Sedangkan tujuan pendidikan pada sistem Islam adalah memberikan akal dengan pemikiran yang sehat baik akidah maupun ilmu terapan lainnya.
Oleh. R. Raraswati
(Kontributor NarasiPost.Com & Aktivis Muslimah Peduli Generasi)
NarasiPost.Com-Indonesia kembali digegerkan dengan peristiwa pengeroyokan 2 orang pelajar SMA di Dompu, Nusa Tenggara Barat. Peristiwa yang terjadi pada pertengahan Oktober 2023 ini, diduga dilakukan oleh 3 orang pelajar dari sekolah lain. Dari hasil pemeriksaan sementara, motif pengeroyokan karena dendam pada kedua korban. Akibat peristiwa itu, seorang korban mengalami cedera serius dan harus dilakukan penanganan intensif di RSUD Provinsi NTB. (regional.kompas.com, Oktober 2023).
Ada aksi, pasti ada reaksi. Berbagai komentar dilayangkan netizen terhadap peristiwa tersebut. Ada yang menghujat pelaku, menuntut hukuman berat, juga penggalangan dana guna biaya pengobatan korban. Semua sebagai wujud empati masyarakat terhadap korban dan luapan amarah terhadap pelaku. Namun, apakah ini bisa menyelesaikan masalah dan tidak ada lagi pengeroyokan semacamnya?
Problem Generasi Tanggung Jawab Bersama
Kasus di atas hanya satu contoh problem generasi yang diungkap dan mendapat perhatian. Masih banyak peristiwa tawuran oleh remaja yang terjadi di berbagai tempat. Bahkan kekerasan seksual yang dilakukan oleh generasi muda juga sering diberitakan. Tidak ketinggalan, narkoba juga menjadi penyebab rusaknya generasi sekarang. Sebagaimana diberitakan kompas.com, Oktober 2023, baru-baru ini diketahui hasil tes urine terhadap 22 pelajar di Sumbawa yang dilakukan BNN dengan 19 orang positif pengguna narkoba. Semua ini bukti problem generasi yang sangat kompleks dan harus segera diselesaikan.
Penyelesaian generasi ini harus menjadi prioritas negara. Pasalnya generasi adalah agen perubahan yang menentukan masa depan bangsa. Jika pemudanya rusak, maka rusak pula masa depan negara. Problem ini tidak bisa diselesaikan di lingkungan keluarga. Bukan sekadar perhatian dan permasalahan kasih sayang orang tua, tapi harus menjadi tanggung jawab bersama yaitu orang tua, keluarga besar, masyarakat, dan negara. Hendaknya semua pihak saling bersinergi dalam menyelesaikan problem generasi. Komunikasi yang baik akan membantu meredam masalah dalam waktu pendek. Butuh gerak cepat, tepat, dan kompak untuk menyelesaikan problem remaja dalam jangka Panjang.
Peran Negara
Dari beberapa pihak yang paling bertanggung jawab terhadap rusaknya generasi adalah negara. Meski orang tua berusaha keras mendidik anak-anaknya menjadi generasi berkualitas, ketika sistem pergaulan di masyarakat rusak, sangat besar kemungkinan mereka juga merusak kepribadian putra-putri yang di rumah terlihat baik. Berbeda ketika pemerintah sebagai pengatur negara yang juga punya peran penting dalam membentuk generasi berkualitas memberikan aturan ketat dan tegas. Dengan kebijakan pemerintah, tentu akan ditaati oleh semua rakyat termasuk pemudanya. Sanksi yang tegas terhadap pelanggar bisa menghadirkan efek jera terhadap pelaku dan masyarakat lain. Namun bagaimana mungkin pemerintahan yang menjalankan sistem sekuler liberal mampu mencetak generasi unggul?
Alih-alih menghasilkan generasi unggul dan berkualitas, sistem pendidikannya saja justru dikomersialkan. Peserta didik disibukkan dengan aktivitas untuk meraih materi semata. Peserta didik hanya dipersiapkan sebagai mesin penggerak perekonomian, budak korporat yang output-nya adalah tenaga kerja, bukan tenaga ahli ataupun peneliti. Ini bisa menumpulkan potensi besar generasi sebagai agen perubahan peradaban.
Selain itu, sistem di Indonesia minim pendidikan moral, akhlak, akidah, bahkan agama dan segala yang menunjangnya termasuk bahasa Arab. Padahal pendidikan agama khususnya akidah, seharusnya menjadi fondasi terbentuknya generasi cemerlang berkualitas dengan ketakwaan. Maka, selama negara masih menjalankan sistem sekuler liberal, problem kerusakan generasi tidak akan pernah teratasi. Itulah peran penting negara dalam permasalahan generasi.
Sistem Islam Mencetak Generasi Cemerlang
Sistem Islam mengatur semua aspek kehidupan baik secara individu, bermasyarakat, maupun bernegara. Islam mencakup segala lini kehidupan mulai dari ibadah dengan Allah, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, pemerintahan, politik, dan sebagainya. Maka, Islam sangat memperhatikan pendidikan generasi. Dengan pendidikan yang baik, seseorang bisa mendapatkan ilmu yang benar sesuai syariat Islam. Bahkan Allah memberi derajat lebih tinggi bagi siapa pun yang berilmu, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surah Al-Mujadalah:11 yang artinya;
“… Allah mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat …”
Ayat tersebut menggambarkan begitu pentingnya ilmu bagi manusia. Dengan ilmu, manusia akan mengetahui hakikat kebenaran. Jadi ilmu merupakan kebutuhan yang harus diprioritaskan untuk diraih, karena dengannya manusia dapat meraih yang lainnya termasuk harta kekayaan, jabatan, bahkan pasangan hidup yang baik.
Dalam sistem Islam, menjalankan asas pendidikan berbasis akidah. Setiap kurikulum yang dibuat harus berdasarkan akidah Islam. Sebagaimana disampaikan di atas, bahwa akidah merupakan dasar atau fondasi terbentuknya individu yang bertakwa.
Sedangkan tujuan pendidikan pada sistem Islam adalah memberikan akal dengan pemikiran yang sehat baik akidah maupun ilmu terapan lainnya. Pengajaran tsaqafah Islam diberikan kepada pelajar pada semua jenjang pendidikan. Pemerintah selalu mendorong masyarakat untuk menuntut ilmu karena menjadikannya sebagai kebutuhan pokok hidup. Dengan demikian, metode pendidikan yang digunakan selalu disesuaikan dengan tujuannya yaitu menjadi muslim sejati yang menggunakan ilmunya dalam setiap aktivitas.
Tidak hanya itu, dalam sistem Islam akan memberikan biaya pendidikan yang relatif terjangkau bahkan gratis. Mungkin bagi masyarakat sekuler kapitalis sulit mempercayai ini, mengingat biaya pendidikan sekarang sangat mahal. Dalam sistem Islam, hal ini sangat bisa dijalankan dengan memanfaatkan semaksimal mungkin sumber daya alam yang Allah curahkan. Mengelola sumber daya alam secara mandiri oleh negara tanpa dialihkan kepada swasta baik lokal maupun asing. Dengan demikian, hasilnya bisa digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat termasuk biaya pendidikan yang murah bahkan gratis dan dilengkapi sarana serta prasarana memadai.
Dengan sistem pendidikan yang sedemikian rupa, mampu menghasilkan generasi cemerlang, unggul, dan bertakwa. Sehingga generasi akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat dari berbagai pemikiran buruk yang merusak. Ditambah negara yang menguatkan peran ayah sebagai pemimpin dalam keluarga mampu bertindak tegas terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Begitu pula dengan peran ibu yang sekarang dialihkan sebagai pencari nafkah, dikembalikan lagi maksimal untuk membersamai putra-putrinya, menjaga kehormatan keluarga, menjadikan generasi terjaga. Jika ini diterapkan, insya Allah masalah generasi bisa teratasi.
Wallahu a’lam bish shawab []
sistem pendidikannya yang dikomersialkan membuat banyak generasi muda bangsa ini yang putus sekolah. sedangkan yang berhasil sekolah, juga dirusak dengan kurikulum yang melawan fitrah mereka sebagai hamba Allah Swt.
Miris mendengar berita tentang keburukan generasi kita. Berita buruk terus dan terus berulang. Sistem pendidikan sekuler- Kapitalisme telah terbukti gagal mencetak generasi sekelas generasi zaman kegemilangan Islam. Rindu rasanya sistem pendidikan Islam diterapkan kembali saat ini. Tentunya daulah khilafah yang akan bisa mewujudkannya. Keren tulisannya Bu Raras. Barakallah.
Betul Bu Dyah, ingin sekali merasakan sistem pendidikan Islam
Betul, semua pihak bertanggung jawab terhadap nasib generasi, mulai dari keluarga, masyarakat, sampai negara. Dan tanggung jawab negaralah yang paling urgen dalam menjaga generasi dari kerusakan.
Sayangnya negara tak maksimal menjaga generasi. Bahkan beberapa kebijakan justru merusak generasi
Generasi adalah penerus estafet perjuangan bangsa, mereka adalah calon pemimpin umat masa depan, seharusnya negara memberikan perhatian lebih untuk mengarahkan potensi mereka demi kejayaan masa depan. Tapi apalah daya jika negara menerapkan sistem kapitalisme leberalisme, generasi malah jadi objek serangan pemikiran rusak dari luar.
Semoga negara segera menerapkan sistem Islam
Jika peran negara berfungsi dengan baik, pasti lahir generasi yang baik pula. Ini hanya bisa dilakukan negara yang menerapkan Islam secara kaffah