Merebaknya HIV/AIDS dalam Sistem Sekuler

"Alih-alih untuk menghentikan penyebarannya, kampanye kondom untuk melakukan seks secara aman justru menjadi senjata yang semakin menyebarluaskan virus. Terbukti sejak dikampanyekannya, virus semakin berkembang pesat sehingga jumlah penderita semakin meningkat fantastis."

Oleh. Jamilah al Mujahidah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-“Tidaklah tampak perbuatan keji (zina) di suatu kaum, sehingga dilakukan secara terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya." (HR. Ibnu Majah)

Hadis di atas menjelaskan tentang akan munculnya suatu penyakit ganas (tha’un) yang tidak pernah ada sebelumnya akibat dari perbuatan keji, yaitu zina. Tampaknya sabda Rasulullah shallahu’alaihi wassalam tersebut terbukti pada zaman ini. HIV/AIDS adalah salah satu virus mematikan yang saat ini tumbuh subur di tengah-tengah manusia.
AIDS adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus HIV, virus mematikan yang menyerang daya tahan tubuh. Pezina yang suka bergonta-ganti pasangan seks menjadi pemicu menularnya virus mematikan ini. Tidak hanya pada pelaku maksiat, virus ini dapat menular pada pasangan pengidap virus, dan anak-anak yang dilahirkan dari pengidap virus tersebut. Selain itu, penularan virus yang menalami percepatan berkali lipat ini juga dapat menular melalui jarum suntik, infus dan sebagainya. Dan anehnya, sampai saat ini virus ini tak ditemukan penawarnya.

Dilansir sebuah media elektronik SindoNews.Com (28/11/2022) data epidemiologi UNAIDS menyebutkan peningkatan penderita HIV/AIDS hingga tahun 2021 mencapai 38,4 juta jiwa. Estimasi kasus infeksi baru tahun 2021 sebanyak 27 ribu kasus. Kondisi ini sangat memprihatinkan dimana 40% terjadi pada wanita, 51% tejadi pada kelompok remaja (15-21 tahun) dan 12% terjadi pada anak-anak.

Di Batam, (Liputan6.com, 2/12/2022) tahun 2022 tercatat kenaikan yang fantastis mencapai 446 kasus. Dan penyimpangan perilaku seksual pasangan sejenis mendominasi peningkatan kasus penyebaran HIV. Dari 2594 orang yang dites, 446 orang diketahui terjangkit HIV meliputi 333 pria dan 113 wanita. Sehingga total keseluruhan penderita HIV di Batam yang terdeteksi sejak tahun 1992-2022 mencapai 8800 orang dan meninggal dunia 57 orang. Miris.

Saat fakta berbicara, dapat diketahui betapa moral generasi saat ini sudah rusak parah. Belum lagi solusi yang ditawarkan oleh pihak berwenang sama sekali tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang ada. Program yang dicanangkan pemerintah dan aktivis kemanusiaan sudah banyak, namun tak banyak memberikan dampak. Contohnya, sejak tahun 1990 kondom telah dikampanyekan untuk seks aman dan kembali digencarkan sejak tahun 2007 hingga sekarang.

Alih-alih untuk menghentikan penyebarannya, kampanye kondom untuk melakukan seks secara aman justru menjadi senjata yang semakin menyebarluaskan virus. Terbukti sejak dikampanyekannya, virus semakin berkembang pesat sehingga jumlah penderita semakin meningkat fantastis. Dengan adanya program tersebut semakin memudahkan masyarakat untuk melakukan seks bebas karena menganggap penggunaan kondom akan menjadikan aktivitas seksnya aman.Na’udzubillahimindzlik.

Sebenarnya sumber utama dari penyakit ini adalah free love, free sex, pergaulan bebas, prostitusi, baik yang dilokalisasi, maupun yang liar. Penerapan sistem sekuler menjadikan sistem pergaulan yang salah. Solusi yang dibutuhkan sebenarnya adalah sebuah sistem yang benar-benar dapat menjadi solusi sampai ke akarnya. Bak sebuah pohon yang sakit, maka yang harus diobati adalah akarnya. Bukan hanya tangkai atau daunnya saja, karena akan percuma jika akar pohon tidak dipulihkan, maka tangkai dan daun bahkan buah yang dihasilkan akan jelek dan tidak sehat. Dan sistem yang dapat digunakan untuk menyembuhkan segala permasalahan dari akarnya termasuk menghentikan penyebaran virus ini adalah menerapkan sistem Islam secara utuh dan menyeluruh. Bukankah umat muslim harusnya meyakini bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan menyempurnakan?

Dalam Islam kehidupan pria dan wanita diatur, dilarang berkhalwat, berikhtilat jika tidak ada uzur syar’i, atau bahkan berpacaran karena aktivitas tersebut mendekati zina. Islam juga mengatur cara berpakaian masing-masing laki-laki dan perempuan, karena dalam Islam dikenal istilah aurat, yaitu batasan tubuh yang boleh terlihat oleh nonmahram. Sehingga jika sistem ini benar-benar diterapkan, maka setiap insan dapat menjaga pandangannya.

Dalam penanggulangan virus pun Islam memiliki cara bagi mereka yang mengidap HIV/AIDS bagi pelaku zina, baik yang muhshon maupun ghairu muhshon dan atau yang tertular karena suatu sebab. Bagi penderita HIV/AIDS yang muhshon maka akan diterapkan sanksi rajam sehingga secara otomatis akan mengurangi penderita HIV dan mencegah penularannya, selain itu bagi pelaku dapat mengugurkan dosa zinanya. Sementara bagi penderita virus yang ghairu muhshon akan diberi sanksi jilid 100x, kemudian diperlakukan dengan cara yang khas sebagai penderita HIV.

Perlakuan yang khusus juga diberikan kepada penderita lain yang bukan pelaku zina. Contohnya, istri dari pelaku zina yang tertular ataupun anak-anak dari penderita HIV. Bahkan termasuk orang-orang yang tidak bersalah yang terinfeksi virus HIV dari orang-orang tersebut. Negara akan memberikan pelayanan dan pengobatan terbaik bagi seluruh penderita, dan akan mendanai riset untuk menemukan penawar dari virus memtikan ini. Sebagai penanggulangan penyakit mematikan maka mereka akan dikarantina di tempat rehabilitasi terbaik untuk disembuhkan fisik dan mentalnya untuk semakin mendekat pada Allah Subhanahu wa ta’ala. Begitupun masyarakat akan diberikan penyuluhan agar dapat berhati-hati, selalu berpikir positif, dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Sehingga masyarakat dan penderita sama-sama berpikir positif dan semakin bertakwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

Begitulah Islam mampu memberikan solusi terbaik dalam setiap permasalahan, bukankah Islam adalah agama yang sempurna dan menyempurnakan?[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Jamilah al Mujahidah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
America’s Fentanyl Terror
Next
Lika-liku Menulis Tema Ekonomi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram