Kontroversi Piala Dunia di Qatar

"Negara Qatar memperkenalkan Islam dengan cara menyentuh hati para kaum nonmuslim sehingga mereka bisa menerima Islam dan dapat masuk agama Islam tidak dengan paksaan. Di negara Qatar hari ini umat Islam bersatu, tetapi sayang itu hanya sebatas satu negara saja."

Oleh. Yanti Ummu Nifa
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Ajang Piala Dunia digelar selama 4 tahun sekali oleh dunia permainan sepak bola. Berharap akan terjalin keakraban seluruh bangsa atau negara di seluruh dunia, meskipun faktanya tidak demikian. Tahun 2022 ini Pelaksanaan Piala Dunia diadakan di negara Qatar, sebuah negara di Timur Tengah yang tentu saja penduduk mayoritasnya adalah muslim.

Ada yang berbeda dalam pelaksanaan Piala Dunia kali ini di negara Qatar, pembukaan Piala Dunia ini disambut dengan lantunan ayat suci Al-Quran. Mereka sengaja ingin memperkenalkan Islam yang sebenarnya, bahwa Islam itu damai, Islam itu penuh dengan kasih sayang dan toleransi. Islam itu tidak seperti apa yang diberitakan dunia Barat. Negara Qatar pun menerapkan peraturan yang tegas untuk para pemain, para tamu dari seluruh dunia maupun untuk para penonton atau fans club masing-masing dari pesepakbola.

Peraturan tersebut menjadi pro kontra di seluruh dunia. Adapun isi peraturan tersebut adalah bahwa dilarang keras untuk meminum alkohol atau minuman keras yang di negara Barat minuman beralkohol merupakan minuman yang biasa dikonsumsi. Banyak di antara mereka yang mengecam larangan peraturan meminuman minuman beralkohol tersebut, tetapi banyak juga yang bisa menerima.

Peraturan kedua yang menjadi pro kontra adalah bahwa semua hotel di negara Qatar hanya menerima tamu untuk keluarga saja, mereka sengaja menerapkan peraturan tersebut untuk menghindari adanya perzinaan di negara tersebut. Peraturan yang kedua ini pun dikritik keras oleh negara Barat, khususnya negara Amerika Serikat.

Peraturan ketiga yang benar-benar dikritik habis oleh negara Barat adalah adanya penolakan untuk kaum L687. Negara Qatar melarang keras bahkan mengharamkan kaum L687 untuk masuk negara mereka. Dengan terang-terangan tim sepak bola yang pro terhadap kaum L687 memakai belt di tangannya, menandakan bahwa mereka menolak keras peraturan tersebut dengan maksud membela kaum L687 atas dasar Hak Asasi Manusia (HAM). Bahkan di negaranya mereka melakukan demo dan mengutuk keras terhadap peraturan tersebut. Itulah beberapa peraturan Piala Dunia di negara Qatar.

Di sisi lain para fans pesepakbola dari negara Barat banyak yang terpesona dengan negara Qatar. Banyak di antara mereka yang mengunjungi masjid hanya ingin mendengarkan lantunan suara azan. Dengan suara azan tersebut hati mereka tersentuh dan ingin mengetahui tentang Islam lebih dalam, banyak pertanyaan di benak mereka. Di negara Qatar, mereka menemukan bahwa Islam tidak seperti yang mereka dengar dan mereka lihat di media sosial.

Mereka juga terpesona dengan warga negara Qatar, bahwasanya warga muslim itu sesungguhnya baik dan ramah. Di sana, warga sekitar dengan ramah menawarkan makanan dan minuman gratis yang merupakan ciri khas negara tersebut. Bahkan ada yang menawarkan kepada fans pesepakbola perempuan untuk memakai khimar dan jilbab, pengunjung pun dengan senang hati untuk mencobanya, dan akhirnya terpesona dengan khimar dan jilbab tersebut.

Dan satu lagi yang sangat luar biasa, banyak di antara para fans pesepakbola yang ingin memeluk agama Islam dan memutuskan untuk menjadi mualaf. Bahkan ada satu keluarga yang memutuskan untuk memeluk agama Islam. Yang menjadi perhatian banyak orang adalah adanya pengibaran bendera Palestina di tengah berlangsungnya pertandingan tersebut. Ketika negara Maroko bertanding dan memenangkan pertandingan, Bendera Palestinalah yang mereka kibarkan, mereka menuntut untuk membebaskan negara Palestina dari penjajahan Israel.

Mereka menyanyikan lagu yang berisi agar Palestina segera dibebaskan, dan memberi semangat kepada warga Palestina untuk tetap bertahan dan sabar. Di luar gedung pertandingan, seorang wartawan dari Israel ingin mewawancarai orang-orang tersebut, tetapi yang terjadi adalah banyak yang menolak untuk diwawacarai, alasannya karena mereka membenci negara Israel dan bagi mereka negara Israel itu tidak ada, yang ada hanya negara Palestina yang sedang dijajah oleh Israel. Bahkan ada yang sampai memaki wartawan Israel

Jika kita tela'ah secara bijaksana bahwa negara Qatar sebenarnya menjadikan ajang Piala Dunia itu sebuah kesempatan untuk mereka perkenalkan atau berdakwah kepada dunia luar bahwa Islam itu sebenarnya tidak seperti yang dunia Barat gembar-gemborkan, bahwa isunya Islam itu radikal, dan akhirnya banyak Islamofobia. Di sini, Qatar mendakwahkan bahwa Islam itu cinta damai, Islam itu tidak memaksa dan Islam itu penuh dengan toleransi. Islam punya aturan yang harus diamalkan dan itu berasal dari Sang Pencipta, Allah Swt

Meskipun negara Barat menentang aturan dengan mengatasnamakan HAM, tetapi mereka dengan tegas menolak kritikan tersebut. Mereka memberitahukan bahwa aturan ini tidak bisa ditawar. Negara Qatar memperkenalkan Islam dengan cara menyentuh hati para kaum nonmuslim sehingga mereka bisa menerima Islam dan dapat masuk agama Islam tidak dengan paksaan. Di negara Qatar hari ini umat Islam bersatu, tetapi sayang itu hanya sebatas satu negara saja. Sedangkan umat Islam di belahan dunia lainnya banyak yang menderita, bukan hanya negara Palestina saja yang harus umat Islam bebaskan, tetapi ada bangsa Ughyur di Cina, ada kaum Rohingya di Myanmar, ada umat Islam di India yang semakin ditekan. Bahkan di Indonesia pun kelihatannya seperti sudah merdeka tetapi masih banyak rakyat miskin yang meninggal karena kelaparan, masih banyak orang stres bahkan sampai bunuh diri karena impitan ekonomi, rakyat miskin semakin tertindas hanya para pemilik modallah yang semakin berjaya, yaitu kaum kapitalis. Inilah potret buram sistem kapitalisme sekuler yang mendominasi dunia hingga hari ini.

Dengan kondisi seperti ini dapat disimpulkan bahwa umat Islam di seluruh dunia butuh seorang pemimpin (Khalifah) secara global yang dapat melindungi mereka dari fitnah keji orang kafir Barat dan tekanan dari orang-orang munafik. Dengan adanya seorang pemimpin (khalifah) maka secara otomatis sistem yang berlaku sekarang ini (kapitalis) akan diganti dengan sistem pemerintahan Islam (syariat Islam). Maka, dengan begitu umat Islam akan terlindungi dari musuh-musuh umat Islam yang memeranginya, dan mereka dapat hidup sesuai dengan fitrahnya memanusiakan manusia dengan menerapkan aturan Illahi Rabbi di bawah naungan Khilafah Islamiyah.

Wallahu a'lam bish showwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Yanti Ummu Nifa Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Hakordia dan Ironi Meningkatnya Kasus Korupsi
Next
Hemofilia: Penyakit Berbahaya dengan Obat Termahal di Dunia
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram