Cerita Sebuah Negeri

Sudahlah akhiri saja.
Hidup bagai makan buah simalakama.
Siapa yang mampu bertahan di tengah himpitan banyaknya kebutuhan.
Kecuali hanya mereka yang banyak uang
.

Oleh.Triana

NarasiPost.Com-Alkisah tersebutlah sebuah negeri
Penguasa terpilih dari kardus berkunci besi
Rakyat bersorak karena puas telah berpartisipasi
Sebuah nama kini telah bertahta sebagai pemimpin negeri

Harapan kehidupan yang lebih baik menjadi mimpi
Kemakmuran, kesejahteraan menjadi asa yang begitu tinggi
Rakyat diselimuti euforia sebuah perubahan
Yang besar keinginannya menjadi kenyataan

Ribuan kalimat sakti kini menanti janji
Katanya stop impor!
Tapi nyatanya hampir semua merk tak ada nama pribumi
Tak ada ampun bagi koruptor!
Namun hotel prodeo kian sepi setelah ada remisi

Tak boleh rangkap jabatan bagi pegawai negeri
Namun ternyata undang-undangnya diganti
Seribu lapangan pekerjaan untuk anak negeri
Nyatanya TKA China yang menguasai

Semua yang berbau islami tak diberi tempat
Apalagi sampai membawa isu politik
Jika ada yang menyuarakan, akan dilabeli pengkhianat
Meskipun pada faktanya hanya ingin menjadikan negeri ini lebih baik

Para ulama yang lurus dianggap musuh negara
Pembunuhan nyawa dan karakter menjadi sebuah senjata baginya
Besar keinginan agar mereka tak bersuara, saat kezaliman penguasa merajalela
Namun, bersyukur, para ulama tetap kokoh melihat kebenaran di depan mata

Suatu ketika datanglah wabah
Namun anehnya penguasa menganggapnya bukan sesuatu yang wah
Bahkan malah dianggap sebagai lelucon belaka
Hingga pada akhirnya banyak nyawa bergelimpangan karenanya
Beragam nama dibuat untuk menanggulangi pandemi
Nyatanya rakyat di-lock lalu ditinggal pergi
Rakyat harus mengais rezeki mandiri
Silahkan rakyat memilih sendiri
Mati terpapar
Atau
Karena lapar

Sudahlah akhiri saja semua
Hidup bagai makan buah simalakama
Siapa yang mampu bertahan di tengah himpitan banyaknya kebutuhan
Kecuali hanya mereka yang banyak uang

Hidup sejahtera hanya slogan
Penguasa hanya sibuk dengan urusan perut dan koleganya
Rakyat bukan urusan yang diutamakan
Jadi berharap pada mereka hanyalah sia-sia saja

Secercah harapan itu masih ada
Sekelompok orang tengah sibuk berjuang meninggikan dinnullah
Merekalah harapan rakyat yang sesungguhnya
Tak ada lagi hasrat dunia
Yang dikejar, bagaimana agar umat sadar dan menjadi agen pengubah semesta

Politik menjadi alat perjuangannya
Islam dijadikan sebagai ideologi untuk menggerakkannya
Bukan kursi kekuasaan yang ingin diraihnya
Melainkan agar seluruh syariat-Nya terterapkan
Inilah yang akan menyelamatkan kehidupan

Tiada Islam tanpa syariah
Tiada syariah tanpa daulah
Tiada daulah tanpa khilafah[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Triana Depe Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Marriagephobia dalam Fenomena Spirit Doll
Next
Refleksi Krisis Kazakhstan: Cegah “The ‘Stan’ Spring” dengan Perjuangan Hakiki
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram