Sistem kapitalisme telah menciptakan kemiskinan struktural yang tidak akan pernah terselesaikan dengan program pemberdayaan ekonomi perempuan.
Oleh. Mariyah Zawawi
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Upaya untuk menyejahterakan kaum perempuan terus dilakukan melalui pemberdayaan perempuan. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Kemen PPA), tetapi juga dilakukan oleh perusahaan negara. Salah satunya adalah PT Pertamina (Persero).
Melalui PFpreneur, Pertamina melakukan upaya untuk mengembangkan kewirausahaan perempuan. Pada tahun ini, Pertamina meluncurkan program PFpreneur Pertamina Foundation 2023. Program ini telah dibuka sejak 20 Oktober 2023. Mereka yang berkesempatan untuk mengikuti program ini adalah perempuan berusia 18 tahun yang menjalankan usaha selama minimal enam bulan. Adapun jenis usahanya meliputi fesyen, kriya (kerajinan), dan kuliner. (kompas.com, 04/11/2023)
Sekilas tentang PFpreneur
PFpreneur adalah salah satu program andalan yang diluncurkan oleh Pertamina Foundation. Program ini mulai dicanangkan pada 7 Oktober 2020. Melalui program ini, Pertamina bertekad untuk mencetak 5 ribu wirausaha perempuan dalam lima tahun. Para wirausaha perempuan ini diharapkan akan menjadi wirausaha yang mandiri, unggul, serta mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar mereka.
Mereka yang mengikuti program ini akan mendapatkan mentoring, pelatihan, dan pembinaan secara daring tentang pengembangan usaha serta pengenalan terhadap teknologi modern dari para pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah berhasil. Dengan demikian, kapasitas mereka sebagai wirausaha perempuan (womenpreneurs) akan meningkat. Demikian pula dengan daya saing usaha yang mereka miliki. Selain itu, mereka akan siap untuk bermitra dengan pihak ketiga.
Untuk mencapai tujuan ini, PFpreneur akan memberikan modal melalui Program Kemitraan PT Pertamina (Persero) hingga Rp200 juta untuk tiap UMKM. Jasa yang ditetapkan untuk modal tersebut sebesar 3% per tahun. Di samping itu, PFpreneur juga akan memberikan fasilitas branding produk, kemitraan melalui jaringan pengusaha sukses serta pameran produk. (pertamina.com, 07/10/2020)
Beberapa pameran yang sudah rutin diikuti oleh UMKM binaan Pertamina adalah The Jakarta International Handycraft Trade Fair (Inacraft) dan Trade Expo Indonesia (TEI). Dengan mengikuti pameran seperti ini, para pelaku UMKM dapat mengakses pasar nasional maupun internasional. Dengan demikian, tujuan Pertamina agar UMKM Go Global dapat diraih.
Sejahtera dengan Pemberdayaan?
Pada tahun 2022, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) adalah 275,77 juta jiwa. Sebanyak 139,39 juta jiwa berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan jumlah penduduk perempuan berjumlah 136,38 juta jiwa.
Para perempuan ini, dalam pandangan kapitalisme, dianggap sebagai beban sekaligus peluang dalam bidang ekonomi. Untuk itulah diluncurkan program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan (PEP). Berbagai negara pun melaksanakan program ini, termasuk Indonesia.
Hasilnya, banyak perempuan yang bekerja, terutama di industri kreatif. Pada tahun 2022, jumlah pekerja perempuan di Indonesia mencapai 52,74 juta jiwa. Jumlah ini setara dengan 38,98% dari total jumlah perempuan Indonesia. Meski demikian, program PEP ini belum mampu memberikan kesejahteraan kepada perempuan. Data dari BPS menunjukkan bahwa masih ada 13 juta perempuan yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Hal itu karena program PEP sejatinya hanyalah untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam dunia kerja. Keterlibatan mereka di dunia kerja hanya untuk kepentingan keuangan kapitalisme global. Perempuan hanya dihargai karena keberhasilan mereka dalam mencetak uang sekaligus sebagai buruh dengan upah yang rendah. Pada saat yang sama, mereka menjadi target pasar bagi produk-produk milik para kapitalis. Walhasil, menggantungkan terwujudnya kesejahteraan perempuan melalui program pemberdayaan ekonomi perempuan bagaikan menggantang asap karena tidak akan pernah terwujud.
Sebaliknya, program ini menimbulkan dampak yang buruk bagi kaum perempuan dan keluarga. Program ini justru menaikkan angka kekerasan terhadap perempuan. Pada tahun 2021, jumlah perempuan yang mengalami kekerasan mencapai 27.000. Jumlah ini meningkat menjadi 32.000 pada tahun 2022. (voaindonesia.com, 20/07/2023)
Selain itu, kemandirian ekonomi perempuan menciptakan disharmoni dalam keluarga. Akibatnya, angka perceraian pun meningkat. Data dari Statistik Indonesia 2023 menyebutkan bahwa angka perceraian pada tahun 2022 mencapai 516.334, naik 15% dari tahun 2021 yang mencapai 447.743 kasus. Ironisnya, 75,21% (338.358) dari kasus tersebut merupakan cerai gugat, yakni perceraian karena gugatan istri. (data.goodstats.id, 22/05/2023)
Feminisme di Balik Program Pemberdayaan Perempuan
Feminisme muncul di Barat sebagai reaksi atas perlakuan tidak adil terhadap kaum perempuan di sana. Celakanya, gagasan ini kemudian diterima di berbagai belahan bumi, termasuk oleh negeri-negeri muslim. Maka, para muslimah pun terjebak untuk turut menyukseskan program-program feminisme. Mereka memandang indah ide yang menyerukan keadilan dan kesetaraan gender dalam semua aspek kehidupan ini.
Mereka melihat fakta banyaknya perempuan yang miskin, berpendidikan rendah, serta mengalami kekerasan. Padahal, akar dari berbagai persoalan ini adalah diterapkannya sistem kapitalisme. Sistem ini telah menciptakan kemiskinan struktural yang tidak akan pernah terselesaikan dengan program pemberdayaan ekonomi perempuan.
Sedangkan rendahnya pendidikan terjadi karena kapitalisasi yang dilakukan di bidang ini. Sementara itu, kekerasan yang menimpa mereka adalah akibat sekularisasi dan liberalisasi yang dipaksakan melalui sistem pendidikan.
Ketidakadilan yang terjadi saat ini sebenarnya tidak hanya dialami oleh kaum perempuan, tetapi juga laki-laki. Banyak dari mereka yang tidak memiliki pekerjaan. Jika pun bekerja, upah yang mereka terima tidak dapat mencukupi berbagai kebutuhan yang mahal.
Islam Menyejahterakan Semua
Allah Swt. telah menciptakan laki-laki dan perempuan. Mereka mempunyai kedudukan yang sama di hadapan syariat Allah Swt. Keduanya juga berhak untuk mendapatkan kesejahteraan. Oleh karena itu, sistem Islam akan mewujudkan kesejahteraan bagi keduanya. Negara akan memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan pokok, baik berupa kebutuhan sandang, pangan, serta papan. Di samping itu, negara juga berkewajiban untuk menyediakan fasilitas kesehatan, pendidikan, serta keamanan bagi setiap warga negara.
Hal itu dapat diraih dengan cara mengelola berbagai sumber daya alam yang dimiliki, baik berupa bahan tambang, hutan, dan semua yang termasuk milik umum. Semua itu harus dikelola oleh negara, bukan swasta. Hasil dari pengelolaan itu dapat digunakan untuk menyejahterakan rakyat.
Dengan terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh rakyat akan menjamin keberlangsungan generasi. Mereka tumbuh menjadi manusia yang sehat, kuat, dan berpendidikan tinggi. Generasi yang seperti ini akan membantu terbentuknya peradaban yang sempurna. Rasulullah saw. bersabda dalam hadis riwayat Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Baihaqi,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَ قُوْتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيْزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Artinya: "Siapa saja dari kalian yang bangun pagi, sehat tubuhnya, aman minumannya, memiliki persediaan makanan pada hari itu, maka seolah-olah dia telah diberi dunia."
Wallahu a'lam bishawab.[]
ujung-ujungnya adanya PFpreneur hanya menyebabkan disharmoni sebuah rumah tangga. angka perceraian pun meningkat, dan anak-anak dirumah kehilangan figur ibu.. miris, kalau di dalam Islam kan,, laki-laki yang diprioritaskan untuk mencari nafkah..bukan sebaliknya.
Upaya para feminis bahkan tidak hanya di kota-kota besar, tapi di pelosok seperti tempat saya juga mereka masuk dengan dalih pemberdayaan perempuan.
Mereka sangat serius dalam menyebarkan ide ini. Padahal ide ini merusak kaum muslim. Berarti kita juga harus serius dalam menyebarkan ide Islam.
Feminisme akan terus menerus menggoda agar wanita bisa keluar rumah, merasa hebat karena berpenghasilan, hingga lupa kodratnya sebagai ummun wa rabbatun bait..maka dampaknya banyak perceraian, generasi jauh agama, child free, dll..
Betul mbak
Keren Mba tulisan mencerahkan
Semoga daku bisa seperti dikau keren
Mari belajar bersama-sama Bu