Hari guru seharusnya menjadi renungan apakah kurikulum pendidikan sudah mencetak generasi yang berkualitas atau belum.
Oleh. Sulastri
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Guruku tersayang
Guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku terima kasihku
Itulah sepenggal lirik lagu yang menggambarkan sosok guru bagi muridnya. Sebagaimana pada tanggal 25 November diperingati sebagai hari guru. Mengangkat tema "Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar". Kurikulum merdeka bertujuan mewujudkan sumber daya manusia unggul yang memiliki profil pelajar pancasila. (tirto.id, 13/11/2023)
Generasi Bermasalah
Tema hari guru 2023 adalah "Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar". Tema ini menjadi pertanyaan mengingat berbagai realitas generasi yang sarat berbagai masalah serius mulai dari :
Pertama, kriminalitas.
generasi saat ini banyak terlibat kasus kriminalitas. Bahkan sampai ke level pembunuhan. Tak jarang kita jumpai dalam kanal berita, pelajar bertindak kriminal dikarenakan hal yang sepele. Membuat miris melihat generasi saat ini yang semakin rusak.
Kedua, rusaknya kesehatan mental.
Generasi muda saat ini dikenal dengan generasi stroberi, yaitu generasi yang terlihat baik namun di dalamnya rapuh. Generasi saat ini mudah sekali terkena gangguan mental karena tekanan hidup dan faktor lingkungan. Sedangkan kurikulum pendidikan saat ini, tidak bisa menjadikan generasi memiliki mental yang sehat.
Ketiga, tingginya angka bunuh diri.
Miris melihat kondisi generasi saat ini yang mudah sekali melakukan tindak bunuh diri karena persoalan sepele. Mereka berpikir dengan bunuh diri akan menyelesaikan masalah. Namun sejatinya bunuh diri bukanlah solusi.
Kurikulum Pendidikan Sekuler
Realitas generasi saat ini yang sarat berbagai masalah, menunjukkan kurikulum yang diterapkan tidak tepat dan bermasalah. Karena pendidikan saat ini dijauhkan dari agama, dan tujuan pendidikan sekuler hanya berorientasi menyiapkan generasi menjadi generasi terampil untuk menjadi budak korporasi. Generasi tidak diajarkan tentang pentingnya agama dalam kehidupan. Adapun pendidikan agama hanya diajarkan ibadah ritual saja, tidak diajarkan Islam secara menyeluruh. Dan hal ini menegaskan bahwa pendidikan sekuler tidak memiliki sistem membangun generasi yang berkualitas. faktanya pendidikan sekuler hanya mencetak generasi rusak.
Pendidikan ala Islam
Islam memiliki pendidikan Islam yang berkualitas dengan akidah sebagai asasnya. Dalam Islam, tujuan pendidikan adalah menjadikan generasi paham IPTEK, sains, dan memiliki kepribadian Islam yaitu pola pikir Islam dan pola sikap Islam. Ketika generasi sudah memiliki kepribadian Islam maka akan berpikir dan bersikap sesuai Islam. Otomatis akan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Sehingga terbentuklah generasi berkualitas yang jauh dari masalah.
Butuh Peran Semua Pihak
Di samping pendidikan Islam yang berkualitas. Peran semua pihak turut menentukan kualitas generasi, yaitu peran dari keluarga, masyarakat, dan negara.
Pertama, peran keluarga.
Pendidikan pertama bagi anak adalah pendidikan dari orang tua terutama pendidikan dari ibu. Pendidikan dari keluarga menentukan sikap anak kepada orang lain dan menentukan bagaimana menentukan pandangan hidup. Jika fase awal pendidikan dari orang tua terlewati maka anak akan tumbuh bertindak sesuka hati.
Kedua, peran masyarakat.
Masyarakat yang penuh ketakwaan pada Allah akan membentuk lingkungan masyarakat yang kondusif, aman, dan nyaman sehingga generasi pun akan terbawa dengan lingkungan masyarakat yang penuh ketakwaan. Masyarakat akan melakukan kontrol sosial jika mendapati anggotanya melanggar syariat, mereka akan dengan mudah memberikan nasihat. Masyarakat Islam pun memiliki pemikiran, perasaan, dan aturan yang sama yaitu Islam. Sehingga, akan terbangun masyarakat yang sesuai aturan Allah.
Ketiga, peran negara.
