Fatamorgana di Balik Kata Cantik, Sebuah Pendalaman Fakta

"Jadi jelas sekali bahwa standar kecantikan yang dipakai saat ini adalah yang hanya memandang wanita sebagai objek semata. Wanita dengan segala pesonanya dijadikan sebagai alat, guna meraup keuntungan sebesar-besarnya".

Oleh. Rahmiani Tiflen, Skep
(Kontributor NarasiPost)

NarasiPost.Com-Siapa sih yang tidak kepingin cantik? Semua wanita pastilah mendambakannya. Tapi sebenarnya apa sih cantik itu, nah kali ini kita akan bahas sama-sama tentang topik yang satu ini. Lets chek this out!

Masing-masing orang pasti punya standar berbeda dalam memandang wanita cantik. Ada yang mempunyai standar bahwa wanita cantik itu harus yang berkulit putih, tinggi, langsing, rambut panjang tergerai, hitam kemilau bagaikan di iklan sampo, gigi putih bak mutiara, dan lain sebagainya. Ada juga yang beranggapan bahwa wanita cantik itu harus yang hitam manis, punya lesung pipi, rambut ikal, body aduhai, dan lain-lain.

Standar kecantikan yang diciptakan pun berbeda-beda antara adat kebiasaan di suatu tempat dengan yang lainnya, bahkan standar ini berkembang dari masa ke masa sejak zaman the dark age hingga Renaissance . Jadi tidak ada standar baku dalam dunia kecantikan sekuler. Semuanya hanya memandang pada tampilan fisik semata.

Seorang aktivis feminis (Naomi Wolf) menulis sebuah buku dengan judul The Beauty Myth: How Images of Beauty Are Used Against Women, Wolf (2002:1-2) di awal buku tersebut ia menunjukkan bahwa selama ini perempuan-perempuan kulit hitam, kulit cokelat, maupun kulit putih di Amerika berhadapan dengan mitos kecantikan untuk menjadi perempuan yang sempurna yaitu memiliki tubuh tinggi, langsing, putih, dan berambut pirang.

Kulit wajah mereka tidak boleh memiliki cacat sedikit pun dan lingkaran pinggang mereka haruslah sekecil betul ukurannya. Setiap pagi, para perempuan bangun tidur dengan perasaan yang tak nyaman tentang tubuh mereka. Fenomena eating disorder atau operasi pembesaran payudara hanyalah salah satu upaya mereka untuk memenuhi mitos kecantikan itu.

Jadi jelas sekali bahwa standar kecantikan yang dipakai saat ini adalah yang hanya memandang wanita sebagai objek semata. Wanita dengan segala pesonanya dijadikan sebagai alat, guna meraup keuntungan sebesar-besarnya.

Dengan senjata ampuh bernama kecantikan dijadikanlah pangsa pasar bersama dengan pertumbuhan industrinya. Sehingga, ditawarkanlah produk-produk mulai dari krim kulit wajah hingga injeksi serum.

Dari perawatan biasa hingga jutaan rupiah. Bahkan, ada salah seorang artis yang perawatan kecantikannya mencapai lima juta rupiah per satu 'ketek.’ Bisa dibayangkan bagaimana dengan perawatan tubuh lainnya.

Industri kecantikan berkembang pesat di era kapitalis bersama dengan berbagai macam jenis perawatan yang ditawarkan kepada wanita. Dimulai dari perawatan wajah yang biasa-biasa saja semacam facial, masker, dan pilling wajah sampai lulur tubuh, hingga merambah ke tren baru yaitu sulam wajah dan tanam benang.

Bahkan, tak jarang ada di antara para wanita yang rela tubuhnya dijadikan objek di atas meja operasi. Dipermak mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Padahal, tidak sedikit di antara wanita-wanita itu yang meregang nyawa di atas meja operasi. Semua dilakukan demi satu kata, cantik.

Di sisi lain agar terus bisa eksis seorang perempuan dituntut untuk bisa stylish. Dengan tren busana kekinian yang beraneka macam, mulai dari model atasan hingga bawahan dengan berbagai macam corak dan model, dari aksesoris seharga 20 ribuan hingga ratusan ribu rupiah, belum lagi sepatu, tas, make-up dengan harga yang fantastis. Gaya kekinian ala seleb dengan hastag OOTD (out fit of the day) pun kian memenuhi time line sosmed. Lagi-lagi demi eksistensi dan kepuasan batin.

Sedangkan para wanita muslimah, sedikit banyak telah mengikuti arus pemikiran ala Barat ini. Mereka bahkan lebih memilih mengubah apa-apa yang telah menjadi ketentuan Allah seperti misal mengubah bentuk hidung, bibir, dan mata lewat operasi, padalah itu semua adalah qada yang tidak akan dimintai pertanggungjawaban. Dibanding perkara-perkara yang kelak akan ditanyakan oleh Allah, seperti amal perbuatannya di dunia.

Sungguh berbeda dengan muslimah pada masa kejayaan Islam. Tidak ada di antara mereka yang sibuk melakukan sesuatu yang sia-sia. Sebab, mereka tahu apa tujuan hidupnya dan perkara apa saja yang wajib, mandub, mubah, makruh, maupun haram bagi diri mereka.

Duhai saudariku muslimah, mari kita dengarkan sebuah kisah terindah yang pernah ada di jagat raya ini. Kisah termanis yang pernah ditorehkan sepanjang perjalanan zaman. Kisah yang jika engkau mendengar atau membacanya maka hatimu akan luluh tersebab cintanya. Yang akan menghapus dahagamu terhadap kepuasan batin semu di balik magnet bernama kecantikan.

Bahwa Islam datang membawa sebuah perubahan. Memuliakan wanita muslimah. Meletakkan mereka bak intan permata yang disimpan di dalam kotak nan indah agar tak dijamah tangan-tangan jahil.

Islam datang dengan mendudukkan wanita di tempat terbaiknya. Sebagai hamba Allah yang juga mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk meraih rida-Nya, walaupun dengan cara yang berbeda dengan lelaki. Tidak memandang wanita hanya berdasarkan fisik semata. Karena bagi syariat mulia ini, semua wanita adalah permata apatah lagi jika ia seorang muslimah. Kepuasan batinnya bukan terletak pada kecantikan fisik semata, tetapi pada rida Ilahi.

Sebab bagi seorang muslimah, kecantikan adalah ibadah dan ketundukan yang hanya akan dipersembahkan bagi kekasih halalnya, suaminya. Kecantikan adalah menjaga diri dan kehormatannya dengan senantiasa berhijab serta patuh dan taat kepada ayahanda (jika ia belum menikah) dan suami serta menjalankan segala perintah Allah ta’ala.

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk, rupa, dan harta benda kalian, tetapi Allah memperhatikan hati dan amal-amal kalian”. [HR. Muslim. Lih. Ghayatul Maram no. 415][]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Rahmiani. Tiflen, Skep Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kado Pahit Tahun Baru, Wacana Kenaikan TDL Bertalu-Talu
Next
Pacaran Bikin Masa Depan Suram, Nasib Remaja Kian Ambyar
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram