Sehidup Sesurga

Sehidup Sesurga

Begitu luar biasanya Islam mengajarkan kita untuk total dalam mengerjakan sesuatu, bahkan urusan cinta. Suami atau istri yang mencintai pasangannya maka jangan hanya berorientasi dunia, tapi haruslah menjadikan surga sebagai cita-cita tertinggi bagi kehidupan cinta mereka.

Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor Narasi Post.Com)

NarasiPost.Com-Kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan ungkapan cinta "sehidup semati", bahkan mungkin sudah menjadi idiom orang zaman dulu untuk mengungkapkan ketulusan cinta atau hanya rayuan gombal semata. Mungkin sebagian kita menganggap ungkapan ini adalah batas tertinggi kesetiaan dan ketulusan cinta. Mencintai pasangan sampai maut memisahkan. Jiwa mana yang tak tergoda?

Akan tetapi, jika kita berpikir ulang terkait ungkapan ini, akan kita dapati bahwa ikrar cinta ini tidaklah tulus dan tidak totalitas, karena hanya sebatas duniawi semata, cintanya hanya sampai di dunia saja. Padahal jika benar cinta itu murni dan tulus, mencintai haruslah sampai kehidupan setelah kematian, yaitu akhirat. Maka sebagai seorang yang beriman mencintai pasangan, suami atau istri, juga anak-anak dan keluarga, haruslah disertai dengan keinginan menyejahterakan dan membahagiakan selamanya, tak hanya di dunia dengan berusaha menggapai baiti jannati, namun juga sampai di akhirat dengan sekeluarga masuk surga. Maka dari sinilah kita mengenal ungkapan indah cinta seorang mukmin, "cinta sehidup sesurga".

Begitu luar biasanya Islam mengajarkan kita untuk total dalam mengerjakan sesuatu, bahkan urusan cinta. Suami atau istri yang mencintai pasangannya maka jangan hanya berorientasi dunia, tapi haruslah menjadikan surga sebagai cita-cita tertinggi bagi kehidupan cinta mereka. Karena suami istri yang disatukan dalam bahtera rumah tangga yang dibangun atas dasar iman kepada Allah, maka Allah menjanjikan kepada mereka surga. Mereka akan disatukan lagi oleh Allah di dalam kenikmatan surga bersama anak-cucu mereka. Bahkan garis keturunan ini tak hanya ke bawah namun juga ke atas, yaitu bapak-bapak moyang mereka.

Bisa reuni sekeluarga di surga haruslah menjadi cita-cita bagi setiap keluarga muslim. Berkumpul kembali dan berbahagia sekeluarga di tempat yang hanya bisa didengar keindahannya, semestinya menjadi dambaan setiap jiwa yang beriman. Akan tetapi, untuk menggapainya haruslah dipersiapkan sedini mungkin sejak berada di dunia ini. Tiap-tiap pasangan atau keluarga yang saling mencintai haruslah mempunyai impian agung ini.

Harus dipahami, bahwa cita-cita sehidup sesurga tidaklah semudah mengungkapkannya. Dibutuhkan kerja keras, mengupayakan dengan kesungguhan dan mengerahkan segenap kemampuan, kerja sama yang apik antara anggota keluarga, juga pemikiran yang sefrekuensi dalam mewujudkan visi misinya. Kekuatan cinta yang ditopang oleh fondasi keimanan yang kokoh, akan melahirkan cita-cita nan agung pula.

Kekuatan iman inilah yang akan membentengi cinta suami istri dan anak-anaknya dari angin ribut godaan rumah tangga. Tanpa landasan iman yang kuat, akan mustahil keluarga bisa kembali bertemu di akhirat kelak. Tanpa itu, maka cita-cita sehidup sesurga hanya akan menjadi angan belaka. Betapa contohnya di dalam Al-Qur'an sangatlah banyak, sebutlah Nabi Nuh dengan istri dan putranya yang terpisah karena menentang dakwahnya. Nabi Luth dan istrinya yang mendukung perbuatan liwath kaumnya, dan jangan lupakan Fir'aun yang tak lagi bisa bertemu di akhirat dengan istrinya yang salihah, Asiyah.

Adapun kunci-kunci mewujudkan sehidup sesurga tak bisa lepas dari tiga hal berikut,

Pertama, Iman. Sebagaimana firman Allah dalam surah At-Thur ayat 21, “Dan bagi orang-orang beriman, berserta anak cucunya yang mengikuti mereka dalam keimanan. Kami pertemukan lagi mereka di dalam surga, dan kami tidak mengurangi sedikit pun pahala kebajikan mereka.

Dalam ayat ini Allah menyatakan, hanyalah orang-orang beriman yang dapat memasuki surga. Bersama suami, istri, anak-anak, cucu, orang tua, kakek nenek mereka. Dan bagi mereka yang tidak beriman, tidak akan pernah bisa memasuki surga meskipun satu keluarga. Iman adalah kunci yang fundamental. Tanpa iman, surga hanyalah khayalan. Maka yang harus dilakukan adalah menjadi orang yang beriman kepada rukun iman yang enam. Mengimani hal-hal yang gaib, yaitu mengimani Allah, malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari akhir dan ketetapan Allah baik ketetapan yang baik maupun buruk.

Juga, ia harus mendidik semua anggota keluarganya agar istikamah menjalani konsekuensi keimanan, karena iman tak hanya meyakini dalam hati semata, namun juga ucapan dan perbuatan haruslah mengaplikasikan apa yang diyakininya. Dan sungguh iman pun harus dijaga, dirawat, dan dipelihara. Iman tak bisa dibiarkan begitu saja, karena iman rentan terpuruk dan jatuh oleh godaan-godaan dunia yang tiada hentinya.

Kedua, saleh. Dalam surah Ghafir ayat 8 Allah berfirman, “Ya Rabb kami, masukanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang saleh di antara orang tua mereka, istri-istri dan anak keturunan mereka. Sungguh Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan, bahwa hanyalah orang-orang saleh dalam keluarga itu yang akan ikut masuk ke dalam surga. Menjadi pribadi saleh itu wajib, karena ia menjadi hamba yang mengetahui hak penciptanya yaitu penyembahan yang tulus dan benar. Akan tetapi selain saleh ia juga harus menjadi muslih yaitu orang saleh yang mengajak kepada perbaikan kehidupan yang rusak menjadi yang lebih baik. Selain yang saleh dan muslih tersebut, maka tidak akan bisa ikut berkumpul dengan keluarga di surga.

Haruslah seorang yang menginginkan surga untuk terus memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang saleh menunjukkan kualitas pribadi yang beriman, tunduk dan taat kepada Allah, baik dalam ucapan, tindakan, harapan, hingga keputusan, serta pilihan dalam kehidupan. Selain itu juga terus meningkatkan kualitas diri menjadi pribadi muslih dengan mendidik semua anggota keluarga agar menjadi pribadi yang saleh dan muslih pula. Hingga tak ada lagi anggota keluarga yang fasik atau kafir, karena itu akan menghalangi mereka untuk berkumpul bersama di surga.

Ketiga, Sabar. Dalam surah Ar-Ra’du ayat 23 – 24, Allah berfirman,“(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, dengan mengucapkan, ‘Salamun ‘alaikum bima shabartum’ (keselamatan bagi kalian atas kesabaran kalian). Maka betapa baiknya tempat kesudahan itu."

Para malaikat mengucapkan, “keselamatan bagi kalian, sebab kesabaran kalian”, adalah tanda bahwa hanya mereka yang sabar yang dapat masuk surga. Yaitu mereka yang selalu bersabar menapaki jalan iman. Mereka yang senantiasa sabar dalam setiap ketaatan meski dalam keadaan berat, sabar menjauhi kemaksiatan, serta sabar dalam menghadapi segala ketentuan Allah. Dengan kesabaran inilah mereka layak mendapatkan surga dengan segala kenikmatannya. Namun, ia pun harus mendidik suami, istri dan setiap anggota keluarga agar menjadi pribadi yang senantiasa sabar, agar dilayakkan oleh Allah memasuki surga-Nya kelak.

Inilah cinta abadi. Cinta yang tak selesai ketika maut memisahkan. Inilah cinta yang hakiki, yang menjadikan kebahagiaan ukhrawi menjadi orientasi. Cinta sehidup sesurga, cinta ketika hidup di dunia hingga dihidupkan kembali dan berkumpul bahagia di surga. Mari perbarui ikrar cinta kita.

Wallahu a'lam

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Bursa Kripto Diluncurkan, Akankah Menjadi Investasi Masa Depan?
Next
Gejolak Jiwa
4 3 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

8 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

alhamdulillah... syukron mbak penjelasannya..

Mimi muthmainnah
Mimi muthmainnah
1 year ago

Masyaallah tabarakallah
Semoga selalu diberikan pasangan dan kluarga sevisi semisi sehidup dunia dan sesurga. Aamiin

Sherly
Sherly
1 year ago

Jika cinta hanya karena Allah, akan terasa lebih indah. Karena Allah akan menjaga dari hal-hal yang tak diinginkan. Yuk, kita terus up grade kualitas cinta kita pada pasangan sehidup sesurga..

"Hanya karena Allah.."

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Sehidup sesurga akan terwujud ketika kedua pasangan memiliki visi dan misi yang sama. Lain ceritanya, ketika hanya salah satu pasangan yang memahami itu, sungguh berat ujian yang dihadapinya..

Nay Beiskara
Nay Beiskara
1 year ago

Sehidup sesurga... Inilah visi dan misi keluarga yang harus dibangun setiap muslim. Semoga keluarga kita yang menjadi salah satu penghuni surga. Aamiin

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Masyaallah, naskahnya keren. Semoga kita pun dikumpulkan dengan orang-orang yang kita cintai. Bukan cuma sehidup saja atau sehidup semati, tapi sehidup sesurga. Barakallah ...

Firda Umayah
Firda Umayah
1 year ago

MasyaAllah. Semoga diri ini kelak bisa berjumpa di surga Allah bersama orang-orang tercinta. Aamiin

Hanum Hanindita
Hanum Hanindita
1 year ago

Cinta yang dilandasi iman dan takwa, dimana surga menjadi tujuan.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram