Menyikapi Lonjakan Penularan TBC dengan Perspektif Islam

"Penularan TBC yang menimpa anak-anak di Bantul disebabkan karena penularan dari orang dewasa, baik yang ada dalam satu keluarga atau dari kondisi lingkungan masyarakat. Meskipun demikian, tak dapat dimungkiri ada penyebab lain seperti kurangnya pemenuhan asupan gizi karena faktor ekonomi, termasuk juga kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat terkait penyakit TBC."

Oleh. Firda Umayah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sebanyak 619 anak di Bantul, terkonfirmasi terkena tuberkulosis (TBC). Mayoritas yang positif TBC merupakan balita alias berusia di bawah lima tahun. Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Bantul, Abednego Dani, mengatakan infeksi TBC yang tidak menunjukkan gejala menjadi persoalan tersendiri dalam upaya deteksi. (cnnindonesia.com, 23-12-2022)

Terkait fakta di atas, maka perlu adanya upaya pengobatan dan pencegahan yang harus dilakukan oleh pemerintah. Karena pemerintah adalah pengurus rakyat. Sedangkan TBC merupakan penyakit menular yang bisa disebabkan dari berbagai hal.

Penyebab Masalah Penularan TBC

Penularan TBC yang menimpa anak-anak di Bantul disebabkan karena penularan dari orang dewasa, baik yang ada dalam satu keluarga atau dari kondisi lingkungan masyarakat. Meskipun demikian, tak dapat dimungkiri ada penyebab lain seperti kurangnya pemenuhan asupan gizi karena faktor ekonomi, termasuk juga kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat terkait penyakit TBC.

Memang, di dalam sistem pemerintahan demokrasi tak ada jaminan bahwa rakyat akan hidup sejahtera. Sebab, sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem ekonomi kapitalistik. Di mana pemerintah hanya menjadi regulator antara rakyat dengan para kapitalis. Walhasil, rakyat harus berusaha memenuhi kebutuhan hidup sendiri.

Minimnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan juga merupakan dampak dari kurangnya sosialisasi. Masyarakat yang minim dalam mengenyam pendidikan juga tak luput menambah absennya pengetahuan masyarakat akan berbagai jenis penyakit. Lagi-lagi, ini tak lepas dari kepengurusan pemerintah terhadap rakyatnya. Jika pemerintah tak mengerahkan seluruh daya upaya dalam mengurus rakyat, maka masyarakat akan menjalani kehidupan yang kurang memperhatikan kesehatan.

Solusi Islam Penanganan Penyakit

Dalam menangani penyakit di suatu masyarakat, maka Islam memandang bahwa pemerintah menjadi penanggungjawab atas hal ini. Pemerintah atau pemimpin negara merupakan pengurus urusan rakyat sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari, "Imam (pemimpin negara) adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas kepengurusan rakyatnya".

Terkait adanya penularan suatu penyakit, maka testing, tracking, and treatment merupakan hal yang harus dioptimalkan negara. Jika nanti terbukti banyak orang yang terkonfirmasi TBC, maka upaya memisahkan antara orang yang sehat dan sakit merupakan hal yang penting yang tidak bisa diabaikan.

Terkait dengan minimnya pengetahuan maka pemerintah harus memberikan edukasi kepada masyarakat. Masyarakat harus mengetahui segala informasi kesehatan dan penyakit yang bisa membahayakan. Upaya ini agar masyarakat dapat mencegah dan menangani dengan tepat jika ada anggota masyarakat yang terkena penyakit tertentu.

Pola hidup sehat juga harus dilakukan dalam setiap keluarga, termasuk menciptakan kondisi yang sehat di lingkungan masyarakat merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Adapun kurangnya pemenuhan asupan gizi karena faktor ekonomi, maka ini perlu langkah berkala dari pemerintah. Hal ini agar rakyat mendapatkan kemudahan untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka. Semua itu akan dapat dilakukan jika pemerintah menyandarkan aktivitasnya sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan. Tentu saja sesuai dengan syariat Islam.

Sebab Islam, sebagai agama yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, juga memiliki pandangan tersendiri terhadap kesehatan. Islam memandang bahwa kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup masyarakat yang harus dijamin oleh negara. Negara sebagai pengurus rakyat harus memberikan layanan kesehatan, menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung dalam memberikan pelayanan kesehatan tersebut.

Pelayanan kesehatan ini berlaku untuk semua warga negara tanpa kecuali. Semua rakyat mendapatkan kualitas layanan kesehatan yang sama. Negara tidak boleh menjadikan kesehatan sebagai ajang untuk mencari keuntungan materi. Pelayanan kesehatan tidak boleh dikomersilkan sekalipun ada rakyat yang mampu membayarnya. Karena layanan kesehatan juga bagian dari layanan publik yang harus dilakukan dengan amanah dan penuh tanggung jawab.

Faktanya, kepengurusan negara yang terbaik dalam kesehatan ada di dalam negara Islam, yakni Khilafah. Khilafah yang menjadikan akidah Islam sebagai landasan berpikir dan menetapkan peraturan telah membuat rakyat mendapatkan penanganan yang tepat saat rakyat ditimpa sakit. Tak hanya itu, semua biaya pengobatan juga ditanggung oleh Khilafah. Bahkan jika ada pencari nafkah yang sakit, ia akan mendapatkan santunan sebagai ganti atas upah ketika ia tidak dapat bekerja.

Kalaupun pernah ada penularan wabah yang terjadi, maka Khilafah juga mengambil tindakan cepat dengan upaya social distancing antara wilayah yang terkena wabah dan tidak. Dalam faktor ekonomi, Khilafah juga menjamin seluruh warga negara untuk mendapatkan kemudahan dalam memenuhi segala kebutuhan dasar hidup mereka. Kebutuhan itu meliputi sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan.

Penutup

Meski kasus TBC yang menimpa sebagian anak di Bantul masih terus didetaili, tetapi hal itu tak boleh membuat pemerintah tidak sigap dalam menangani kasus ini. Pemerintah harus memberikan layanan kesehatan yang baik dengan biaya yang murah bahkan gratis agar masyarakat yang sakit dapat tertangani. Semua itu merupakan hal yang mungkin terjadi jika pemerintah mengembalikan fungsinya sebagai pengurus rakyat sebagaimana yang diperintahkan oleh syariat Islam. Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Firda Umayah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com Salah satu Penulis Inti NarasiPost.Com. Seorang pembelajar sejati sehingga menghasilkan banyak naskah-naskahnya dari berbagai rubrik yang disediakan oleh NarasiPost.Com
Previous
Jauhi Mom Shaming, Ya, Bunda!
Next
Pewarisan dan Putra Mahkota, Legitimasi Takhta Diwarnai Darah Saudara
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram