Pemuda, Sosok Pembaharu Pendobrak Peradaban

pemuda pendobrak peradaban

"…Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka." (QS. Al-Kahf 18: 13)

Oleh. Ummu Farizahrie
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Kata-kata ini pernah diucapkan Ir. Soekarno berpuluh tahun lalu untuk menggambarkan betapa kuatnya sosok seorang pemuda.

Pemuda merupakan gambaran sosok manusia yang berusia muda, bertenaga kuat, cerdas, serta punya pemikiran dan akal yang cemerlang. Oleh sebab itulah, puluhan tahun silam, para pejuang kemerdekaan melibatkan para pemuda untuk merancang kemerdekaan dan menjaga kedaulatan negeri ini.

Sumpah Pemuda

Berdasarkan hal itu, maka pemerintah pun menetapkan hari Sumpah Pemuda diperingati di negeri ini pada tanggal 28 Oktober setiap tahunnya. Harapannya agar pemuda dapat membawa kemajuan serta membangun tanah air dengan seluruh potensi yang ada pada dirinya.

Sejalan dengan tema peringatan hari Sumpah Pemuda ke-95 tahun ini, "Bersatu Memajukan Indonesia", Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, menyerukan kepada para pemuda agar bersatu padu dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita menjadikan Indonesia negara maju. Dia juga berpesan agar dengan teknologi yang serba instan, jangan membuat generasi muda menjadi instan. Proses, kerja keras, dan pengalaman merupakan hal yang penting untuk menjadikan pemuda tertempa oleh keadaan dan waktu. Pemuda adalah pilar dan masa depan bangsa. (setkab.co.id, 28 Oktober 2023)

Problem Remaja

Namun, sayangnya, kita mendapati fakta pemuda negeri ini pada masa sekarang adalah generasi yang kerap dirundung masalah. Banyak dari mereka yang terlibat narkoba, pelaku perundungan, geng motor, pencurian, pembunuhan, dan sebagainya.

Belum lagi anak-anak remaja yang hamil di luar nikah akibat pergaulan bebas, pelaku self harm (menyakiti tubuh sendiri), bunuh diri, bermain judi online, terlilit pinjaman online, dan lain-lain. Dua kasus terakhir biasanya berakhir dengan bunuh diri karena tidak kuat dengan rongrongan para debt collector, karena tidak mampu membayar tagihan yang berkali-kali lipat jumlahnya akibat riba.

Para pemuda terpelajar pun dihadapkan pada hal serupa, mereka memiliki problematika yang tak kalah pelik. Mahasiswa, misalnya, mereka dihadapkan pada biaya kuliah yang mahal. Belum lagi tuntutan kurikulum dari kampus yang membuat mereka harus berjibaku dengan segudang tugas kuliah. Hal itu membuat mereka tidak punya waktu untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ditambah lagi beban keinginan orang tua agar anaknya segera lulus kuliah dan bekerja. Namun, setelah gelar sarjana didapatkan, masih dihadapkan pada persaingan mendapatkan lapangan kerja yang terbatas jumlahnya.

Akar Masalah

Bila ditelusuri lebih dalam, apa yang menjadi akar masalah sehingga generasi muda saat ini begitu rapuh? Mereka mudah tertekan sehingga disebut generasi stroberi? Sangat jauh dari gambaran pemuda pejuang kemerdekaan pada masa dahulu yang tangguh dan berani. Apalagi bila dibandingkan dengan para pemuda pada masa kegemilangan Islam. Sebut saja seperti Muhammad Al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel yang amat tersohor namanya.

Pemuda hari ini hidup dalam sistem kapitalisme sekularisme. Pandangan hidup ini menjauhkan generasi dari ajaran agamanya sehingga mereka memiliki pandangan hidup yang jauh dari prinsip agama yang sahih. Anak-anak muda ini menjadikan standar kebahagiaan dalam kehidupannya semata-mata materi. Tak heran, mereka akan melakukan apa pun demi mencapai hal tersebut. Tak mengenal standar halal dan haram. Pemahaman seperti inilah yang amat berpengaruh pada perilaku mereka.

Pendidikan sekuler ala kapitalisme menghasilkan para pemuda individualis yang tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Sistem kapitalisme juga mengarahkan generasi hanya berorientasi pada pencapaian materi. Tujuan akhir sekolah/kuliah semata-mata memperoleh pekerjaan dan mengisi peluang di bidang industri yang notabenenya milik para kapitalis (pemilik modal).

Mereka para lulusan universitas terbaik puas dengan perolehan gaji yang tinggi dan bekerja di perusahaan asing. Sangat jauh dari cita-cita mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada akhirnya, negeri ini terus merasakan penjajahan asing yang bersifat nonfisik.

Potensi para pemuda muslim saat ini sesungguhnya amatlah besar, mereka cerdas dan memiliki beragam kemampuan. Namun, amat disayangkan, potensi itu saat ini tengah dibajak oleh sistem yang rusak. Anak-anak muda tak lagi memiliki tujuan hidup yang jelas. Energi mereka pun digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif. Mereka menjelma menjadi sosok-sosok yang lebih mengedepankan materi dalam kehidupannya.

Generasi masa kini menjadi individu yang konsumtif. Mereka mengidolakan orang-orang buruk yang tidak pantas dijadikan panutan. Gaya hidupnya pun tak jauh dari apa yang mereka ikuti. Mirisnya, semua itu sangat jauh dari tuntunan Islam. Inilah gambaran negeri yang konon katanya akan memiliki bonus demografi pada tahun 2030. Apakah kita bisa berharap perubahan dan kemajuan dengan kondisi pemudanya seperti saat ini?

Sejatinya, negaralah yang menggiring generasi agar tanpa sadar terbajak potensinya. Penguasa negeri ini membiarkan para kapitalis meninabobokan pemuda-pemuda muslim melalui fun, food, fashion, dan film. Dengan karakter seperti di atas, cita-cita membentuk generasi yang dapat memajukan bangsa seperti utopia belaka.

Jalan Perubahan

Satu-satunya jalan menuju perubahan adalah kembali pada aturan Islam. Sebuah negeri akan maju bila para pemudanya mampu menjadi agen perubahan dan pendobrak peradaban. Sebagaimana dahulu sebelum Islam datang mengatur kehidupan manusia, orang-orang hidup dalam kebodohan dan kekacauan. Namun, Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. berhasil menjadikan umatnya menjadi umat terbaik dalam peradaban gemilang berabad-abad lamanya.

Negara dengan sistem Islam akan memberlakukan syariat Islam kaffah dalam kurikulum pendidikannya sehingga mampu mencetak generasi yang memiliki pola pikir dan berkepribadian (syakhshiyah) Islam. Dengan demikian, segala potensi kebaikan para pemuda muslim akan muncul berupa akhlak, adab, serta ruhiyah. Yang demikian akan diimplementasikan dalam kemampuannya mengaplikasikan ilmu pengetahuan untuk kemajuan umat manusia.

Mereka adalah orang-orang yang menjadikan standar kebahagiaan hidupnya adalah semata-mata keridaan Allah Swt. Dengan demikian, apa pun aktivitas yang dilakukan akan disandarkan pada halal dan haram.

Allah Swt. sudah memfasilitasi makhluknya dengan semua yang ada di alam ini. Asalkan dikelola dengan aturan Islam, maka sejahtera dan penuh berkahlah umat manusia.

Allah Swt. berfirman,

"…Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka." (QS. Al-Kahf 18: 13)

Ayat ini mengisyaratkan bahwa karakter pemuda yang kuat adalah mereka yang kukuh imannya dan tidak mudah goyah karena tergiur iming-iming duniawi. Pemuda seperti inilah yang dibutuhkan umat saat ini untuk menjadi agen perubahan, serta mengembalikan peradaban Islam nan cemerlang.

Adapun yang dapat dilakukan oleh para pemuda adalah dengan mengukuhkan keimanan dan nafsiyah mereka sebagai generasi muslim. Caranya adalah dengan mengkaji Islam kaffah agar mereka memiliki pandangan dan pemahaman yang sahih tentang tujuan penciptaan manusia. Mereka hendaknya memiliki tujuan hidup yang benar sehingga berdampak pada perilaku sebagai seorang muslim, dan menjadikannya mampu mengembalikan kejayaan Islam sebagai adidaya dunia. Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Ummu Farizahrie Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Petaka Konversi Lahan
Next
Tingkat Literasi Keuangan Syariah Rendah, Mengapa?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
1 year ago

Untuk menjadi bagian dari barisan pemuda yang mampu mendobrak peradaban, mereka terebih dahulu harus menjadi pribadi-pribadi yang islami. Bukan pemuda yang rapuh imannya dan minim kepribadian Islam. Yuk, saatnya para pemuda kembali pada jati diri sebagai pemuda Islam!

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
1 year ago

Pemuda mesti menjadi garda terdepan untuk suatu perubahan yang hakiki. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan berlandaskan akidah Islam sehingga benteng terkuat dalam berkiprah melakukan perubahan.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
1 year ago

Pemuda harapan bangsa haruslah paham syariah.

Nirwana Sadili
1 year ago

Hanya pemuda yang berkepribadian Islam yang dapat mengembalikan kejayaan Islam.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram