Ini bukti negara dengan sistem kapitalisme rapuh. Tak tahan guncangan di saat pandemi seperti ini. Masalah ekonomi berat terus membayangi, apalagi pandemi masih kerkepanjangan. Tak lain, karena pengangguran, daya beli turun, berimbas pada malnutrisi pada anak-anak.
Oleh : Ummu Fikri (Aktifis Dakwah dan Ibu Rumah Tangga)
NarasiPost.Com — Krisis multidimensi terjadi di seluruh dunia akibat oabdemi covid-19. Tidak hanya dari segi kesehatan, namun merembet hingga masalah ekonomi, sosial, pendidikan, bahkan ketahanan pangan. Pola asuh dan tumbuh kembang anak ikut terdampak juga. Akses pendidikan yang minim, tiadanya posyandu, gizi buruk, gangguan psikologis, kekerasan mental, memperparah kondisi hari ini. Bisa jadi semua ini berefek pada hilangnya generasi bangsa.
Selama pandemi covid-19 kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah pun dihentikan. Digantikan dengan pembelajaran jarak jauh di rumah dengan media yang paling efektif. Anak-anak dan remaja di masa pandemi sangat memperihatinkan. Dari mulai pembelajaran daring sampai pengaruh lingkungan mengalami kemerosotan mental, kesehatan, kemiskinan dan lain- lain akibat lambannya pemerintah menjamin terpenuhinya hak Rakyat.
Kapitalisme telah Gagal Tangani Pandemi
Ini bukti negara dengan sistem kapitalisme rapuh. Tak tahan guncangan di saat pandemi seperti ini. Masalah ekonomi berat terus membayangi, apalagi pandemi masih kerkepanjangan. Tak lain, karena pengangguran, daya beli turun, berimbas pada malnutrisi pada anak-anak. Sehingga tak heran jika nyawa menjadi taruhannya.
Begitu juga dengan pendidikan, mereka tidak dapat mengakses pelajaran melalui telepon genggamnya. Belum lagi biaya membeli kuota. Akhirnya, sebagian anak-anak ada yang nekad mencuri, bahkan ada yang membunuh orangtuanya karena tak mampu membelikan HP. Sebagian lagi, ada yang memilih bekerja buruh kasar.
Kegagalan kapitalisme tangani pandemi, sehingga butuh solusi tuntas. Bukan solusi tambal sulam, melainkan solusi yang mampu menyelesaikan hingga ke akar masalah, khususnya yang terjadi pada generasi. Solusi apa yang ditawarkan Islam untuk dunia?
Sistem Islam adalah satu alternatif terbaik. Sebab, sistem yang ada selama ini terbukti gagal. Islamlah yang bisa menyelesaikan seluruh masalah kehidupan dengan menerapkan aturan-Nya. Islam akan bertanggung jawab memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan rakyatnya. Dapat dipastikan negara tidak akan mengalami kerugian atas kebijakan menggratiskan seluruh fasilitas pendidikan. Disebabkan pengelolaan keuangan dan pendapatan negara yang amanah.
Negara (dalam sistem Islam) menempatkan pendidikan sebagai pilar terpenting. Sehingga, menyediakan fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang memadai seperti gedung-gedung sekolah, laboratorium, balai-balai penelitian l, termasuk buku-buku pelajaran. Demikian halnya saat masa pandemi, kebutuhan pembelajaran daring akan didukung sepenuhnya oleh negara. Negara melakukan pengawalan dan evaluasi dalam setiap pembelajaran yang berlangsung.
Jadi, tidak ada rakyat yabg kesulitan mendapat akses pendidikan. Karena, pendidikan itu diberikan gratis kepada siapapun selama ia menjadi warga Daulah Islam. Dalam hal ini, kepala negaralah yang memiliki peran vital dalam pengelolaan sumber daya. Hal ini sudah diatur dalam syariat. Bahwa penguasa adalah pengurus urusan rakyatnya dan bertanggung jawab atas rakyatnya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw ;
“Imam (khalifah adalah raa'in ( pengurus rakyat) dan dia bertanggung jawab terhadap rakyatnya." (HR Ahmad, Bukhari)
Adapun solusi praktis bagi permasalahan ekonomi selama pandemi, hal ini dijamin oleh negara. Negara wajib mencukupi kebutuhan pokok dan ternak bagi setiap rakyat. Sehingga, rakyat yang di wilayahnya terjadi wabah tidak perlu menyibukkan diri bekerja di luar. Dengan demikian, pemutusan rantai wabah kian cepat. Sebab, orang-orang yang terkena wabah telah dipisahkan dari yang sehat.
Jadi, problematika yang menimpa dunia pendidikan hari ini adalah akibat kapitalisme. Kapitalisme setengah-setengah dalam mengurusi urusan umat. Pembelajaran daring pun masih mempertimbangkan untung rugi. Akhirnya, generasi bangsa yang menjadi korbannya. Wallahu'alam bishawab []