yang jahat
Pada tubuh yang telah kaku menjadi mayat
Membeku pilu penuh luka menyayat
Oleh. Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Bagaimana aku bisa membela diri?
Bila kau bungkam mulutku tanpa hati
Eksekusi tanpa basa-basi
Hak asasi terbungkus kain mori
Bagaimana aku bisa berbicara?
Kala pelurumu lebih cepat dari kejapan mata
Melesak dan bersarang di kepala
Menghentikan detak jantung seketika
Bagaimana aku mampu mengucap kata?
Atas prasangkamu tanpa logika
Menghambur tiada jeda
Melumat manusiawi tak bersisa
Bagaimana aku akan bersuara?
Ketika nyawa telah lepas dari raga
Melayang dalam jahatnya rekayasa
Menjadi tumbal kuasa dan tahta
Aku tak sanggup nyatakan
Culasnya kesewenang-wenangan
Berserikat dengan kezaliman
Melambung arogansi kekuasaan
Nasib bermain dalam realitas kelam
Kasam kusam yang bersemayam
Hancurkan jiwa hingga remuk redam
Tersunjam kesumat teramat mencekam
Mereka di sana saling berdebat
Siapa yang baik, siapa yang jahat
Pada tubuh yang telah kaku menjadi mayat
Membeku pilu penuh luka menyayat
Keadilan telah lama mati
Di bawah kaki tirani
Kesetaraan hukum hanya ilusi
Kedamaian bagai mimpi
Teriakan lantang untuk HAM
Sembunyikan tindakan kejam
Kebenaran yang kautikam
Hukum terancam karam
Tiada mahkamah pengadilan
Tanpa ada kesempatan
Argumentasi untuk dijelaskan
Telanjur nama dalam hinaan
Tanpa ada advokat
Tak juga penasihat
Menghadapi siasat jahat
Aku berakhir di liang lahad
Pusara merah masih jua basah
Nurani kian gelisah marah
Saksikan polah tingkah
Jeramah kaum pongah
Tiada keadilan untuk kami
Islam yang kau benci
Hingga ke urat nadi
Membutakan mata hati
Ajaran-Nya yang mulia
Dituduh pemecah belah bangsa
Para penyeru agama-Nya
Dijadikan pesakitan di mata dunia
Kebaikan yang menjadi solusi
Atas permasalahan negeri
Dikriminalisasi tanpa amnesti
Persekusi tiada henti
Jangan kau mengira
Berkuasa selamanya, segalanya
Dalam batilnya sistem yang kau puja
Menyulam dosa sebabkan derita
Kau sendiri yang akan terbakar
Oleh kebencian yang begitu mengakar
Hingga hilang nalar
Sampai kapan terus ingkar?
Pengadilan dunia mungkin bisa kau manipulasi
Kebenaran bisa kau tutupi
Tapi, ingatlah di sana telah menanti
Pengadilan Ilahi yang tak mungkin kau hindari
Madiun, 19 Maret 2022[]
Photo : unsplash