Indo-Pasifik dan Posisi Terjepit Indonesia di Tengah Perebutan Pengaruh

Peluang Indonesia terjebak dalam pusaran ketergantungan akan semakin besar, negara ini tidak akan lagi dapat mempertahankan secuil ketahanan yang ia miliki. Sebab, bangsa ini akan semakin terperosok dan terjebak dalam permainan negara-negara adidaya yang menginginkan kemanfaatan saja di Indo-Pasifik.

Oleh. Dia Dwi Arista
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Indo-Pasifik selalu menjadi daya tarik bagi sebagian besar negara-negara adidaya. Posisi Indonesia yang berada pada kawasan ini, menjadi pertimbangan negara berkuasa untuk ditarik sebagai pendukung. Namun, apakah Indonesia akan terjebak dalam permainan adu pengaruh tersebut, ataukah Indonesia bisa memainkan perannya dalam mempertahankan pengaruh di kawasan Indo-Pasifik?

Posisi Indonesia yang terjepit, menjadikan Indonesia dikunjungi oleh pejabat negara-negara besar untuk berebut perhatian. Bak primadona, Indonesia pun menyambut segala sorotan dan memainkan peran sebagai salah satu tuan rumah. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada Senin, 13/12/21 lalu, Menteri Luar Negeri Amerika, Anthony J. Blinken dan Sekertaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, susul-menyusul mendatangi Presiden Joko Widodo di Istana Negara. (cnbcindonesia, 14/12/2021)

Meski dengan tujuan berbeda, namun kondisi yang melatarbelakangi kunjungan tersebut sama. Wakil Amerika Anthony J. Blinken, mengunjungi Indonesia dalam rangka tur Asia Tenggara yang dimulai dari Indonesia, Blinken menyatakan dukungannya terhadap kepemimpinan Indonesia di kawasan Indo-Pasifik, ia juga merasa bahwa Indonesia adalah mitra berdemokrasi yang baik bagi Amerika dan dunia internasional. kedua negara pun bersepakat akan bekerja sama dalam peningkatan investasi, dan penguatan infrastruktur regional, terutama menghadapi intervensi Cina dalam persoalan Laut Cina Selatan.

Sedangkan Patrushev sendiri, telah menekankan bahwa Moskow berkomitmen membahas arsitektur keamanan modern di kawasan Asia-Pasifik, Ia juga berencana mengunjungi Phnom Penh yang masih dalam satu kawasan. Dua negara ini, meski terlihat arah kunjungan seperti berbeda, namun bidikannya tetaplah adu pengaruh di kawasan Indo-Pasifik. Mengapa Indo-Pasifik?

Indo-Pasifik

Indo-Pasifik adalah satu dari sekian kawasan biogeografis bahari di dunia. Kawasan ini mencakup Samudra Pasifik bagian barat dan tengah, perairan bahari tropika di Samudra Hindia dan laut-laut pedalaman di kawasan Indonesia dan Filipina.

Sejak satu dekade ini, istilah Indo-Pasifik kian mencuat, menggeser pendahulunya yakni Asia-Pasifik. Istilah Indo-Pasifik yang dijadikan sebagai sebuah konsep geopolitik berdampak signifikan terhadap geliat kekuatan di Asia. Namun, konsep Indo-Pasifik ini nyatanya masih bersifat dinamis. Definisi yang belum jelas menjadikannya rentan didefinisikan sesuai dengan keinginan aktor yang berkepentingan.

Mantan Presiden Amerika Donald Trump dalam pidato November 2017 juga turut menggunakan istilah Indo-Pasifik sebagai arah kebijakan strategisnya. Adanya Aukus dan The Quad yang dibentuk untuk penjagaan kawasan Indo-Pasifik dalam rangka meminimalisasi pengaruh Cina di kasawan tersebut. Sedangkan anggota ASEAN dengan Asean Outlook on the Indo-Pasifik mendefinisikan kawasan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang inklusif demi menjaga perdamaian. Inilah beberapa definisi Indo-Pasifik ketika diseret dalam konsep geopolitik.

Potensi Strategis Indo-Pasifik

Kawasan Indo-Pasifik merupakan pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Posisinya yang diapit oleh dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik membuatnya menjadi kawasan yang strategis, sebab ia menjadi mayoritas jalur lalu lintas laut perdagangan dunia. Negara-negara lingkar yang berada di kawasan dua samudra ini juga mewakili lebih dari 55 persen perekonomian global.

