Tren Self Harm: Buah Sistem Sekularisme Kapitalisme

Self Harm

Kerusakan remaja saat ini tidak lepas dari pengaruh sistem sekularisme kapitalisme yang jauh dari agama dalam berbagai lini kehidupan, baik itu keluarga, sekolah maupun negara.

Oleh. Ummu Hana
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Belakangan ini tren self harm terus mencuri perhatian publik. Hal ini dikarenakan semakin maraknya tren tersebut di kalangan remaja. Sebuah tren yang dilakukan oleh para remaja dengan cara melukai diri sendiri dengan benda tajam seperti menyayat pergelangan tangan yang dilakukan dengan sengaja.

Tren ini tidak hanya terjadi di kota besar, namun kini sudah sampai ke daerah-daerah. Seperti yang terjadi di Magetan, Jawa Timur. Di mana Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan telah mencatat, ada sekitar 870 pelajar baik tingkat SD, SMP, maupun SMA yang telah melakukan aksi self harm. (Solopos.com, 2/10/2023)

Miris sekali, tren yang terjadi di kalangan remaja justru hal-hal yang membahayakan mereka. Hal yang susah dinalar sebenarnya. Bagaimana mungkin remaja usia belasan tahun berani melukai dirinya sendiri? Dan yang lebih miris lagi, kebanyakan mereka melakukan aksi tersebut hanya karena ikut-ikutan teman, atau mengikuti tren di media sosial .

Ada apa sebenarnya dengan generasi muda saat ini? Mengapa begitu mudahnya mereka melakukan hal-hal yang berbahaya bahkan mengancam jiwanya?

Rusaknya Generasi

Psikolog senior dari Kota Batu, Sayekti Pribadiningtyas S.Psi M.Pd mengatakan bahwa tindakan melukai diri seperti itu terjadi akibat adanya faktor pemicu. Beberapa orang nekat berbuat self harm karena menganggapnya sebagai salah satu cara untuk mengurangi sakit hati yang dialaminya. Mereka mendapatkan kepuasan setelah menyakiti dirinya sendiri. (SERU.co.id/ 26/10/2023)

Sangat miris, fenomena self harm yang terjadi di kalangan remaja menunjukkan pada kita bahwa remaja saat ini adalah generasi yang rusak. Mereka tidak kuat dalam menghadapi permasalahan hidup, bahkan memilih melampiaskan dengan cara menyakiti diri sendiri.

Remaja saat ini juga tidak mempunyai pendirian yang kuat. Mereka mengikuti tren tanpa peduli tren tersebut baik atau buruk, berbahaya atau tidak. Mereka tidak memiliki filter untuk memilah mana yang baik dan mana yang buruk.

Buah Penerapan Sistem Sekularisme Kapitalisme

Kerusakan remaja saat ini tidak lepas dari pengaruh sistem sekularisme kapitalisme. Mereka dididik oleh sistem yang jauh dari agama dalam berbagai lini kehidupan, baik itu keluarga, sekolah maupun negara. Sistem yang menilai segala sesuatu berdasarkan pada materi dan mengedepankan kebebasan.

Dalam keluarga misalnya, sekularisme kapitalisme telah menjadikan orang tua lalai dalam membekali anaknya dengan bekal agama yang kuat, anak pun diberi kebebasan dalam bersosial media tanpa filter dan pendampingan dari orangtua. Akibatnya, anak tidak bisa memfilter tontonan, mana yang layak ditiru dan yang tidak boleh ditiru.

Begitupun dengan dunia pendidikan yang sekuler kapitalistik. Konsep pendidikan yang hanya berorientasi materi, mengedepankan nilai di atas kertas, dan hanya mengejar ijazah. Dunia pendidikan pun minim dengan penanaman agama dan adab. Wajar jika pada akhirnya muncul remaja-remaja yang berperilaku buruk dan tidak paham agama.

Di sisi lain, negara yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam melindungi remaja, tidak memainkan perannya dengan baik. Sosial media dibiarkan beroperasi tanpa filter, tontonan-tontonan rusak dan tidak bermanfaat dibiarkan saja tanpa ada tindakan yang tegas. Remaja dibiarkan setiap hari mengonsumsi tontonan-tontonan buruk dan tidak sehat.

Inilah buah penerapan sistem sekularisme kapitalisme yang terjadi baik dalam keluarga, sekolah maupun negara. Akibatnya, kerusakan remaja termasuk salah satunya melalui tren self harm ini menjadi sebuah keniscyaaan.

Perlindungan Islam untuk Generasi

Jika sistem sekularisme kapitalisme membiarkan remaja berbuat bebas dan jauh dari agama, maka hal ini jelas berbeda dalam Islam. Sistem Islam akan membina para remaja dengan Islam yang kuat melalui pendidikan yang berbasis aqidah Islam. Sekolah Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian Islam yang kuat dalam diri siswa.

Islam pun mendorong orang tua untuk menanamkan akidah dan ajaran Islam untuk anak-anaknya, agar anak mempunyai kepribadian Islam yang kuat. Sehingga mereka bisa memahami mana yang baik dan buruk, tidak mudah goyah dalam menghadapi masalah, serta tidak mudah ikut arus tren yang salah.

Negara Islam juga akan melindungi remaja dengan baik, terlebih mereka adalah generasi masa depan. Negara akan mengawasi secara ketat penggunanaan sosial media, tidak akan membiarkan tontonan-tontonan buruk berkeliaran dan bebas ditonton oleh remaja. Pengawasan ketat oleh negara inilah sebagai bentuk perlindungan negara terhadap remaja.

Begitulah perlindungan paripurna oleh sistem Islam baik dalam keluarga, sekolah, dan negara. Semuanya saling bahu membahu dalam memerankan perannya untuk melindungi remaja muslim. Perlindungan paripurna seperti ini hanya bisa didapatkan dalam naungan sistem Islam atau Khilafah, bukan dalam sistem sekularisme kapitalisme seperti saat ini.
Wallahu a'lam bishowwab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Ummu Hana Kontributor NarasiPost.Com
Previous
UMKM Go Global, akankah Perempuan Makin Berdaya?
Next
Susuk 2
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wiwik Hayaali
Wiwik Hayaali
11 months ago

astaghfirullah. Semoga kita terlindungi dari perbuatan keji dan mungkar. Benar, remaja yang tidak punya tujuan hidup menganggap tren atas dasar ikut-ikutan sebagai tindakan yang keren. Padahal, tindakan-tindakan itu perlahan menjeremuskan mereka dalam kerusakan.

haifa
haifa
11 months ago

trend barcode. kalo di Situbondo dan Bondowoso, pengikut trend ini dari anak SD sampai anak SMP awal (kelas 7). Pengikutnya pun anak2 perempuan.
Pas ditanya alasannya, mereka jawabannya hanya ikut-ikutan. Padahal, andai mereka mengiris lengannya agak dalam, pasti nadinya yg kena.
Astaghfirullah.

Wd Mila
Wd Mila
11 months ago

aksi self harm di tubuh generasi muda menjadi bukti gagalnya sistem pendidikan sekarang. anak-anak didik tidak memiliki visi/tujuan hidup yang benar, akhirnya salah langkah dan hanya ikut-ikutan tren_tanpa tahu apakah ini sesuai dengan syriat Islam atau tidak.

Siti komariah
Siti komariah
11 months ago

Itu mhe remaja labil. Ngikut ngikut doang. Tidak memandang apakah itu benar atau salah. Generasi latah. Dalam Kapitalisme wajar sih. Beda dengan Islam tentunya. Semoga Islam segera tegak di tengah-tengah kehidupan dan menjadi solusi atas remaja. Aamiin

Last edited 11 months ago by Ummu Zalfa
Sartinah
Sartinah
11 months ago

Miris ya, melukai diri sendiri kok jadi tren. Generasi saat ini memang sedang sakit, jadi butuh disembuhkan. Dan obat terbaik untuk menyembuhkan adalah dengan Islam.

Bedoon Essem
Bedoon Essem
11 months ago

Jadi inget belum lama ini melihat tetangga bujang, tangannya diperban, pas sy nanya ibunya bilang dilukai sendiri dengan kaca gara2 berantem ma ceweknya..ya Allah generasi sekarang bikin greget..ayo bangkit guys, kalian adalah calon pemimpin umat masa depan..gimana Islam akan jaya kalau generasi penerus lembek begini?

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram