Mispersepsi Cinta Hakiki

Mereka berkeriau kebebasan
Melepaskan diri dari aturan Sang Pencipta
Berjaja cinta atas nama hak asasi manusia
Menggenggam erat tradisi jahiliah

Oleh. Dian Afianti Ilyas
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Ada hati yang temaram
Mengelih generasi belia
Kian latah dalam bersikap
Membebek kafir penjajah

Bertabur sejoli memadu kasih
Lalu-lalang manusia tak membuatnya terusik
Malam panjang kan dilalui
Di tanggal empat belas Februari

Bunga mawar memikat hati
Sekotak cokelat warna-warni
Karet pengaman kian melengkapi
Kesucian ditumbalkan syahwat berturuti

Demikian balada negeri
Tuhannya orang Romawi
Disakralkan oleh muda mudi
Akidah tergerus muruah ternodai

Kapitalis beraksi penguasa merestui
Keberlangsungan industri prioritas nomor wahid
Ghazwul fikr ditebar laksana peri
Membidik generasi muslim

Mereka berkeriau kebebasan
Melepaskan diri dari aturan Sang Pencipta
Berjaja cinta atas nama hak asasi manusia
Menggenggam erat tradisi jahiliah

Hedonistik mengerangkeng generasi
Hidup habis dibuat terbangai oleh delusi
Gajak insan kian terkikis
Termakan nafsu setan mengelabui

Mispersepsi tentang cinta hakiki
Kebuasan menyalurkan al-jinsi
Pupus sudah damba generasi Al-Fatih
Penaklukan Roma kian lama menanti

Demikian negeri beratmosfer kebatilan
Individu jauh dari ketaatan
Masyarakat abai dalam amar ma'ruf nahi munkar
Negara bungkam lenyapnya agama dari aturan kehidupan

Kini, ke mana kuharus berlari?
Kepada siapa kubagikan jeritan hati?
Mengadukan kondisi negeri muslim
Mengamalkan Islam secara picik dan sempit

1400 tahun lalu oleh seorang Lelaki Suci
Menjelang wafat berucap Yaa Ummatiy
Risau umatnya terjungkal dalam lembah batil
Tak pernah berjumpa namun ditangisi

Perjalanannya dalam menapaki kebenaran
Begitu terjal penuh bebatuan cadas
Diolok gila hingga nyawa terancam
Tak gentar barang sejengkal

Rintangan menjadi pelucut dalam berjuang
Berharap Islam kan tersebar hingga ke pelosok dunia
Menjangkau umatnya walau raga telah tiada
Agar membersamainya di negeri akhirat

Dari Lelaki Suci kita belajar memahami
Cinta hakiki tak terkungkung pada batas dimensi
Tak harus bertalian darah tuk mengasihi
Cukup akidah yang menjadi tali kasih

Demikian cinta hakiki
Menghantarkan ketaatan pada Sang Rabbi
Rindu perjumpaan pada sang Nabi
Rida atas seperangkat aturan Ilahi[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Dian Afianti Ilyas Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Edukasi Suami Terhadap Istri ketika Nusyuz Terjadi
Next
Pandemi Tetap Awet dengan Penanganan ala Kapitalisme
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram