Elegi Kematian

Satu nyawa terenggut tanpa pembelaan.
Mengalir deras jahatnya berbagai tuduhan.
Terorisme dan radikalisme kembali berayun menjadi alasan.
Stigma bergulir tanpa ada penyaringan.
Label jahat pada muslim dan Islam terus dilekatkan

Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Bergejolak riuh seluruh sendi kehidupan
Nanar mata terhanyut dalam lautan kesedihan
Hati dirundung mendung yang tak berkesudahan
Terlebih nyawa yang tak ada penjagaan
Direnggut tanpa tahu kuatnya sebuah alasan

Masih terduga
Sebatas terduga
Dikejar dan dihajar sepenuh raga
Kerontang empati dalam dada
Pelatuk bersuara bersarang tanpa jeda

Sunyi membisu
Saat nyawa meregang pilu
Berhadapan dengan kepala batu
Serangan beruntun tak menentu
Pasukan antiteror terus bersekutu

Satu nyawa terenggut tanpa pembelaan
Mengalir deras jahatnya berbagai tuduhan
Terorisme dan radikalisme kembali berayun menjadi alasan
Stigma bergulir tanpa ada penyaringan
Label jahat pada muslim dan Islam terus dilekatkan

Perang melawan terorisme digalakkan penuh minat
Sebagai kompensasi untuk kebijakan penuh laknat
Elegi kematian berselimut proyek Barat
Dengan sejumlah nominal kebenaran dibabat
Harga diri dan agama dijual demi nikmat sesaat

Tak kan cukup satu
Embusan stigma terus diramu
Gugusan penangkapan kan terus melaju
Rasa haus akan mengantar senapan berburu
Dalih tugas sudah tiada bermutu

Lenyap empati
Hati nurani telah mati
Berserakan kekejian diri
Mengukir kejahatan yang terpatri
Demi remah-remah kuasa dan sesuap nasi

Semua diam saja
Kongkalikong dengan para penggawa
Elegi kematian sebagai tanda keberhasilan mereka
Menumpas kebenaran dari persada semesta
Demi melanggengkan hegemoni sang Adidaya

Kidung terorisme terus dialunkan
Dalam tiap momen yang telah dipersiapkan
Tak pandang bulu dalam menumpas kebenaran
Dengan barbar mengejar target layaknya hewan
Amat sadis strategi penangkapan, dibekuk dan dilumpuhkan

Kalung kekejaman tak pernah dilepas
Kebijakan zalim telah membuat hati mengeras
Pada sang Tuan mengabdi agar terus selaras

Elegi kematian di depan mata
Berlarut-larut puluhan purnama
Saat dunia berselimut malapetaka
Islam tercabik dan terhina

Tuduhan tanpa bukti
Menjadi ciri pasukan sejati
Menanggalkan seluruh rasa simpati
Melenyapkan segala budi pekerti
Agar bebas menembak sasaran sampai mati[]


Photo : unsplash

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Penulis Inti NarasiPost.Com
Afiyah Rasyad Penulis Inti NarasiPost.Com dan penulis buku Solitude
Previous
Tiga Bagian dari Tulisan yang Membuat Orang Tertarik Membaca
Next
Wajibkah Menaati Pemimpin yang Zalim?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram