Hari Anak sedunia digembar-gemborkan, tetapi tidak bagi anak-anak di Palestina yang kehilangan masa kecil mereka akibat kezaliman Zionis Yahudi laknatullah.
Oleh. Ummu Rahmat
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-"Masa termanis dalam hidup seseorang adalah masa kecilnya. Miliki Hari Anak yang sangat bahagia untuk semua anak di dunia. Habiskan hari ini dengan kesenangan tanpa batas!"
Di atas adalah salah satu ungkapan Hari Anak pada 20 November 2024 lalu.(Sumsel.tribunnews.com, 14/11/2024)
Sekilas terlihat begitu indah. Namun, sadarkah kita, bahwa yang terangkai indah dalam kata nyatanya tak seindah kenyataan! Apalagi jika kita melihat kondisi anak-anak di Palestina.
Fakta Anak-Anak di Palestina
Berselang beberapa hari sebelum peringatan hari anak sedunia, Tentara Zionis laknatullah kembali membombardir Gaza hingga membuat cedera beberapa wanita dan anak-anak. Sebagaimana dilansir dari laman Kompas TV per 20 November 2024 lalu, jumlah anak-anak yang gugur di Gaza sebanyak 17.400 anak. Anak-anak yang selamat dari pengeboman juga harus hidup menderita karena harus kehilangan segalanya.
Pilunya, terkadang dari sekian anggota keluarga, tinggallah satu atau dua yang selamat. Maka, mereka yang selamat ini akan menjalani hidup tanpa keluarga mereka. Terlebih lagi, kamp pengungsian yang mereka dirikan sewaktu-waktu menjadi sasaran rudal Israel. Bahkan sebagaimana yang kita saksikan pada tragedi Rafah. Anak-anak tanpa anggota keluarga mereka terbakar dalam tenda-tenda pengungsian. Betapa ini sangat menyayat hati.
Anak-anak yang selamat juga harus siap dengan sejumlah wabah penyakit yang melanda. Akibat buruknya sanitasi yang ada. Serta minimnya sarana air bersih. Anak-anak ini juga harus kehilangan waktu belajar mereka. Mereka harus siap dengan datangnya musim dingin tanpa adanya alat penghangat yang mumpuni. Maka dapat dibayangkan sungguh berat nian derita yang mereka tanggung.
Maka, di mana posisi hari anak sedunia ini bagi anak-anak di Gaza? Sejauh mana Unicef mengambil peran dalam menyelamatkan anak-anak Gaza dari kezaliman Israel laknatullah?
Dunia Bungkam
Setahun pendudukan Israel laknatullah di bumi Palestina telah membawa duka mendalam bagi warga Gaza dan sekitarnya. Bencana kemanusiaan serta kelaparan kini menjadi ancaman nyata di negeri para anbiya itu.
Tercatat dalam setahun pendudukannya. Israel telah menewaskan 43.846 warga gaza. Dan 103.740 korban luka-luka. Tentara Israel juga telah membunuh 710 bayi dan 1.793 balita (www.kompas.tv, 20/11/2024).
Sungguh ironis, kala Hari Anak sedunia digembar-gemborkan. Di satu sisi badan ini bungkam dengan rintihan pilu anak-anak di Palestina yang kehilangan masa kecil mereka.
Olehnya itu, kita harus menyadari bahwa Unicef yang hadir hari ini yang membawa misi untuk mengayomi anak-anak di dunia sejatinya tak akan pernah bisa memberi solusi mendasar bagi anak-anak di Palestina. Bahkan kita harus mengatakan bahwa slogan perdamaian yang mereka usung tak berlaku bagi anak-anak di Palestina. Mengapa demikian?
Unicef yang berada di bawah payung PBB sejatinya adalah perpanjangan tangan Amerika. Yang mana Amerika sendiri adalah mitra terbaik Israel. Mereka bak ayah dan anak di mana keduanya harus saling mendengarkan. Maka Amerika tentu tak ingin jadi pembangkang. Ia akan selalu berupaya untuk memuluskan langkah Israel dalam memperluas penjajahannya atas bumi Palestina.
Begitu pula dengan Unicef, tentu ia akan memilah isu mana yg harus diangkat dan dijadikan concern utamanya. Mengangkat isu anak-anak Palestina dan memberikannya solusi mendasar tentu tak bisa dilakukannya. Karena itu akan sama saja dengan mengkhianati sang pimpinan.
https://narasipost.com/world-news/01/2024/nestapa-bayi-di-neraka-gaza/
Pun misalnya, ketika badan-badan dunia ini serius hendak menghapus penderitaan rakyat dan anak-anak di Gaza, mengapa tidak dari dahulu dilakukan? Bukankah pendudukan keserakahan Israel ini sudah berlangsung sangat lama?
Namun, pada kenyataannya nasib warga dan anak-anak di Gaza dari tahun ke tahun semakin menderita, bahkan mereka makin ke sini makin kehilangan tanah mereka yang mulia itu.
Ini menunjukan kepada kita, bahwa dunia hari ini yang kental dengan aroma sekuler kapitalisme tak akan bisa memberi solusi atas persoalan-persoalan yang terjadi di atas negeri-negeri muslim. Termasuk nasi muslim di bumi Palestina.
Untuk itu, umat harus sadar bahwa sistem hari ini dibuat memang untuk melemahkan mereka. Memutus hubungan ukhuwah islamiah hingga menghilangkan ikatan persatuan di antara kaum muslim itu sendiri, hingga umat hari ini merasa jika isu Palestina bukanlah urusan mereka.
Padahal, sebagaimana yang Rasulullah saw. sabdakan dalam riwayat Bukhari dan Muslim, "Umat Islam itu ibarat satu tubuh yang mana ketika ada satu bagian tubuh yang sakit maka bagian yang lain juga akan merasakan sakit."
Sayangnya, gambaran itu hari ini hilang. Oleh karena batas nasionalisme yang telah menggaris batas teritorial mereka. Kaum muslim hidup terpisah dalam beberapa negara bagian. Akibatnya, mereka sukar bersatu apalagi bisa saling membantu.
Khatimah
Meneropong isu Palestina maka kita harus menyadari bahwa derita panjang mereka adalah akibat dari pendudukan dan penjajahan Israel laknatullah. Maka untuk itu, jalan satu-satunya untuk menumpas penjajahan ialah dengan mengirim pasukan, di mana dentuman senjata juga harus dibalas dengan dentuman senjata pula, bukan dengan mengecam atau mengkritik semata.
Sayangnya, dunia muslim hari ini ada dan tak punya power. Jangankan untuk mengirim pasukan, mengkritik dan mengutuk pun tak bisa dilakukan dengan leluasa. Kalaupun dilakukan itu hanya sebatas retorika saja, yang nihil aksi nyata.
Karena pada faktanya, banyak negeri muslim yang mengkritik, di belakang ternyata mereka menjalin hubungan aliansi dagang dengan Israel. Maka sudah barang tentu mereka-mereka ini tak bisa diharapkan.
Maka, hanya kepada Islam kaum muslim berharap solusi terbaik itu ada. Karena keserakahan Israel di bumi para anbiya hanya bisa dipukul mundur dengan pasukan jihad yang akan dikirim oleh Khalifah. Ini akan kita jumpai kala panji Islam yang mulia telah kembali. Ia pasti akan membela bumi muslim yang terjajah. Termasuk nasib anak-anak Gaza yang hari ini jadi bulan-bulanan Zionis laknatullah.
Menunggu hari-hari pembebasan itu tiba. Semoga Allah Swt. memperluas sabar di hati seluruh penduduk Palestina, memperkuat pundak mereka dalam memikul derita demi derita yang akan datang menghampiri mereka. Untuk anak-anak Gaza di sana, kalian adalah generasi terbaik, calon pembebas bumi Al-Aqsa.
Wallahu a'lam bishawab.[]
Hari Anak Sedunia hanya sekadar seremonial bagi anak-anak Palestina. Peringatan tersebut tidak akan pernah memberikan perubahan apalagi solusi karena masih ada di bawah kendali sistem kapitalisme. Derita anak Palestina hanya bisa dihentikan saat Islam diterapkan. Barakallah mba@Ummu Rahmat
Alhamdulillah, Jazakumullah Khayran Katsiran kepada Tim Narasipost sudah menanyangkan tulisannya.
Hari Anak Sedunia narasi kosong tanpa arti
Saatnya dunia bangkit membangun aksi nyata untuk Palestina
Bagi yang masih hidup pun, tidak sedikit ada yang sudah lkehilangan anggota tubuh. Sudah menjadi yatim piatu sejak kecil. Tak terbayangkan penderitaan anak-anak Palestina dan masa drpan yang akam dijalani jika bukan dalam sistem Islam.
Benar, Mbak. Selamat dari pemboman harus siap dengan sederet penderitaan lagi. Masalahnya ini bukan orang dewasa tetapi anak kecil yg masih sangat butuh keberadaan orang di sekitarnya. Yaa Allah
Hari Anak Sedunia terus diperingati setiap tahunnya, tetapi tidak mampu nyata memberi hak kepada seluruh anak di dunia khususnya dunia Islam, terkhusus lagi bagi anak-anak Palestina.
Betul, Mbak. Hanya Narasi semata nihil aksi nyata bagi anak-anak Palestina