Air terus membumbung tinggi
Membawa ranting-ranting kayu hanyut berserakan
Menghempaskan apa saja yang dilewatinya
Seakan ia tak peduli terus membinasakan
Oleh. Misnawati
NarasiPost.Com-Pagi itu kudengar kabar berita
Kotaku diterjang banjir bandang
Tiba-tiba air meluapkan kemarahannya
Gemuruh air berkecamuk meninggalkan duka
Air terus membumbung tinggi
Membawa ranting-ranting kayu hanyut berserakan
Menghempaskan apa saja yang dilewatinya
Seakan ia tak peduli terus membinasakan
Rumah- rumah roboh tenggelam
Kampung menjadi tanah rata
Hewan-hewan ternak menjadi bangkai
Kebun, sawah, ladang rusak porak poranda
Hari itu sungguh mencekam, mendebarkan
Lolongan pilu menyayat hati
Orang tua kehilangan anak-anaknya
Anak-anak seketika menjadi yatim piatu, sungguh memedihkan
Akibat keserakahan juga gensi
Meninggalkan aturan illahi
Aturan syariat dianggap basi
Tak takut hukuman menimpa diri
Akibat dosa tangan-tangan durjana
Menebang hutan tak kira-kira
Kini sang Pemilik-Nya murka
Manusia seantero menuai bencana[]
Masyaallah tabarakallah puisi pemikat pelecut semangat yang akhirnya mengantarkannya menoreh banyak karya.
Artinya jangan pernah sekalipun anggap remeh sebuah kata atau tulisan. Ia bisa menjadi motivasi yg luar biasa bagi seorang pembelajar.
Jazakillah khairan Ibu Pemred yang telah memantiknya sehingga mendulang prestasi di beberapa event puisi.