Ketika melihat kadzaliman Ulamalah yang harus lantang menyuarakan kebenaran bukan diam dan rida jika hukum Islam tidak diterapkan.
Oleh : Perwita Sari ( Pegiat Literasi)
NarasiPost.com - Setelah MUI mengumumkan periode kepengurusan 2020-2025, terpilihlah Miftachul Akhyar sebagai ketua MUI (cnnindonesia, 27/11/2020). Sedangkan Ma'ruf Amin terpilih menjadi Ketua Dewan Pertimbangan RI. Wajah baru formasi MUI ini maju menggantikan yang lama.
Dari susunan kepengurusan yang dibagikan ke publik, tidak ditemukan lagi nama Din Syamsudin (mantan Dewan Pertimbangan MUI) . Mantan bendahara MUI Muhammad Yusuf Martak, Tengku Zulkarnen (mantan wasekjen), Bachtiar Nasir (mantan sekretaris wantim). Memang keempat ulama ini adalah orang yang sangat lantang pada keadilan dan kebenaran dalam menyuarakan Islam. Namun, kerap kali dianggap menentang kebijakan pemerintah. Terlebih lagi bahwa sebagian ulama tadi adalah pernah ikut serta dalam aksi 212.
Banyak pengamat politik menganalisis adanya format baru dari pengurusan ini merupakan adanya campur tangan wapres agar lembaga MUI ini bisa dikendalikan kekritisannya. Meninggalkan suara-suara sumbang agar sejalan apa yang dikehendaki oleh pemerintah.
Apalagi lembaga MUI dibentuk tidaklah lain demi kemaslahatan kaum Muslim. Baik membentengi akidah umat, kehalalan produk, serta hubungan Muslim dengan lingkungannya. Semuanya itu berdasarkan syariat Islam. Sehingga wajar jika ulama sebagai garda terdepan berada di MUI untuk menyelamatkan umat dalam pelaksanaan syariat. Sudah pasti ulama ini adalah ulama yang tidak diintervensi kepentingan dari pihak manapun terutama yang tidak sesuai dengan Islam.
Ketika melihat kadzaliman Ulamalah yang harus lantang menyuarakan kebenaran bukan diam dan rida jika hukum Islam tidak diterapkan. Dengan sistem buatan manusia saat ini memandulkan peran ulama, agama hanya boleh diajarkan berupa akhlak dan ibadah ritual belaka. Namun terkait dengan aturan Islam dalam bernegara, ekonomi, sosial kemasyarakatan, politik dan hukum tidak pernah digunakan bahkan dikatakan sebagai ancaman.
Padahal Allah Swt yang menciptakan makhluk lebih tau apa yang dibutuhkan manusia. Sehingga pastilah setiap manusia tidak luput dari kesalahan. Maka ulama yang akan menjelaskan dan mencerdaskan umat agar umat tidak kembali pada kesalahan yang sama. Sehingga betapa peran ulama dan negara sangat besar agar menjadikan negara Indonesia menjadi negara yang sejahtera dipenuhi dengan keberkahan.
Peran ulama di tengah- tengah umat sangatlah penting. Sesuai sabda Rasul Saw " al Ulama waratsatul anbiyaai" yang artinya bahwa ulama adalah pewaris para nabi. Ulama mempunyai peran besar dalam menjaga umat dan penguasa. Ulama yang takut kepada Allah Swt. Serta ulama yang terdepan menegakkan kebenaran, membimbing umat dengan syariah dan melawan kedzaliman penguasa.
Selain itu ulama tidak boleh menjadi alat penguasa untuk memecah persatuan umat dikarenakan perbedaan madzhab, organisasi dan lainnya. Maka ulama yang akan mempersatukan umat dalam memperjuangkan penerapan syariah Islam.
Whallohu'alam bis Showab