Menyiapkan Generasi Tangguh di Era Digital


Reportase

Oleh: Najla Syahla

NarasiPost.com - Event ke-7 Narasi Post telah terselenggara tadi malam, Ahad 21 Maret 2021 pada pukul 19.00 - 21.00 WIB. Acara bincang mesra ini, mengambil tema "Menyiapkan Generasi Tangguh di Era Digital" dengan narasumber yang tidak asing lagi, pakarnya parenting yaitu Ustadzah Yanti Tanjung.

Acara dipandu oleh bu Didi Diah, yang tidak kalah kerennya. Seorang ibu single parent, yang juga pengajar, dan kontributor tetap Narasi Post. Agar mendapat keberkahan, Narasi Post mengawali acara dengan pembacaan ayat suci Al Quran. Lantunan ayat-ayat suci, terdengar merdu dan fasih oleh ukhti Ana Nazahah. Penulis, yang merupakan kontributor tetap dari Narasi Post juga.

Tidak ketinggalan selayang pandang Narasi Post, disampaikan dengan berupa video. MasyaAllah, dengan perkembangannya, Narasi Post konsisten menjadi media terdepan untuk menyuarakan Islam. Bertambahnya personil, menguatkan tubuh NP, dimulai dari tiga orang menjadi enam orang, dan sekarang menjadi sebelas orang.

Menginjak ke acara inti, ustadzah Yanti Tanjung memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan. Sebagai survei kecil-kecilan, untuk mengetahui apakah para peserta banyak yang mengharapkan anaknya menjadi generasi tangguh. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diantaranya: dengan adanya pandemi, apakah ada diantara ibu-ibu yang ingin anaknya menjadi dokter?, menjadi hafidz quran?, atau menjadi syuhada? Ternyata dari hasil survei tersebut didapatkan bahwa tidak semua ibu yang menginginkan anaknya menjadi dokter. Tapi untuk menjadi hafidz quran dan syuhada hampir semua peserta menjawab ya.

Selanjutnya barulah ustadzah Yanti Tanjung, memaparkan materi yang terkait dengan tema. Diawali dengan pemaparan tentang siapa generasi digital itu, bagaimana karakternya dan juga apa ciri dari generasi digital. Dikatakan generasi digital adalah generasi yang lahir pada zaman digital dan berinteraksi dengan alat digital pada usia dini. Yaitu yang lahir setelah tahun 1990 atau setelah tahun 2000.

Para generasi digital, akan memiliki ketergantungan yang besar terhadap gadget. Maka sinyal dan kuota menjadi kebutuhan pokok mereka. Sebenarnya, ada beberapa dampak digital pada anak yang cenderung buruk. Yaitu, memudahkan tapi berpotensi melemahkan, cepat merasa puas dengan informasi yang didapat, berinteraksi dengan banyak orang tapi dangkal, akan mengalami penurunan fokus, serta menjadi malas menulis dan membaca.

Ustadzah juga menyampaikan bahwa anak dengan tahapan usia yang berbeda, memiliki potensi yang berbeda pula. Sehingga dalam menyikapi era digital ini, orangtua menjadikan tantangan, dan menjadikan digital hanya sebagai sarana dalam pembelajaran dan mendidik anak.

Maka dari itu, dibutuhkan strategi dalam mendidik anak. Memahami konsep pendidikan Islam, menguasai metode belajar, kreatif dalam memilih uslub dalam belajar, ketepatan dalam memilih sarana belajar, terakhir pendidikan berbasis akidah menjadi pilihan andalan.

"Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu (Ali bin Abi Thalib). Terkait perkataan Ali, ustadzah mencoba menjelaskan tentang beberapa zaman yang telah dilalui, yang sedang terjadi dan akan dilalui. Hal ini sesuai hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad. Dengan begitu, sebagai orangtua harus tahu zaman apa yang akan dilalui oleh anak-anak kita.

Zaman kegemilangan Islam, yaitu Khilafah 'ala Minhaj Nubuwwah. Para pengisi nya adalah anak-anak kita, sehingga para orangtua harus menyiapkannya. Hal ini, berkaitan dengan pertanyaan di awal, para orangtua harus menyiapkan generasi menjadi para syuhada.

Generasi itu adalah generasi tangguh, generasi pemimpin atau generasi khairu umah. Generasi yang memiliki kepribadian Islam, yaitu memiliki pola pikir Islam dan pola sikap Islam. Sehingga, menjadikan Islam sebagai satu-satunya solusi dalam segala permasalahannya.

Menjadikan generasi tangguh tidaklah mudah. Harus berangkat dari orangtua yang tangguh, terutama ibu. Untuk itu, ibu harus memiliki visi, berkepribadian Islam yang tangguh kaya akan tsaqofah Islam, menguasai konsep dan metode pendidikan Islam, kreatif dengan segudang ide yang solutif, berjiwa pemimpin, sabar dan ulet, serta memiliki pengorbanan yang tinggi.

Di penghujung pemaparan materi, ustadzah menyampaikan dalil tentang berkumpul di surga. Yang diperuntukkan bagi orang-orang yang saleh. Mereka berkumpul dengan keluarganya di surga 'Adn. Semoga kita termasuk di dalamnya, Aamiin.

Acara di lanjut ke sesi tanya jawab. Peserta yang berjumlah 106, sangat antusias. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh para peserta. Namun, tidak semua dijawab karena keterbatasan waktu. Dengan adil, moderator memilih pertanyaan dua orang secara acak dari masing-masing cara, melalui raisehand, chat dan chat youtube.

Satu pertanyaan yang membuat peserta merasa terciduk. Apakah tidak terlambat, ketika anak kadung dididik dengan pola pendidikan yang salah. Jawabannya dari ustadzah sangat menohok para peserta. Allah Maha Pengasih kepada setiap hamba-Nya, maka lakukanlah pentaubatan para orangtua. Jangan merasa kita tidak punya dosa, padahal setiap hari banyak dosa yang dilakukan. Maka dengan pentaubatan, Allah akan memberikan Kemurahan-Nya, dengan memudahkan anak untuk menjadi generasi yang saleh. Aaamiin.

Acara diakhiri dengan do'a yang dibacakan oleh saudari Nurjamilah. Ucapan terima kasih dari Pimred, disampaikan oleh bu Andrea Ausie. Dan pengumuman challenge ke-3 yang masih berlaku sampai 8 April, ditunggu naskah terbaik dalam tiga kategori, opini, true story dan video.

Berkhirlah acara event ke-7, para peserta seakan tidak ingin keluar dari ruang zoom. Kemesraan semakin terasa oleh para kontributor NP. Semoga kemesraan ini, bukan hanya di dunia tetapi di akhirat kelak. Betapa bahagia, menjadi salah satu peserta yang menyaksikan acara ini. InsyaAllah, ilmu yang didapat akan diterapkan. Walau tidak sempurna, yang pasti dilalui dengan kesabaran.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Jelang Panen Raya, Kok Malah Impor Beras?
Next
Bincang Mesra Bersama Ustazah Yanti Tanjung: Menyiapkan Generasi Tangguh di Era Digital
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram