Harga Sebuah Nyawa

Nyawa seperti tak punya harga
Harga nyawa amatlah murah
Bahkan, tak punya nilai secuil pun di mata manusia


Oleh: Choirin Fitri

NarasiPost.Com-Jasad terbujur kaku
Di bawah bayang tangis pilu

Tak ada salah
Tak pula dosa
Nyawa teregang hanya demi pemuas nafsu belaka

Suami bunuh istrinya
Istri bunuh suaminya
Ibu bunuh anaknya
Anak bunuh orang tuanya
Menjadi buah bibir dalam berbagai pembicaraan

Hilang nyawa karena utang ala kadarnya
Nyawa melayang tersebab kebengisan penguasa
Nyawa terbang sebab tak kuasa membela
Menjadi headline di berbagai media

Bunuh membunuh seakan menjadi tradisi
Kebiasaan biadab tak mau dihindari
Dalam sistem sekuler ini

Nyawa seperti tak punya harga
Harga nyawa amatlah murah
Bahkan, tak punya nilai secuil pun di mata manusia

Padahal….
Allah Sang Pencipta menjadikan manusia berharga
Dalam surat cinta-Nya Al-Maidah tiga dua
Melayang satu nyawa manusia
Sama dengan membunuh seluruh
manusia

Namun,
Sistem kapitalis pembawa bencana
Karena nyawa hanya dinilai rupiah
dengan harga yang pantas
Nyawa siap dilayangkan tanpa hak
Siapa yang kuasa, ia berhak mencabut nyawa

Padahal,
Bagi Allah, nyawa muslim sangat berharga
Bagi-Nya kehancuran dunia dan seisinya
Lebih ringan dibanding pembunuhan  muslim dengan sengaja
Apakah engkau tahu hal ini?

Tapi, lihatlah
Saat ini sekularisme kapitalisme telah meraja
Nyawa manusia tak punya harga
Hilang nyawa adalah hal biasa
Bahkan, ucapan belasungkawa pun tak layak ada

Allah….
Hidup di negeri macam apakah kami ini?
Yang tak pernah menghargai tiap hembusan nyawa para penghuninya

Allah…
Di manakah negeri yang menilai nyawa kami berharga?
Sebagaimana Engkau memberi penghargaan pada setiap nyawa

Sebuah jawaban mengalun merdu
Kucoba untuk menajamkan telingaku
Agar tak luput satu pun dari pendengaranku

Mereka bicara terang benderang,  Dalam Khilafahlah nyawa dihargai tinggi
Nyawa terlindungi dengan jaminan pasti
Nyawa dijaga dengan sistem sanksi

Hukum qishosh ditegakkan
Nyawa dibalas dengan nyawa
Agar manusia tak lagi membunuh tanpa hak

Namun, saat ini sistem mulia itu belumlah tegak
Butuh uluran raga tuk berjuang tanpa mengelak
Meski nyawa menjadi taruhan kelak
Namun, pastikan nyawa melayang karena menegakkan yang hak

Siapkah diri kita berjuang bersama?
Siapkah kita menegakkan Khilafah?
Siapkah kita menyumbangkan nyawa demi tegaknya Islam Kaffah?[]


Photo : Google Source

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Choirin Fitri Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Muslimah Merindu Surga
Next
Kejutan di Awal Tahun
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram