Ada yang bilang negeriku ajaib,
Hebat dan megah
Tongkat, batu, dibuang jadi tumbuhan
Tapi mengapa si kaum papa bersedih
Derita nestapa tiada berkesudahan
Oleh. Mimi Muthmainnah
Pegiat Literasi
NarasiPost.Com-Jentera waktu terus berputar, tak ada yang kedua
Pergeseran era menembus ruang asa
Namun serpihan-serpihan gulana
Kian menyampah, tak kunjung reda
Negeriku kaya raya ataukah hanya fatamorgana
Dari minyak bumi, emas, batu bara,
kayu ulin, gaharu, cengkeh dan pala
Semua tersaji di alas rimba
Tapi mengapa hadir orok stunting
Budak-budak kurang gizi, tubuh kurus kering
Si bujang galau memamah pil ekstasi
Perempuan tua renta tak luput dari eksploitasi
Api naik menjulang, kesehatan tak lagi diindahkan, adab murid tergadai, kesyirikan diramaikan.
Manusia putih berkelana sesukanya, manusia hitam dalam kerangkeng
Perih nian menatap roda kehidupan
Ketika aturan orang-orangan dipancangkan
Ada yang bilang negeriku ajaib,
Hebat dan megah
Tongkat, batu, dibuang jadi tumbuhan
Tapi mengapa si kaum papa bersedih
Derita nestapa tiada berkesudahan
Orang-orangan pemuja berhala
Tak lelah menebarkan mantra-mantra
Jurus mesem-mesem raut merona
Tatkala meminang cinta si kaum papa
Orang-orangan berpesta ria
Menyambut kemenangan nista
Tak ada rasa welas asih, bahagia di atas derita si kaum papa
Tahun berganti baru, bukannya sejahtera, malah bertambah sengsara. []