Semangka, Simbol, dan Latah Politik

Semangka simbol palestina

Merupakan bentuk protes, pertanian, kuliner, dan sastra, masyarakat Palestina menggunakan semangka untuk merepresentasikan identitas nasional yang berhubungan dengan tanah dan perlawanan mereka.

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Pantun tersebut cukup mewakili mereka yang sudah posting buah semangka di media sosial. Simbol semangka menjadi viral karena isu politik Palestina yang masih membara. Banyaknya postingan tentang pembelaan Palestina yang dihapus oleh pemilik aplikasi, membuat para warga dunia maya mencari cara lain. Ketemulah dengan simbol buah semangka yang sebenarnya pernah populer pada tahun 2007, tepatnya setelah intifadah kedua.

Simbol semangka populer di tangan seorang seniman Khaled Hourani yang menciptakan lukisan The Story of Watermelon pada sebuah buku berjudul Subjective Atlas of Palestine. Tepatnya tahun 2013, ia membuat satu karya eksklusif yang dinamakan The Colours of Palestinian Flags, dan karya tersebut akhirnya mendunia.

Kaya Manfaat dan Simbol Politik

Semangka adalah jenis buah musim panas yang sangat populer di seluruh dunia. Rasa manis dan segar membuatnya menjadi favorit pada hari yang panas. Namun, semangka bukan hanya sekadar buah yang menyegarkan lidah. Banyak sekali manfaat kesehatan yang terkait dengan semangka. Namun, ternyata buah yang memiliki warna khas kulit hijau plat hitam, dan isinya merah merona ini telah menjadi simbol politik di berbagai tempat.

Secara kandungan nutrisi, semangka mengandung vitamin C, vitamin A, vitamin B6, dan kalium. Nutrisi ini mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan. Buah ini juga memiliki kandungan air yang tinggi sehingga membantu dalam menjaga tubuh tetap terhidrasi saat suhu panas.

Semangka ternyata mengandung likopen, sejenis antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Komponen-komponen dalam semangka dapat membantu dalam menjaga kesehatan jantung dengan menurunkan tekanan darah. Terdapat juga antiinflamasi untuk membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.

Semangka berasal dari wilayah Afrika tropis dan semi-arid (semi-kering) mungkin dari bagian selatan Sahara. Tanaman semangka tumbuh liar di sana selama ribuan tahun sebelum dibudidayakan.

Bisa dikatakan bahwa semangka adalah salah satu buah yang tertua dalam sejarah pertanian. Ada catatan sejarah yang mencatat penggunaan semangka di Mesir kuno sekitar 5.000 tahun yang lalu. Semangka kemudian menjadi bagian penting dari diet Mesir kuno.

Melalui perdagangan dan penyebaran budaya, semangka kemudian menyebar ke dunia Islam. Di sana, buah ini diterima dengan baik dan menjadi populer. Semangka diperkenalkan ke Eropa selama abad pertengahan, kemungkinan menyebar melalui invasi Turki Ottoman. Dari Eropa, semangka kemudian tiba di Amerika. Pada abad ke-17, semangka sudah ditanam di Amerika.

Semangka (Citrullus lanatus) memiliki sejarah panjang yang menarik dan telah menjadi simbol politik di beberapa negara. Salah satunya di Taiwan. Di negara tersebut, semangka adalah simbol politik yang sangat kuat. Selain menjadi buah nasional Taiwan, semangka sering digunakan untuk menyuarakan kemerdekaan dan kedaulatan negara ini. Bentuk fisik Taiwan yang mirip dengan semangka sering digunakan dalam protes dan kampanye politik.

Begitu pun di Amerika Serikat. Semangka kadang-kadang muncul dalam isu politik Amerika Serikat. Di negara biang kapitalisme tersebut, makan semangka kadang menjadi simbol persatuan dan kebersamaan di tengah perbedaan politik yang kuat.

Dan tentu yang paling menarik adalah penggunaan simbol semangka saat ini, kembali booming sebagai simbol perlawanan rakyat Palestina. Padahal, simbol semangka sebenarnya pertama kali muncul pada tahun 1967, tepatnya setelah perang 6 hari.

Kala itu, Zionis Yahudi Israel berhasil mengambil alih bagian barat dan Gaza, serta menguasai bagian timur Yerusalem. Pada wilayah yang dikuasai tersebut, pemerintah Israel pun menjadikan pengibaran bendera Palestina sebagai bentuk pelanggaran pidana.

Untuk masyarakat Palestina, warna buah semangka cukup mewakili simbol atau lambang budaya dan identitas. Merupakan bentuk protes, pertanian, kuliner, dan sastra, masyarakat Palestina menggunakan semangka untuk merepresentasikan identitas nasional yang berhubungan dengan tanah dan perlawanan mereka.

Latah Politik

Fenomena hebohnya simbol buah semangka sebagai perlawan politik rakyat Palestina yang digunakan oleh sebagian besar pengguna media sosial akhir-akhir ini menunjukkan kelatahan dalam dunia politik dalam menanggapi sebuah peristiwa yang menghalangi ekspresi manusia untuk menyuarakan kebenaran, dalam hal ini membela Palestina yang menjadi korban kebiadaban Zionis Yahudi Israel.

Latah politik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan respons spontan atau reaksi yang kuat terhadap peristiwa politik atau pernyataan politik tertentu. Ini bisa mencakup berbagai reaksi, seperti marah, kagum, terkejut, atau bersemangat, tergantung pada individu yang merasakannya.

Latah politik sering kali terjadi ketika seseorang mendengar atau membaca tentang berita politik atau peristiwa yang memiliki signifikansi besar, dan reaksi mereka sangat kuat dan cepat. Ini bisa muncul dalam bentuk komentar, retorika, tindakan, atau respons lain terhadap peristiwa politik yang sedang berlangsung.

Istilah ini juga sering digunakan untuk menggambarkan bagaimana orang bisa menjadi sangat emosional atau fanatik terhadap politik, terutama dalam konteks polarisasi politik ketika perbedaan pendapat yang tajam dapat memicu reaksi yang intens.

Namun demikian, masyarakat muslim harusnya jangan terbawa arus latah politik, melainkan memiliki pola pemikiran atau cara pandang politik tersendiri. Dalam hal ini, Islam tidak pernah mengakui identitas sebuah negara berupa negara bangsa (nation state) yang tidak lain merupakan bentukan penjajah yang telah meruntuhkan kesatuan kaum muslim dalam naungan Daulah Khilafah Islamiah.

Simbol-simbol atau segala sarana, baik berupa logo atau bendera, anime, film, atau apa pun juga yang melambangkan negara bangsa dan negara sekuler, hukumnya mengikuti hukum tujuannya, yaitu memberikan dukungan pada negara bangsa (nation state) dan negara sekuler yang secara normatif tidaklah diperbolehkan dalam syariat Islam.

Dalam hal ini berlaku kaidah fikih yang menyebutkan,

اَلْوَسَائِلُ تَتْبَعُ الْمَقَاصِدَ فِيْ أَحْكَامِهَا

“Segala sarana (wasīlah) itu hukumnya mengikuti hukum tujuan-tujuannya.” (Dikutip dari Kitab Al-Burnu, Mausū’ah Al-Qawā’id Al-Fiqhiyyah, 12/199).

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Lepaskanlah…
Next
APEC dan Hipokrisi Perubahan Palestina
4 3 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wd Mila
Wd Mila
10 months ago

Islam tidak pernah mengakui identitas sebuah negara berupa negara bangsa (nation state) yang tidak lain merupakan bentukan penjajah yang telah meruntuhkan kesatuan kaum muslim dalam naungan Daulah Khilafah Islamiah.
Kemarin diriku hampir terkecoh, dan ingin postik foto semangka.hehe

Atien
Atien
10 months ago

Kelatahan politik ternyata bisa membelokkan arah perjuangan yang benar dalam penyelesaian masalah Palestina. Umat harus fokus pada jihad dan Khilafah untuk menyelamatkan bumi yang diberkahi tersebut.

Sartinah
Sartinah
10 months ago

Setuju, fokus saja pada tujuan utama untuk solusi Palestina dan negara-negara muslim lainnya di dunia yang terzalimi dan terjajah, yakni dengan jihad dan Khilafah.

Atien
Atien
10 months ago

Semoga umat muslim fokus dalam arah perjuangannya dalam penyelesaian masalah Palestina yaitu dengan jihad dan Khilafah

Bedoon Essem
Bedoon Essem
10 months ago

Biar ga latah yuk ikutan ngaji Islam kaffah.

Mimy Muthmainnah
Mimy Muthmainnah
10 months ago

Sepakat, tidak boleh ikutan latah, seorang muslim harus kukuh dgn pandangannya yg khas itu. Jangan sampai terabaikan atau teralihkan dari tujuan perjuangannya meski sesaat. So waktu begitu berharga. Eh ada tanaman yg lebih tenar di sana yakni zaitun.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram