Muakkah kita dengan kezaliman yang tersaji di depan mata?
Bosankah kita dengan rentetan maksiat yang terjadi tanpa henti?
Bencikah kita dengan ketidakadilan yang dipertontonkan penguasa?
Oleh. Hana Annisa Afriliani,S.S
NarasiPost.Com-3 Maret 1924
Cahaya peradaban dimatikan
Dunia pun gulita
Perih menganga
Tubuh umat terkoyak tanpa ampun
Disantap serigala kapitalisme
Merongrong setiap jengkal tanahnya
Kini satu abad sudah umat hidup tanpa cahaya
Melangkah tak tahu arah
Nelangsa tanpa perisai
Dizalimi
Dikriminalisasi
Dipersekusi
Bahkan dihabisi
Umat hanya mampu menjerit lirih
Dimanakah Sang Khalifah?
Ah, satu abad sudah umat berkubang dalam lumpur sistem kufur
Adakah kita sadar untuk keluar?
Sungguh umat rindu cahaya itu…..
Umat rindu dibuai dalam nikmatnya bernaung dalam bendera tauhid nan agung
Hanya Islam yang jadi pengikatnya
Hanya Allah dan Rasul-Nya yang menjadi sandarannya
Muakkah kita dengan kezaliman yang tersaji di depan mata?
Bosankah kita dengan rentetan maksiat yang terjadi tanpa henti?
Bencikah kita dengan ketidakadilan yang dipertontonkan penguasa?
Bangkitlah duhai diri…
Lihatlah cahaya peradaban mulai terbit
Menyembul di balik gulita
Merona menyapa
Agar kita tegak berdiri
Berjuang tanpa henti
Tak lama lagi.
Bencana Peradaban ini kelak harus diakhiri
Khilafah yang dinanti sungguh akan segera kembali[]
Photo : Google Source
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]