Adanya perubahan cuaca yang terjadi begitu cepat dapat meningkatkan risiko tubuh terserang penyakit. Peralihan suhu yang ekstrem membuat tubuh menjadi rentan.
Oleh. Deena Noor
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Alam dan manusia memang saling terkoneksi. Dengan sebuah mekanisme, keduanya berinteraksi dan merespons. Aktivitas atau perubahan pada alam akan memengaruhi manusia dan sebaliknya. Hal ini bisa terlihat saat pancaroba tiba. Di mana perubahan cuaca membuat tubuh rentan terhadap penyakit.
Masa Pancaroba
Pancaroba adalah peralihan antara musim kemarau dengan musim penghujan. Hal ini biasanya ditandai dengan cuaca yang tidak menentu, hujan lebat disertai kilat dalam durasi yang singkat, angin ribut, sampai ada hujan es. Tak jarang terjadi hujan lebat dan angin kencang diikuti oleh panas matahari yang menyengat. Cuacanya ekstrem. Sebentar panas, sebentar hujan. Perubahan cuaca terjadi secara cepat. Kadang, cuaca seperti susah diprediksi.
Menurut perkiraan BMKG, pancaroba dimulai pada bulan Oktober hingga Desember 2023. Selama tiga bulan ini, terjadi proses peralihan musim dari kemarau menuju penghujan. Sedangkan puncak musim penghujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2024. Saat ini, sebagian besar wilayah di Indonesia tengah memasuki masa pancaroba.
Penyakit Pancaroba
Pada musim pancaroba biasanya diikuti dengan berbagai penyakit. Adanya perubahan cuaca yang terjadi begitu cepat dapat meningkatkan risiko tubuh terserang penyakit. Peralihan suhu yang ekstrem membuat tubuh menjadi rentan. Sementara, virus lebih mudah bertahan dan lebih cepat berkembang biak. Suhu udara yang dingin memengaruhi kinerja sistem kekebalan tubuh dalam melindungi dari virus atau bakteri. Saat tubuh terpapar udara dingin, pembuluh darah akan menyempit sebagai upaya mempertahankan suhu di organ-organ tubuh. Ini menyebabkan sistem imun terganggu dalam melawan infeksi virus.
Salah satu penyakit pada musim pancaroba adalah leptospirosis. Menurut Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, penyakit leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri leptospira perlu untuk diwaspadai selama musim pancaroba. Penyakit ini dapat ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus. Ketika kotoran dan air kencing tikus tersebut bercampur dengan air banjir, maka bakteri leptospira akan bisa menginfeksi luka yang terbuka. (republika.co.id, 4/11/2023)
Selalu menjaga kebersihan agar tidak ada tikus yang berkeliaran dan memakai pelindung seperti sepatu jika terpaksa harus berada di daerah banjir merupakan langkah pencegahan dari terkena leptospirosis. Lalu, segera periksa ke dokter jika muncul gejala panas tiba-tiba, sakit kepala, dan menggigil.
Beberapa penyakit lain yang banyak terjadi di musim pancaroba adalah:
1. Diare
Pada umumnya, diare disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit. Penyakit ini berkaitan dengan personal hygiene. Diare bisa disebabkan oleh kondisi menurunnya suplai dan ketersediaan air bersih sehingga kebersihan pribadi turut berkurang. Faktor yang meningkatkan risiko terkena diare misalnya jarang mencuci tangan setelah ke toilet, penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih, sumber air yang tidak bersih, dan tidak mencuci tangan dengan sabun.
Utamanya, gejala diare adalah buang air besar (BAB) dengan tinja encer atau berair lebih dari 3 kali sehari. Keluhan lain dari penderita diare seperti perut kembung, tidak mampu menahan keinginan BAB, perut mulas, mual, muntah, demam, dan tinja berlendir atau berdarah.
Diare yang parah bisa menyebabkan dehidrasi yang ditandai dengan pusing, rasa haus yang sangat, buang air kecil menjadi sedikit atau jarang, urine berwarna gelap, mulut atau kulit menjadi kering, dan badan menjadi lemas. Jika dibiarkan, dehidrasi bisa memicu komplikasi yang serius seperti gangguan ginjal dan berkemih, kejang, dan syok hipovolemik (penurunan volume darah yang diikuti dengan penurunan tekanan darah dan kadar oksigen dalam tubuh).
2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Hujan pada masa pancaroba menyisakan banyak genangan air. Suhu udara yang turun menyebabkan lingkungan menjadi lembap. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.
Gejala umum DBD adalah demam tinggi dan gejala seperti flu. Gejala lainnya adalah sakit kepala, nyeri otot, tulang, atau sendi, mual dan muntah, sakit di belakang mata, muncul ruam kulit atau kemerahan, kelenjar yang bengkak, dan radang tenggorokan yang diiringi dengan sulit menelan dan minum.
Mimisan, gusi berdarah, dan muntah darah menandakan virus telah menjalar dan menimbulkan peradangan. Setelah muncul gejala tersebut, penderita berada di fase kritis. Biasanya orang mengira akan sembuh karena demam mulai menurun, rasa sakit di tubuh berkurang, dan gejala lainnya mereda. Namun, justru saat inilah harus waspada karena bisa terjadi Dengue Shock Syndrome (DSS) di mana tekanan darah turun secara tiba-tiba. Hal ini bisa membawa pada kematian.
3. ISPA
Pada saat musim pancaroba, sistem kekebalan tubuh mungkin tidak berfungsi sebaik biasanya sehingga menyebabkan terjadinya penyempitan dan pembengkakan saluran pernapasan. ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang menyerang saluran pernapasan, baik atas maupun bawah.
Gejala ISPA antara lain batuk, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, demam, sesak napas, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, lemas, pilek, dan demam. Bila tidak segera ditangani, ISPA bisa menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan membuat tubuh kekurangan oksigen. Hal ini bisa sampai membawa pada kematian.
4. Flu
Flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Penyakit ini gampang menular. Flu dapat menyebar dengan cepat melalui percikan ludah saat seseorang batuk atau bersin. Karena itu, rajin mencuci tangan dan menghindari orang yang terkena flu untuk mencegah penularannya.
Flu ditandai dengan gejala demam, pilek, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, dan kelelahan. Flu bisa sembuh dengan sendirinya. Orang yang sakit flu butuh istirahat yang cukup, makan makanan bernutrisi, dan banyak minum air putih.
Meskipun flu pada dasarnya bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi kita tetap harus waspada. Sebab, flu yang sembuh kemudian kambuh dan memburuk dapat menjadi masalah kesehatan lainnya. Ia bisa menyebabkan komplikasi serius seperti paru-paru basah, meningitis, gangguan jantung, serangan asma, infeksi telinga, dan pneumonia.
Cara Islam Memelihara Kesehatan
Dalam Islam, kesehatan adalah hal yang utama. Melestarikan kesehatan manusia adalah sebuah kewajiban sebagaimana menjaga keselamatan jiwa. Sebab, mengabaikan kesehatan bisa membawa pada kerusakan hingga berujung kematian. Padahal, kita diperintahkan oleh Sang Khalik untuk memelihara kehidupan sebaik mungkin. Rasulullah juga telah mengingatkan manusia untuk tidak membahayakan diri sendiri sebagaimana yang disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Majah dan Daruqutni:
لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
Artinya: “Janganlah membahayakan diri sendiri dan jangan pula membahayakan orang lain.”
Sebagai sebuah sistem kehidupan yang lengkap, Islam juga mengatur tentang kesehatan. Syariat Islam menetapkan bahwa kesehatan merupakan kebutuhan mendasar setiap insan. Karena itu, urusan kesehatan menjadi tanggung jawab negara. Segala hal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus disediakan oleh negara sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
الإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya: “Imam/khalifah itu pengurus dan dialah yang bertanggung jawab atas rakyat yang diurusnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Adanya penyakit yang menyertai masa pancaroba, negara sudah mengantisipasinya. Negara akan menerapkan sistem kesehatan Islam yang mencakup pengawasan, penjagaan, pencegahan, perlindungan, dan pengaturan berbagai perkara bagi terwujudnya kesehatan manusia dari segala sisi. Sistem kesehatan Islam ini terintegrasi dengan penerapan aturan Islam dalam kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Pemeliharaan kesehatan merupakan aspek promotif-preventif. Negara selalu menggalakkan pola hidup sehat dan bersih. Negara juga mengedukasi masyarakat tentang hidup sehat menurut Islam. Negara menanamkan kesadaran tentang pentingnya hidup bersih dan sehat. Dorongan tersebut adalah untuk menjadi hamba-hamba yang dicintai Allah Swt. Yakni, hamba yang sehat dan kuat sehingga mampu menjalankan kewajibannya beribadah kepada Allah, sebagaimana yang disebutkan dalam surah Az-Zariyat ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: “Dan tidaklah diciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Sementara, aspek kuratif bisa berupa pengobatan gratis (terjangkau) dan berkualitas. Ketika ada warga yang sakit, maka akses pelayanan kesehatan untuknya tidak boleh terhambat. Negara dengan segala perangkatnya harus sigap memberikan pelayanan kesehatan hingga yang sakit bisa pulih seperti sedia kala. Biaya kesehatan ditanggung oleh negara.
Selain itu, negara akan mengerahkan para ahlinya untuk melakukan berbagai riset dan inovasi dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Negara juga menyediakan sarana dan prasarana kesehatan. Fasilitas kesehatan akan dibangun di berbagai wilayah negara agar setiap orang bisa menjangkaunya. Obat-obatan, peralatan medis, dan tenaga kesehatan pun tersedia mencukupi.
Pembiayaan kesehatan diambil dari Baitulmal. Pengelolaan SDA milik rakyat oleh negara akan menghasilkan pemasukan yang mampu mendukung terselenggaranya pelayanan kesehatan terbaik.
Dengan kehadiran negara sebagai periayah urusan umat, maka kesehatan yang menjadi kebutuhan mendasar dapat terpenuhi. Sebab, negara menjalankan amanah ini sebagai bentuk ketaatan pada Allah Swt. sekaligus demi meriah rida-Nya. Negara tidak akan mengambil untung dari pelayanan yang diberikan kepada rakyatnya. Sebaliknya, negara akan memberikan pelayanan terbaik demi menciptakan kehidupan yang sehat lahir dan batin.
Khatimah
Pemeliharaan kesehatan tidak dilakukan pada musim tertentu saja, tetapi setiap saat di sepanjang hayat. Ketika Islam diterapkan secara kaffah, maka otomatis aspek pemeliharaan dan penjagaan kesehatan juga akan terlaksana. Sebab, Islam pada dasarnya adalah pemelihara dan penjaga kehidupan.
Wallahu a’lam bishshawwab []
Kedua anakku kemarin juga sakit Typus bersamaan. Setelahnya, suami sakit, perut nyeri hebat. Suami belum sembuh, disusul Ibu harus opname (typus, kolesterol dan trigliserida tinggi). Ibu masih tahap pemulihan. Alhamdulillah, pertolongan Allah, semua bisa dilalui. Sangat penting mejaga kesehatan. Tubuh sehat, beribadah pun penuh semangat.
Di sini sudah mulai banyak yang kena DB. Sebelumnya panas, pusing, karena udara yang luar biasa panasnya.
Iya nih lagi musim batuk pilek nih tua muda..
Pancaroba memang riskan sakit, ya, Kanda. Kudu jaga kesehatan kita. Tapi, kalau dalam negara yang menerapkan Islam, tentu negara yang akan siaga pertama kali untuk urusan jaminan kesehatan ini.
Negara yg dirindukan..
Betul mbak, di kampung saya juga gitu. Kalau sudah tiba musim pancaroba, anak-ana di sini itu gantian sakit. Mesti jaga-jaga kesehatan ini.
Iya, mbak.. di sini juga begitu..
Ya betul banget musim pancaroba banyak penyakit. Mesti waspada dan lebih baik tetap menjaga kesehatan dan imun.
Keren naskah semoga lebih banyak dipahami para pembaca.
Jazzkillah Mba Denaa Noor
Aamiin..
Tetap jaga kesehatan bunda..