"Barang siapa berteman dengan penjual minyak wangi, maka bisa mendapatkan bau wanginya. Sedangkan barang siapa yang berteman dengan pandai besi, maka bisa mencium baunya yang tidak sedap dan bisa membakar pakaiannya" (HR. Muslim).
Oleh. Sulastri
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pergantian tahun baru tinggal menghitung hari. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw. bersabda :
"Kiamat tidak akan terjadi sampai waktu terasa begitu cepat. Satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti seminggu, satu minggu seperti satu hari, dan satu jam seperti kedipan mata". (HR. Ahmad)
Sejarah Tahun Baru
Perayaan tahun baru Masehi dicetuskan oleh Bangsa Babilonia Kuno. Dengan berpatokan pada penanggalan bulan pertama perpotongan lingkaran ekuator dan ekliptika, saat pergantian musim sebagai awalan tahun baru. Bagi Bangsa Babilonia Kuno, tahun baru dilakukan dengan ritual keagamaan besar yaitu Akitu. Selama sebelas hari lamanya festival ini berlangsung. Menurut kepercayaan Bangsa Babilonia Kuno, perayaan tahun baru adalah sebagai bentuk penghargaan atas kemenangan Dewi Langit Marduk ketika melawan Dewi Tiamat, yaitu dewi laut yang jahat. Raja Babilonia pun menerima mahkota saat perayaan terjadi. Sebagai simbol penobatan dari para dewa. ( indihome.co.id, 13/1/2023 ).
Serba-serbi Perayaan Tahun Baru
Antusias masyarakat dalam menyambut tahun baru Masehi begitu semarak. Ada yang menyiapkan kembang api, petasan, menonton konser, ada juga yang berkumpul bersama keluarga untuk makan bersama. Padahal perayaan tahun baru Masehi bukanlah bagian dari Islam, melainkan perayaan umat lain. Meniup trompet adalah perayaan tahun baru menyerupai umat Yahudi, membunyikan lonceng adalah perayaan tahun baru menyerupai umat Nasrani. Sedangkan menyalakan kembang api pada tahun baru menyerupai bangsa Cina untuk mengusir roh jahat. Nabi Muhammad saw. bersabda :
"Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka ". ( HR. Ahmad dan Abu Dawud ).
Kemaksiatan Semakin Marak
Demi merayakan tahun baru yang terjadi sekali dalam setahun, kemaksiatan pun makin marak. Mulai dari pesta miras, perzinaan, pesta narkoba, dan lain-lain. Kehidupan yang bebas jauh dari agama menjadikan banyak kemaksiatan merajalela. Ditambah lingkungan pergaulan yang buruk semakin menjauhkan dari ketaatan. Inilah jadinya jika kehidupan sekularisme menjadi pedoman dalam kehidupan, hanya menjadikan generasi makin rusak karena meninggalkan perintah dan menjauhi larangan Allah. Padahal Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 208.
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam secara menyeluruh. Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan adalah musuh yang nyata bagimu”
Waspadalah!
Dalam perayaan tahun baru Masehi kita harus waspada agar akidah tidak rusak dan kita tidak terjerumus dengan kemaksiatan. Apalagi sampai terbawa arus merayakan tahun baru yang hanya sia-sia saja dan tidak bermanfaat.
Nabi Muhammad saw. bersabda :
"Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” ( HR. Tirmidzi ).
Peran Keluarga
lingkungan keluarga yang penuh ketakwaan akan mengondisikan setiap anggota keluarga untuk menjalankan perintah dan larangan Allah. Sehingga, ketika perayaan tahun baru, setiap anggota keluarga tidak sibuk menyiapkan perayaannya sampai bergadang lupa waktu, apalagi sampai melakukan kemaksiatan. Inilah pentingnya peran keluarga untuk memberikan pendidikan kepada anaknya agar terhindar dari kemaksiatan.
Nabi Muhammad saw. bersabda :
"Tidak ada pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama dari (pendidikan) tata krama yang baik". (HR. Tirmidzi).
Memilih Pertemanan yang baik
Adab berteman dalam Islam di antaranya adalah memilih teman yang baik. Karena dengan siapa kita berteman, akan menentukan perilaku kita. Hal ini sesuai dengan Hadis Rasulullah saw. berikut :
"Barang siapa berteman dengan penjual minyak wangi, maka bisa mendapatkan bau wanginya. Sedangkan barang siapa yang berteman dengan pandai besi, maka bisa mencium baunya yang tidak sedap dan bisa membakar pakaiannya" (HR. Muslim).
Sebagai seorang muslim seharusnya waktu yang kita pergunakan untuk hal yang bermanfaat beribadah kepada Allah dan mencari rida Allah. Dan muhasabah diri apakah kita sudah menjadi baik atau belum. Jangan sampai waktu kita terbuang sia-sia untuk hal yang tidak berguna. Di dunia adalah waktu yang sebentar, akhirat tempat yang kekal. Maka mencari bekal ke akhirat adalah hal yang sudah menjadi keharusan. Wallahu a'lam bishawab. []
miris ya,, negeri mayoritas muslim lebih semangat menyambut tahun baru masehi, dari pada tahun baru Islam dengan banyak bermuhasabah.
Setiap tahun kegiatan tahun baru mereka rayakan bukan hanya non muslim tapi muslim juga latah mengikuti gaya mereka. Fakta selama ini negara malah menfasilitasi masyarakat merayakan tahun baru. Untuk menghentikan kemaksiatan pad tahun baru ya dengan menerapkan Islam kaffah
Sulit memang memahamkan masyarakat yang sudah terkontaminasi dengan pemahaman di luar Islam sejak lahir. Miris sih tapi memang masih banyak saja kaum muslim yang ikut begadang merayakan malam tahun baru dengan segala pernak-perniknya.
Miris. Pergantian tahun baru Masehi justru banyak dinanti oleh sebagian orang Islam. Padahal hal itu bisa merusak akidah umat Islam.
Semua itu akibat beljm diterapkan Islam secara menyeluruh.
Barakallah mba @Sulastri
Mendekati pergantian tahun baru semakin sedih, kapankah Khilafah tegak kembali?
Perayaan pergantian tahun baru tidaklah ada dalam Islam. Malah ketika dunia ini bertambaah umurnya, harusnya semakin introspeksi diri