Negara akan menerapkan hukum Islam secara menyeluruh atau kaffah untuk mengatur kehidupan, termasuk untuk menjaga generasi. Hal ini sesuai dengan QS. Al-Baqarah ayat 208 :
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam secara menyeluruh. Janganlah kamu sekalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan adalah musuh yang nyata untuk kalian."
Negara akan menyajikan tontonan yang menjadi tuntunan untuk menguatkan akidah umat dan akan memblokir tayangan merusak demi menjaga generasi dari pengaruh buruk media. Karenanya, Islam akan mengatur dan bertanggung jawab terhadap rakyat sebagaimana hadis Rasulullah saw. berikut:
"Khalifah adalah pengurus rakyat dan ia akan bertanggung jawab pada rakyat" (HR. Al Bukhari)
Suasana ketakwaan akan semakin menguat dari semua pihak ketika setiap pihak mengambil perannya, baik dari keluarga, masyarakat, dan negara. Sehingga terciptalah suasana ketakwaan yang akan menjaga akidah generasi. Sehingga generasi akan tumbuh menjadi generasi terbaik tanpa masalah.
Hukum Islam Tegas
Jika pencegahan sudah diupayakan, namun masih dijumpai generasi yang bermasalah, maka Khilafah akan menerapkan hukuman yang tegas sesuai hukum syarak. Hal ini untuk mencegah tindak kriminal dan penebus dosa.
Khatimah
Hari guru seharusnya menjadi renungan apakah kurikulum pendidikan sudah mencetak generasi yang berkualitas atau belum. Nyatanya kurikulum pendidikan sekuler hanya merusak generasi. Hanya pendidikan Islam yang mampu mencetak generasi yang berkualitas. Namun sayang sistem sekularisme hari ini masih menjadi pandangan hidup sehingga mengakibatkan kerusakan. Sudah saatnya kita kembalikan hak Allah untuk mengatur kehidupan. Karena Allah adalah Sang Pencipta dan Pengatur kehidupan. Wallahu a'lam bishawab. []
Butuh kurikulum yang mumpuni untuk menjadikan generasi kita menjafi generasi cemerlang
Benar Mbak, memang sudah saatnya kembali kepada sistem pendidikan Islam yang terbukti berhasil menelorkan gererasi yang intelek dan bertakwa. Tentunya sistem yang lain ( ekonomi, sosial, hukum, pemwrintahan dll) pun harus mengacu kepada Islam. Semua kembali' kepada Islam secara menyeluruh (kaffah). Maka pasti akan terlagir lagi generasi cemerlang seperti masa kejayaan Islam.
Allah
Sistem pendidikan sudah dipenuhi lubang sana-sini.
Hari guru yang seharusnya menjadi renungan justru menjadi perayaan.
Di negeri ini khususnya, setiap ganti menteri maka kurikulumnya pun ikut berganti. Artinya negeri ini memang tidak punya kurikulum baku yang benar-banar mampu mencetak generasi cemerlang. Miris juga ya, tiap tahun hari guru selalu diperingati, tapi kesejahteraan guru tetap saja memprihatinkan.
Meski gonta-ganti kurikulum, namun hakikatnya tetap sama yakni seluker liberal maka seapik apa pun metode belajar yg diterapkan tetap tdk akan membuahkan hasil khairu ummah sebagaimana dulu masa Khilafah tegak, saat Islam menjadi dasar kurilukum pendidikan. So, saatnya kini ganti sistem pendidikan dg basis akidah Islam
Betul sekali mba. Kurikulum merdeka belajar saat ini justru membuat siswa makin jauh dari aturan Islam. Imbasnya, kemaksiatan makin berjaya, akhlak mulia hilang entah ke mana. Miris dan sedih rasanya. Saatnya beralih ke sistem Islam agar pendidikan yang berlaku mampu menghasilkan generasi tangguh pewaris kepemimpinan Islam di masa depan.
Barakallah mba@Sulastri, naskah mantul.
Problem pendidikan hari ini kompleks sekali. Mulai dari kurikulum yang sekuler, kesejahteraan guru, mahalnya biaya pendidikan, kualitas pengajar, ketersediaan sarana dan prasarana, dll. Akibatnya, kualitas output pendidikan jauh tertinggal dari negara lain.
Pendidikan era now? Masih belum mampu mencetak generasi salih?
Solusi tuntas meski kembali pada sistem pendidikan dalam Islam.
Yes setuju mbak Sulastri semoga nasjahnya banyak mencerahkan umat