Paradoks Demokrasi, Kontradiktif dengan Kesejahteraan Rakyat

”Sudah saatnya umat Islam paham akan sistem demokrasi yang tak lebih dari sekadar jargon yang kerap didengungkan para pemuja kapitalis demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.”

Oleh. Hesti Andyra
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Bali Democracy Forum (BDF) adalah sebuah forum yang didirikan pada tahun 2008 dengan tujuan untuk menciptakan arsitektur demokrasi yang progresif di wilayah Asia Pasifik. Selama 15 tahun BDF telah diselenggarakan dengan berbagai tema yang menitikberatkan pada praktik demokrasi di berbagai negara terutama di kawasan Asia. Dikutip dari laman resminya, BDF mengklaim telah berhasil menjadikan demokrasi sebagai agenda strategis yang membantu berbagai negara menciptakan keseimbangan dalam perkembangan ekonomi dan politik, keselarasan dalam menjaga perdamaian dan keamanan, sekaligus menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar sejalan dengan apresiasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Definisi Demokrasi

Demokrasi berasal dari kata demos yang artinya manusia dan kratos yang artinya pemerintahan. Pada pertengahan abad 5 SM, istilah demokrasi digunakan untuk menunjukkan sistem politik yang ada di beberapa negara-kota Yunani, terutama di Athena. (kompas.com, 21/01/2020)

Demokrasi adalah anak kandung ideologi kapitalisme yang diusung oleh Amerika Serikat. Abraham Lincoln, presiden Amerika Serikat ke-16, dikenal sebagai Bapak Demokrasi. Menurut Lincoln, demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Ia juga menekankan bahwa rakyat memiliki kebebasan dalam berbagai lini kehidupan, termasuk aktivitas politik.

Secara teori, rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi. Rakyat berhak membuat peraturan perundang-undangan, berhak memilih dan menggaji kepala negara untuk melaksanakan undang-undang tersebut, dan rakyat juga berhak mencabut kekuasaan kepala negara ataupun mengubah undang-undang yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Namun dalam praktiknya, demokrasi selalu beriringan dengan sistem kapitalis ekonomi. Para pemilik modal adalah penguasa sebenarnya dari demokrasi. Campur tangan para oligarki ini sangat mempengaruhi keputusan elite kekuasaan. Demokrasi digunakan sebagai alat untuk membuat berbagai kebijakan yang mengatasnamakan rakyat, namun sejatinya hanya bermanfaat bagi segelintir orang.

Mengalami Kemunduran

Jika piagam Magna Charta yang disepakati di tahun 1215 dianggap sebagai titik awal berdirinya sistem demokrasi modern, maka demokrasi telah diadopsi berbagai negara di muka bumi selama kurang lebih 807 tahun.

Selama kurun waktu tersebut, faktanya demokrasi tidak lain hanyalah sebuah jargon semata. Terbukti bahwa sistem ini tidak membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Justru sistem pemerintahan yang mengadopsi demokrasi malah menjadi sarang korupsi, suap, dan berbagai praktik ilegal yang diinisiasi para pemangku kekuasaan.

Bahkan, Sekjen PBB Antonio Gutteres dalam video sambutannya di BDF menyebut demokrasi saat ini mengalami kemunduran. Menlu Retno Marsudi mengungkapkan, data dari Freedom House menyampaikan terjadi kemunduran demokrasi selama 16 tahun berturut-turut. Sementara V-Dem Institute menyebut rata-rata kualitas demokrasi turun ke level 30 tahun yang lalu (kompas.com).

Demokrasi bukanlah solusi tuntas bagi seluruh persoalan umat manusia di dunia. Demokrasi lahir dari pemikiran para filsuf Yunani. Sebagai hasil pemikiran manusia, tidak bisa dipungkiri bahwa demokrasi bukanlah aturan yang sempurna, rawan cacat, dan berpotensi salah. Demokrasi di masa awal berdirinya tak bisa lepas dari persaingan kekuasaan antara monarki (raja) dan kaum bangsawan, rakyat jelata tak ubahnya sebagai pion belaka, bukan sebagai pemegang kedaulatan dalam bentuk apa pun. Demikian pula yang terjadi di masa demokrasi modern. Rakyat ibarat pelanduk di antara dua gajah, terjepit dan merana di tengah-tengah kekuasaan pemerintah dan pemilik modal.

Islam adalah Solusi Satu-satunya

Berbeda dengan demokrasi, aturan Islam berasal dari Sang Pencipta manusia. Allah adalah Zat yang Maha Tahu tentang segala problematik yang akan dihadapi manusia sepanjang hidupnya di muka bumi. Untuk itu syariat Islam dipersiapkan sebagai aturan yang paling komprehensif, adil, dan sesuai dengan fitrah manusia.

Hukum-hukum syarak yang mengatur urusan manusia dimanifestasikan menjadi 5 bidang, yaitu masalah (1) Sosial, (2) Ekonomi, (3) Pendidikan, (4) Politik Luar Negeri, dan (5) Pemerintahan. Penerapan kelima aturan ini selalu dibangun berlandaskan atas dasar Islam dan kemaslahatan kaum muslim. Sistem Islam haruslah kita yakini kebenarannya karena datang dari Allah Zat yang Maha Benar. Selain itu, sistem Islam sudah terbukti membawa kebaikan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia sepanjang sejarah peradaban Islam selam kurang lebih 14 abad.

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya dan kepada kitab yang diturunkan sebelumnya. Dan siapa saja yang mengingkari Allah dan Malaikat-Nya dan kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya dan hari akhir maka ia telah sesat sejauh-jauh kesesatan.” (QS.An-Nisa:13)

Demokrasi sejatinya hanyalah sekadar ilusi yang tidak mampu menghadirkan solusi bagi segala permasalahan hidup. Sudah saatnya umat Islam paham akan sistem demokrasi yang tak lebih dari sekadar jargon yang kerap didengungkan para pemuja kapitalis demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Waktunya tiba bagi umat untuk kembali ke sistem Islam yang nyata-nyata terbukti menyejahterakan umat selama ratusan abad. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Hesti Andyra Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kaumbai (Bulu Babi), Makanan Favorit Suku Buton Hingga Jepang
Next
Jebakan yang Dianggap Keberuntungan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram