Begitupun dengan jalur normalisasi, tidak akan memberikan solusi hakiki bagi masa depan rakyat Palestina. Tetapi, hanya semakin mencengkramkan penjajahan Amerika Serikat dan Israel terhadap wilayah palestina dan Jazirah Arab.
Oleh: Putri Bunda Harisa
NarasiPost.Com — Sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa negeri-negeri Arab mulai menjalin hubungan terlarang dengan Israel. Sebut saja Uni Emirat Arab (UEA), salah satu negara teluk yang lebih dulu melakukan upaya normalisasi dengan Israel. Tepatnya pada tanggal 13 Agustus 2020 lalu. Kemudian menyusul Bahrain, Qatar, dan Sudan. Berikutnya yang digadang-gadang akan melakukan upaya normalisasi dengan Israel adalah Arab Saudi.
Media Israel Walla News dan Haaretz, melaporkan bahwa ada pertemuan rahasia antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Mereka bertemu di Neom, sebuah kota di Laut Merah. (Republika.co.id)
Tentu saja upaya normalisasi dengan Israel yang dilakukan oleh negeri-negeri Arab tersebut menuai perlawanan dari rakyat mereka sendiri, seperti yang terjadi di Uni Emirat Arab (UEA). Dan penolakanpun datang dari rakyat Palestina dan seluruh kaum muslim di dunia.
Normalisasi Bentuk Pengkhianatan
Cengkraman kuat Amerika Serikat dengan sistem kapitalis-sekularnya membuat para penguasa negeri Arab terus menerus berada dibawah dominasinya. Hingga merekapun seolah tak berdaya saat "sang tuan" memintanya untuk melakukan upaya ‘pengakuan’ kepada kawan sejatinya, yakni Israel.
Amerika Serikat dan Israel akan terus mewujudkan pengakuan negara Israel, salah satunya adalah dengan mendorong negeri-negeri Arab melakukan upaya normalisasi secara diplomatik dengan Israel.
Dengan normalisasi tersebut, tentu saja Amerika Serikat dan Israel akan sangat diuntungkan. Bagaimana tidak? Karena dengan terbukanya hubungan diplomatik tersebut, akan menjadi tempat pemasok persenjataan mereka sehingga semakin menancapkan hegemoni Amerika Serikat dan Israel di kawasan Teluk. Dan ini adalah prestasi bagi industri artileri Amerika Serikat yang akhirnya dapat menembus Jazirah Arab setelah sekian lamanya mereka tidak mampu menembusnya. Kemudian, semakin terbuka lebar jalan bagi Israel untuk semakin dekat ke wilayah Palestina dan menguasainya.
Walaupun alasan yang dimunculkan dengan normalisasi hubungan diplomatik ini adalah sebagai upaya membantu rakyat Palestina mendapatkan kemerdekaannya, namun faktanya semua itu hanyalah omong kosong belaka. Karena Israel tidak benar-benar angkat kaki dari Palestina, akan tetapi hanya melakukan penangguhan atau penundaan sementara aksi pencaplokan terhadap wilayah Palestina.
Maka, sungguh normalisasi dengan Israel ini adalah bentuk pengkhianatan terbesar kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Dan pengkhianatan nyata yang dilakukan oleh penguasa negeri-negeri Arab terhadap saudara seakidahnya, yakni rakyat Palestina. Alih-alih membantu mengeluarkan Palestina dari penjajahan, justru ulah mereka tersebut semakin mempermudah bagi Israel melakukan penjajahan kepada Palestina. Serta, sebagai bentuk pengakuan kepada eksistensi bangsa Israel yang selama ini nyata-nyata merampok wilayah Palestina.
Khilafah Islam Solusi Penderitaan Rakyat Palestina
Penderitaan rakyat Palestina karena perampokan wilayah mereka oleh etnis Yahudi, yang kemudian memploklamirkan diri menjadi negara Israel terjadi sejak akhir abad ke 18 M. Lalu diperparah dengan adanya perang Arab-Israel pada tahun 1948 dan berbuntut pengusiran 700.000 rakyat Palestina meninggalkan wilayah mereka. Sejak saat itu Israel berhasil menguasai seluruh wilayah Palestina, kecuali Tepi Barat dan Jalur Gaza. Dan perampokan itu masih berlangsung hingga hari ini, begitupun penderitaan rakyat Palestina belum usai hingga saat ini.
Tahun berganti tahun, perundingan dan perjanjian antara Palestina dan Israel yang difasilitasi oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tak pernah menemukan solusi. Karena Israel tidak pernah menepati perjanjian yang telah disepakati. Bahkan semakin berambisi menguasai seluruh wilayah Palestina, menduduki ribuan militernya, dan menyebabkan penderitaan yang tak berkesudahan bagi rakyat Palestina.
Begitupun dengan jalur normalisasi, tidak akan memberikan solusi hakiki bagi masa depan rakyat Palestina. Tetapi, hanya semakin mencengkramkan penjajahan Amerika Serikat dan Israel terhadap wilayah palestina dan Jazirah Arab. Karena mereka tidak akan pernah rela membiarkan rakyat Palestina, terlebih kaum muslim di dunia lepas dari dominasinya.
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat al-Baqarah: 120 ;
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
Walhasil, untuk membebaskan rakyat Palestina dari penderitaan dan membungkam keangkuhan, serta dominasi Amerika Serikat dan Israel dibutuhkan kekuatan negara, yakni Khilafah Islam. Khalifah kaum muslimin akan mengirimkan bala tentaranya ke bumi Palestina, dan akan menghentikan kedigdayaan Ideologi kapitalisme-sekularisme yang banyak menyengsarakan umat manusia di dunia, tak terkecuali umat Islam. Tidak ada negoisasi dan normalisasi, yang ada adalah genderang perang kepada Amerika Serikat dan Israel untuk menghentikan semua penderitaan ini. Wallahu'alam bi shawwab []