Sedangkan dalam kategori kekayaan alam, dua samudra ini pun memiliki kekayaan alam yang melimpah. Sehingga persaingan geopolitik semakin intensif antara mayor powers (kekuatan-kekuatan besar) untuk menancapkan pengaruhnya di Indo-Pasifik.

Inilah potensi strategis yang dimiliki oleh kawasan Indo-Pasifik, hingga mata negara-negara kolonial serta-merta terpaku pada kemolekan kawasan ini.

Langkah Strategis Indonesia

Di tengah persaingan mayor powers ini, berdiri Indonesia sebagai bagian dari negara yang berada di kawasan Indo-Pasifik. Indonesia pun telah membuat perencanaan dalam menghadapi isu Indo-Pasifik. Dalam sesi wawancara Indonesia Forward cnnindonesia, Dr. Siswo Pramono, Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kemlu menjelaskan bahwa Pertama, Indonesia mengambil strategi inklusif dengan merangkul semua pihak. Berharap keamanan di kawasan bisa tercapai. Kedua, membangun persepsi kerjasama, oleh karena itu Indonesia telah bekerja sama tak hanya dalam bidang investasi, namun juga kerja sama dalam beberapa bidang tak terkecuali militer. Kedua poin inilah definisi sekaligus menjadi langkah strategis Indonesia untuk Indo-Pasifik.

Dengan langkah seperti ini, maka peluang Indonesia terjebak dalam pusaran ketergantungan akan semakin besar, negara ini tidak akan lagi dapat mempertahankan secuil ketahanan yang ia miliki. Sebab bangsa ini akan semakin terperosok dan terjebak dalam permainan negara-negara adidaya yang menginginkan kemanfaatan saja di Indo-Pasifik.

Bahaya Ketergantungan dengan Negara Lain

Kebijakan pemerintah yang membuka akses kerja sama dalam semua bidang, juga investasi besar-besaran, akan membawa dampak buruk bagi bangsa ini. ketergantungan terhadap investasi dalam jangka panjang, dapat membuat bangsa ini menjadi negara yang tidak mandiri. Semua pengerjaan infrastruktur dan industri akan berakhir pada asing. Hal ini dapat menggadaikan keamanan dan ketangguhan negara.

Begitu pula dengan kerja sama militer, meski dinilai menguntungkan dalam hal pengetahuan kekuataan militer negara lain, namun negara kita pun sedang mengumbar kekuataan militernya pada dunia. Yang hal tersebut haruslah dihindari, sebab kekuatan militer seharusnya menjadi faktor kejut bagi lawan, bukan malah diumbar.

Cara Khilafah Menjadi Negara Digdaya

Khilafah, ketika kembali terbentuk, maka ia akan mengharamkan dirinya mempunyai ketergantungan pada negara lain, apalagi negara kafir harbi yang jelas memerangi Islam dan kaum muslim. Sebab, negara digdaya adalah negara yang dapat mengatur segala urusan dalam dan luar negerinya secara mandiri. Oleh karena itu, Khilafah akan berusaha memenuhi bidang-bidang strategisnya secara mandiri.

Dari mulai pangan yang menjadi kebutuhan pokok. Maka Khilafah akan memproduktifkan tanah pertanian, juga tanah atau lahan yang tidak terpakai akan diberikan kepada rakyat yang dapat memanfaatkannya demi swasembada. Tujuan swasembada ini pun dilanjutkan dengan mendukung penuh para petani dan peternak dalam menghasilkan produk unggulan yang melimpah.

Menguasai industri dalam negeri. Semua komoditas yang dibutuhkan oleh rakyat akan diusahakan terpasok oleh negara, hal krusial seperti industri militer yang digunakan untuk menggentarkan musuh pun harus diproduksi oleh Khilafah sendiri, hal ini sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Anfal ayat 60 yang berbunyi, “Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah, dan orang-orang yang selain mereka yang tidak kalian ketahui sedangkan Allah mengetahuinya.”

Khilafah akan mendirikan dua jenis industri, pertama, industri yang mengelola barang kepemilikan umum, misal barang tambang, dan segala turunannya. Yang kemudian hasilnya akan dikembalikan pada rakyat. Kedua, industri yang berhubungan dengan alutsista dan industri berat demi menyokong militer negara dan menjaga keamanan Khilafah. Beberapa hal inilah yang harus dilakukan oleh Khilafah, selain demi menjaga ketahanan dan kemandiriannya juga menjadikannya sebagai negara adidaya. Allahu a’lam bis-showwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Dia Dwi Arista Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Khilafah Solusi Negeri(Degradasi Moral)
Next
Melintas Batas Harapan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram