Ketika Banjir Melanda

Air terus membumbung tinggi 
Membawa ranting-ranting kayu hanyut berserakan
Menghempaskan apa saja yang dilewatinya
Seakan ia tak peduli terus membinasakan 

Oleh. Misnawati 

NarasiPost.Com-Pagi itu kudengar kabar berita
Kotaku diterjang banjir bandang
Tiba-tiba air meluapkan kemarahannya
Gemuruh air berkecamuk meninggalkan duka

Air terus membumbung tinggi 
Membawa ranting-ranting kayu hanyut berserakan
Menghempaskan apa saja yang dilewatinya
Seakan ia tak peduli terus membinasakan 

Rumah- rumah roboh tenggelam 
Kampung menjadi tanah rata
Hewan-hewan ternak menjadi bangkai
Kebun, sawah, ladang rusak porak poranda 

Hari itu sungguh mencekam, mendebarkan
Lolongan pilu menyayat hati
Orang tua kehilangan anak-anaknya
Anak-anak seketika menjadi yatim piatu, sungguh memedihkan

Akibat keserakahan juga gensi
Meninggalkan aturan illahi
Aturan syariat dianggap basi 
Tak takut hukuman menimpa diri

Akibat dosa tangan-tangan durjana 
Menebang hutan tak kira-kira
Kini sang Pemilik-Nya murka 
Manusia seantero menuai bencana[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Bunga Padi Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Sekularisme Menyandera Jiwa Pemuda
Next
Boneka dalam Pandangan Islam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mimy Muthmainnah
Mimy Muthmainnah
1 year ago

Masyaallah tabarakallah puisi pemikat pelecut semangat yang akhirnya mengantarkannya menoreh banyak karya.

Artinya jangan pernah sekalipun anggap remeh sebuah kata atau tulisan. Ia bisa menjadi motivasi yg luar biasa bagi seorang pembelajar.

Jazakillah khairan Ibu Pemred yang telah memantiknya sehingga mendulang prestasi di beberapa event puisi.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram