Serpihan Derita

Serpihan derita

Denting kecaman, kutukan, dan ancaman hadir tanpa aksi nyata
Sementara telinga penjajah tak memahami bahasa manusia
Hati mereka mati tertimbun ambisi menguasai Palestina

Oleh. Afiyah Rasyad
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Triliunan kata beterbangan bebas tanpa makna
Asa diaduk dalam kubangan kezaliman yang tertata
Asap meliuk sepanjang detik tiada jeda
Membawa kabar kematian dalam serata genosida
Palestina kini tertimbun serpihan derita

Tanah Suci bumi para Nabi dirundung duka
Penjajah Yahudi merampas dan menyerang dengan membabi buta
Denting kecaman, kutukan, dan ancaman hadir tanpa aksi nyata
Sementara telinga penjajah tak memahami bahasa manusia
Hati mereka mati tertimbun ambisi menguasai Palestina

"Birruh, biddam, nafdika, yaa Aqsa"
Sederet kalimat azam mengangkasa dan memenuhi relung jiwa
Langkah kaki senantiasa terayun kokoh meski badan berpakaian luka
Konsekuensi keimanan menjadi selendang utama
Riak-riak keraguan menyingkir tanpa aba-aba

Kehilangan keluarga tercinta adalah hal biasa
Tak ada tempat bagi kepedihan untuk berkuasa
Rasa sedih datang lantas memupuk semangat baja
Lembaran episode masa depan dihadapi dengan suka cita
Hati lapang menjadi ciri utama insan bertakwa

Setiap desah napas melangitkan bait-bait doa
Setiap tetes keringat diazamkan dalam perjuangan nyata
Tak sedikit pun menadahkan tangan pada sesama manusia
Hati tak pernah terbelenggu oleh dunia yang fana
Jiwa senantiasa membimbing langkah keluar dari serpihan derita

Jiwa muslim Palestina seumpama Sholahuddin Al-Ayyubi yang gagah perkasa
Tak gentar meski musuh lebih banyak jumlahnya
Tak ciut walau senjata musuh paling canggih di dunia
Kemenangan Islam menjadi  tujuan utama
Tekad bulat membingkai semangat jihad terus bergelora di dalam dada

Tak ada sesal terlahir di Palestina
Kaum muslim berlomba menjadi insan paling mulia
Selendang takwa tak ditinggal meski sebentar saja
Di antara serpihan derita terus yakin Allah dan Rasul menjadi pembela
Mati syahid atau hidup mulia terukir saat berkhalwat dengan Sang Pencipta
Serpihan derita akan menjadi saksi kesungguhan mereka

"Birruh, biddam, nafdika, ya Aqsa"
Serata kata yang terus berdansa di antara semangat baja
Komitmen tinggi melenyapkan penjajahan dan terbebas dari serpihan derita
Menjaga Tanah Suci dengan sepenuh jiwa
Tanah kaum muslim di seluruh dunia []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Penulis Inti NarasiPost.Com
Afiyah Rasyad Penulis Inti NarasiPost.Com dan penulis buku Solitude
Previous
Penembakan Massal Kembali Terjadi, Sekularisme Biangnya
Next
Impor Beras di Negeri Mayoritas Petani, Negara Belum Serius Mencari Solusi
4.5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

12 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Arum indah
Arum indah
10 months ago

Wah. Mantul

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
Reply to  Arum indah
9 months ago

La hawla wala quwwata illa billah
Jazakillah khoyron katsiron, Mbak

Nirwana Sadili
Nirwana Sadili
10 months ago

Maasyaaallah tabarokallah isi hati yang mungkin berkecamuk di dalam hati semua kaum muslimin yang mencintai palestina

"Biru, biddam. Nafdika ya Aqsa"

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
Reply to  Nirwana Sadili
9 months ago

Birruh, biddam, nafdika, Ya Aqsa
Inggih, Mbak. Rindu akan pembebasan oleh seorang pemimpin umat

Mahganipatra
Mahganipatra
10 months ago

Barakallah cikgu....

Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
10 months ago

MasyaAllah, aku padamu pejuang Palestina dan Yaman, aku padamu para pembela agama Allah, dan aku padamu mbk afiyah penulis ini.

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
Reply to  Hanimatul Umah
9 months ago

La hawla wala quwwata illa billah
Jazakillah khoyron katsiron, Mbak

Sartinah
Sartinah
10 months ago

Masyaallah, sang maestro sastra. Geramnya aku menyaksikan genosida di Palestine oleh Zionis, tetapi sangat terpukau dengan keimanan kaum muslim Palestina. Barakllah mbak Afi

Firda Umayah
Firda Umayah
10 months ago

Allahu Rabbi, sallim ikhwanana fii falestin. Aamiin

Wd Mila
Wd Mila
10 months ago

MasyaaAllah.. puisinya bikin hati membara, namun sedih. Pokoknya bercampur aduk, antara marah pada mereka pandai mengecam tanpa aksi nyata, padahal mereka adalah penguasa muslim yang mampu memberi bantuan militer..dan sedih karena tidak bisa membantu Palestina,,,

Ragil
Ragil
10 months ago

MasyaAllah mbak ⁨Afiyah Rasyad lihai benar mengaduk-aduk perasaanku
Palestina adalah kombinasi antara genosida, keserakahan Zionis, kemuliaan muslim Palestina, dan semangat juang yang tiada habisnya.
Melihat tentara Israel menjarah harta penduduk Palestina, jadi makin yakin kalau mereka bukan manusia.

Mahyra senja
Mahyra senja
10 months ago

Ini genre puisi ya mba

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram