Wasathiyyah meniti jalan tengah menjadikan insan pongah.
Menuntun langkah menguasai jagat raya agar searah.
Menyucikan Al-Khaliq dalam tempat-tempat ibadah .
Menepis syariat berbalut al-huriyyah
Oleh. Wening Cahyani
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasIPost.Com-Menyeringai pengusung wasathiyyah
Membusungkan dada penuh gemuruh pemanggul ide jalan tengah
Mengalir mengalun perlahan merasuki benak umat tanpa lelah
Membungkusnya dengan selaksa makna dan berbagai istilah
Selendang feminisme melingkari para wanodya
Menyejajarkan diri dalam senarai kiprah tiada terhingga
Menaklukkan para pria merasa diri telah perkasa
Menyisihkan ad-din di teras penyembahan sebatas ritual saja
Wasathiyyah menyelimuti jiwa pemuja budaya
Status quo pemilik tradisi merasa jemawa
Olah karya akal mendarah daging menyusuri setiap aliran napasnya
Mengunggulkan hawa berkuasa seolah tahu segalanya
Wasathiyyah laksana Al-Hakim dalam kancah persengketaan
Kegaduhan akibat keberanekaragaman penciptaan
Menyeret akal pada kebijakan yang tidak menyentuh kebijksanaan
Kepada Sang Pemilik alam semesta bertingkah polah mengabaikan
Wasathiyyah meniti jalan tengah menjadikan insan pongah
Menuntun langkah menguasai jagat raya agar searah
Menyucikan Al-Khaliq dalam tempat-tempat ibadah
Menepis syariat berbalut al-huriyyah
Sejatinya insan, pun akalnya tak patut meninggikan diri
Kelemahan kekurangan keterbatasan senantiasa menaungi
Tiada layak mencari solusi lepas dari panduan Ilahi Rabbi
Tiada akan pernah mampu memahami hakikat yang diingini
Wasathiyyah tak pantas menengahi jiwa-jiwa bergolak
Sungguh, kehancuran akan menimpa manakala berulah para ahmak
Kedangkalan mereka mencerna kehendak Sang Kuasa yang Mahabijak
Menyusun bulir-bulir pemikiran membentuk tata nilai yang rusak
Ketundukan hati kepada Ilahi suburkan dalam dada
Memupuk akar keimanan dalam kalbu agar tiada hampa
Kesempurnaan hak tunggal milik Rabb pencipta alam semesta
Kalam-Nyalah yang mencelup jiwa-jiwa lemah tiada berdaya
Insan nan lemah menapaki relung-relung kehidupan bersama titah-Nya
Mengabdi sepenuh hati jiwa dan raga tiada pernah menyekutukan-Nya
Rasa khauf menggelora mengemis ampunan dan kasih sayang-Nya
Wasathiyyah takkan lagi bersemayam di jiwa walau surga kata mereka, namun pada hakikatnya neraka di baliknya
Klaten, 20 Januari 2022[]