"Masyarakat dalam sistem sekuler hari ini telah dilanda 'sakit'. Betapa tidak, masyarakat dalam sistem hari ini mengalami krisis bahagia dan ketenangan hidup, bahkan untuk tidur saja butuh layanan sleep call. Sungguh memprihatinkan."
Oleh. Hana Annisa Afriliani, S.S
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Teknologi kian maju, kreativitas manusia juga kian berkembang. Namun, perkembangan kreativitas dalam sistem kapitalisme ini tak terlepas dari adanya orientasi meraup cuan. Ya, para kapitalis senantiasa berupaya mencari peluang dari setiap fenomena yang terjadi di tengah masyarakat. Maka, mereka amat lihai membaca situasi atau kondisi masyarakat.
Salah satu layanan yang tengah viral belakangan ini adalah Talent Sleep Call, yakni sebuah jasa menemani ngobrol di telepon sampai klien tertidur. Talent sleep call melayani telepon curhat dan bercerita di waktu malam hingga waktu yang ditentukan. (Liputan6.com/28-11-2022)
Para praktiknya, talent sleep call seringkali menjadi sasaran empuk pelecehan seksual secara verbal. Sebagaimana dilansir oleh Kompas.com (27-11-2022), bahwa yang paling banyak mengalami pelecehan seksual adalah talent perempuan. Jika sudah begitu talent dapat melaporkan customer tersebut dan dalam ditindaklanjuti oleh penyedia layanan dengan memblokir kontak si customer.
Cermin Masyarakat Sakit
Adanya layanan Talent Sleep Call dan sejenisnya tentu tak bisa dilepaskan dari corak masyarakat hari ini. Karena sesuai hukum sistem ekonomi kapitalis, yakni di mana ada permintaan maka di situ ada penawaran. Oleh karena itu, maraknya layanan seperti itu tentu karena masih banyak peminatnya.
Dari sana kita dapat melihat bahwa masyarakat dalam sistem sekuler hari ini telah dilanda 'sakit'. Betapa tidak, masyarakat dalam sistem hari ini mengalami krisis bahagia dan ketenangan hidup, bahkan untuk tidur saja butuh layanan sleep call. Sungguh memprihatinkan.
Dengan demikian, sesungguhnya mereka butuh diobati. Adapun obat yang tepat adalah yang mampu menyentuh akar penyebabnya, yakni sekularisme. Ide pemisahan agama dari kehidupan tersebut menjadikan masyarakat dilanda sakit. Mereka tidak memiliki pegangan yang kokoh dalam menjalani hidup. Sehingga saat menghadapi ujian hidup atau persoalan, mudah limbung. Ketiadaan ikatan yang kokoh dengan agama dan Sang Maha Pencipta juga memungkinkan seseorang krisis bahagia. Meski bergelimang harta, namun terasa hampa di dalam jiwa.
Islam Membawa Bahagia
Allah menurunkan Islam bagi manusia sebagai rahmat. Maka, kehadiran Islam sungguh telah mengubah peradaban kelam jahiliah menjadi peradaban mulia yang dipenuhi rahmat. Terbukti, dalam naungan Islam, sejak masa Rasulullah saw hingga masa Kekhilafahan Utsmaniyah, manusia hidup di dalam kesejahteraan dan keadilan. Sistem Islam yang diterapkan mampu menciptakan suasana masyarakat yang islami, yakni masyarakat yang diikat dengan akidah Islam saja. Mereka hidup tentram di bawah asuhan Khilafah. Batin mereka jauh dari kata merana karena negara senantiasa menciptakan lingkungan masyarakat yang berselimut kebaikan.
Islam benar-benar menjadi cahaya bagi pemeluknya, bahkan menjadi perisai bagi nonmuslim. Mereka diperlakukan sama selama tunduk pada aturan negara Khilafah. Sungguh potret kehidupan yang berkah dan penuh kemuliaan karena menjadikan rida Allah sebagai tujuan. Sangat jauh berbeda dengan sistem kehidupan hari ini. Negara tak menjadi institusi yang menerapkan aturan Islam secara praktis, sebaliknya agama dicukupkan sebagai milik individu masyarakat. Sehingga tidak ada penjagaan oleh negara terhadap akidah rakyatnya. Padahal akidah adalah fondasi bagi perilaku seorang hamba.
Dalam naungan sistem Islam, seseorang tak disibukkan dalam perkara remeh-temeh. Mereka lebih banyak menggunakan pikiran dan waktunya untuk hal yang produktif. Karena dalam sistem Islam, mereka dibentuk menjadi sosok yang berkepribadian Islam, yakni berpola pikir dan pola sikap Islami. Sungguh amat nyata kegemilangan dalam penerapan sistem Islam secara kaffah. Tak hanya menciptakan kesejahteraan, namun juga masyarakat yang berkepribadian unggul.
Oleh karena itu, hanya dengan penerapan Islam secara kaffahlah umat akan dinaungi kehidupan yang tentram dan bahagia. Karena umat senantiasa didekatkan kepada taat.
Allah Swt berfirman, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (TQS.Ar-Ra'du ayat 28)
Hanya dengan Islam, masyarakat akan sehat fisik dan ruhiahnya. Maka, takkan ada layanan semacam Talent Sleep Call demi hanya bisa tidur nyenyak. Cukuplah Allah yang menjadikan dirinya tentram. Negara pun akan memastikan setiap jasa yang ditawarkan tak melanggar hukum syarak dan tak sekadar berorientasi profit, namun juga membawa maslahat bagi umat. Tidakkah kita merindukan mereguk kebahagiaan hakiki dengan hidup di bawah naungan Islam?[]