Merah wajahnya menahan sendu
Rapuh perasaannya tertelan rindu
Bermuram durja tak ada tempat mengadu
Kini nasib terlempar bagai potongan dadu
Oleh :Afiyah Rasyad
NarasiPost.Com-Waktu terbuang dalam gugusan pintalan
Mengalir sajak-sajak kepiluan
Tulang rusuk yang sudah bertuan
Terdampar dalam kubangan penderitaan
Senyum di antara peluh perih
Bahagia terkoyak oleh rasa sedih
Mengadu nasib dangan sangat gigih
Batin menggigil dan menahan jerih
Karpet merah finansial bertabur onak
Untaian harapan lenyap seketika dalam benak
Kidung nestapa tak berhenti walau sejenak
Dipaksa lupa pada keluarga dan anak
Merah wajahnya menahan sendu
Rapuh perasaannya tertelan rindu
Bermuram durja tak ada tempat mengadu
Kini nasib terlempar bagai potongan dadu
Ke mana engkau wahai, Penguasa?
Tiang negerimu banyak yang terombang ambing dalam ratapan duka
Menyisir nominal demi kebutuhan keluarga
Rela berjuang dalam pusara derita
Dalam Islam, mereka mulia
Bukan tulang punggung yang mendatangkan devisa
Tugas utamanya sebagai madrasatul ula
Selain menjadi ibu dan pengatur rumah tangga[]