Kejutan di Awal Tahun

Kematian selalu mengintai kapan dan dimanaun kita berada. Tidak mengenal tua atau muda.Firman-Nya :
"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”.
(QS Ali Imran : 14)


Oleh : Ummu Safa

NarasiPost.Com-Sudah beberapa hari hujan mengguyur kota Sydney. Padahal, saat ini sedang musim panas di Negeri Kangguru. Summer serasa spring. Alhamdulillah, teriknya matahari tidak kami rasakan sepanas tahun lalu. Subhanallah, Allah Maha Membolak-balikkan cuaca.

Semalam adalah malam pergantian tahun 2020 menuju 2021. Orang-orang biasanya berkumpul di pusat kota untuk menyaksikan fireworks spectacular yang digelar setiap tahun di Harbour Bridge. Kali ini tempat itu sepi dari kerumunan massa. Pemerintah menetapkan bahwa tidak boleh ada orang yang berkeliaran pada malam pergantian tahun itu.

Di sudut kota Sydney, selepas sholat Subuh, Saliha, seorang wanita berdarah Sunda mendapat pesan singkat di WA-nya.

“Neng, kalau sudah bangun, segera telepon Bapak!”

Begitu bunyi pesan Bapaknya. Perasaannya bercampur aduk. Ia bergegas menelepon untuk segera memenuhi rasa ingin tahunya.

“Assalamu’alaikum, Pak. Bapak sehat?” Itu percakapan pertama yang keluar dari bibirnya.

“Alhamdulillah, Bapak sehat, Neng. Tapi Ibumu…" Sejenak Bapak terdiam.

“Ibu kenapa, Pak?” tanya Saliha cemas!

"Ibumu… Ibumu telah berpulang kepada Rabbnya,” isak Bapak di seberang sana. 

"Innalillahi wainnailaihi roji’uun, Ibuuuu?!"

Meledaklah tangis Saliha di telepon. Tak kuasa menahan kabar yang mengguncang jiwa, tubuh Saliha terjatuh lunglai di kamarnya.

Saat sadar, Saliha sudah dikelilingi orang-orang yang tercinta. Ia terlihat sangat terguncang. Suami dan anak-anaknya berusaha menghibur. Kehilangan seseorang yang sangat dicintai merupakan kepedihan yang mendalam. Saat itu, Saliha tidak bisa berbuat apa-apa, selain ikhlas menerima semua suratan yang telah Allah gariskan untuknya.

Saliha adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah lama ikut suami di Negeri Kangguru. Ia adalah seorang ibu muda dari dua orang anak yang semuanya lahir di Sydney.
Biasanya, setahun atau dua tahun sekali ia dan keluarganya pulang ke Indonesia untuk melepas rindu dengan orang tua dan sanak family di sana.

Belum lama berselang, masih di tahun 2020, Saliha dan keluarganya berkunjung ke kampung halaman. Tidak ada tanda-tanda dari ibu atau bapaknya kalau mereka sedang sakit. Malah untuk usia lanjut, orang tuanya terbilang sehat. Tetapi rupanya waktu yang telah Allah tetapkan untuk ibunya sudah berakhir.

Satu hal yang membuat wanita itu bersedih adalah ia tidak bisa pulang ke Indonesia dalam waktu dekat. Peraturan covid yang dikeluarkan oleh pemerintah begitu ketat. Tidak semua orang diizinkan untuk travelling overseas tanpa reason yang tepat. Belum lagi cost yang harus ditanggung sendiri selama masa karantina setelah kembali dari tanah air. Semua harus dikeluarkan dengan biaya yang fantastis.

Selain itu, resiko yang harus diambil begitu riskan saat pandemi masih berlanjut. Suami dan beberapa temannya menyarankan solusi yang terbaik untuknya. Akhirnya dengan berat hati, Saliha harus merelakan diri tidak pulang untuk melihat wajah ibunda yang terakhir kali.

Prosesi mulai dari pemandian jenazah, takziah sampai pemakaman ia saksikan secara langsung via video call.

Meski bermandi air mata, Saliha menyaksikan semua itu dengan hati yang tabah. Ia bersyukur mempunyai seorang ibu yang berhati mulia. Kata bapak, ibunya memang tidak sakit.  Beliau meninggal selepas salat  Isya. Waktu itu, ia sedang tertidur. Karenanya, saat sakaratul maut menjemput, tidak ada seorang pun yang tahu

Saliha kini hanya bisa mengirim doa sebagai wujud baktinya kepada sang ibu, memohon ampunan untuknya, dan menunaikan janjinya sebagai anak. Dengan ikhlas, ia menerima qadha yang sudah ditetapkan oleh Allah sebagai kejutan di awal tahun 2021 untuknya.[]


Photo : Google Source

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Ummu Safa Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Harga Sebuah Nyawa
Next
Bolu Pisang Coklat Tanpa Takaran
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram