Surat Cinta Anak SD Viral, Generasi Muda dalam Dekapan Syahwat

"Tak dapat dimungkiri bahwa generasi saat ini berada dalam gempuran pornografi. Terlebih, adanya kemudahan akses pada setiap tayangan impulsif pornografi di sosial media, mulai dari konten yang berbau pornografi, goyangan erotis ataupun iklan dengan tampilan merangsang, semuanya dapat dengan mudah diakses di telepon seluler anak-anak kita saat ini."

Oleh. Ummu Arifah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Indonesia dengan bonus demografinya tentu mengharapkan lahir generasi muda penerus peradaban. Kelak mereka akan mampu untuk mengantarkan negeri ini pada kondisi yang jauh lebih baik. Namun sayangnya, tujuan dan cita-cita tinggi ini dihadapkan pada aneka ujian. Salah satunya adalah paparan pornografi yang bebas merusak mereka kapan saja dan lewat apa saja.

Surat Cinta Anak SD Viral

Publik Indonesia digemparkan oleh satu berita yang memperlihatkan satu surat cinta yang dikirim oleh seorang anak SD. Tak seperti surat cinta anak kecil yang masih polos dengan bahasa kekanak-kanakannya, surat cinta ini berhasil membuat warganet berkomentar pedas dan menyayangkan isinya yang terasa sangat vulgar bagi seorang anak kecil. Ditampakan dalam surat itu bahwa si pengirim surat menyatakan cinta pada sesama anak SD. Namun, tak hanya itu, isi surat juga menunjukan sejumlah kata sensitif dalam hubungan pria dan wanita dewasa dalam ranah pernikahan dan justru mengarah ke konten yang mengandung pornografi. Sebagian pihak memandang sangat miris apa yang ditampilkan dalam surat tersebut, karena apa yang ia sampaikan sangat tidak layak diucapkan bocah sekecil itu.

Sejumlah pihak kemudian menyoroti berbagai kemungkinan yang mengarahkan si anak berkelakuan seperti itu. Dipertanyakan mulai keberadaan orang tuanya sampai bagaimana lingkungan tempat ia tinggal dapat memengaruhi dirinya sehingga bisa menjadi seperti saat ini, yaitu apa yang tergambar melalui surat yang ia buat.

Generasi Muda dalam Dekapan Syahwat

Tak dapat dimungkiri bahwa generasi saat ini berada dalam gempuran pornografi. Terlebih, adanya kemudahan akses pada setiap tayangan impulsif pornografi di sosial media, mulai dari konten yang berbau pornografi, goyangan erotis ataupun iklan dengan tampilan merangsang, semuanya dapat dengan mudah diakses di telepon seluler anak-anak kita saat ini. Tentunya, hal ini akan sangat mudah mengarah pada tayangan pornografi yang sekali lagi juga akan sangat mudah diakses oleh anak.
Jika seorang anak sudah terpapar, bahkan menghadapi kecanduan pornografi ini, akan timbullah beberapa gejala seperti mudah stres, impulsif, gelisah dan juga murung. Ini karena pre frontal cortex anak sudah mulai mengecil karena kebanjiran dopamin akibat paparan terus-menerus dari tampilan berbau pornografi ini. Semua ini juga mengantarkan pada beberapa perilaku menyimpang di masyarakat, seperti pacaran, perilaku free sex yang saat ini juga menjadi hal yang mulai lumrah ditemukan, serta lebih parahnya juga mampu mengarah pada beberapa kemaksiatan lain seperti pemerkosaan, aborsi atau juga pembunuhan akibat hal-hal ini. Sungguh sangat mengerikan dahsyatnya ancaman syahwat ini bagi generasi.

Negara Tak Boleh Diam

Kecaman dan kutukan para netizen terhadap surat cinta ini pun juga seharusnya diikuti dengan hal yang sama yang dilakukan oleh negara. Sudah seharusnya, negara tak boleh tinggal diam melihat dan membiarkan penghancuran generasi seperti ini. Negara harus melakukan upaya nyata demi menyelamatkan generasi dari gempuran syahwat yang semakin masif ini dari hari ke hari.

Negara tentu memiliki kemampuan untuk memfilter konten sosial media yang diakses publik, sehingga tak akan ditemukan lagi konten berbau pornografi yang destruktif. Negara juga harus memberikan sanksi yang efektif bagi siapa saja yang terlibat dalam konten ini, baik itu penyebar dan juga pelakunya. Semuanya bertujuan untuk membersihkan paparan buruk ini dari lingkungan kehidupan masyarakat.

Edukasi yang masif dan efektif juga harus dilakukan oleh negara dalam ranah perlindungan pemahaman generasi. Dimulai dari dalam rumah, dengan memiliki orang tua yang peduli pada pendidikan dan masa depan anaknya, sekolah dengan penerapan kurikulum yang mendukung anak untuk menghindar dari paparan keburukan ini dengan kesadaran mereka sendiri, sampai menghadirkan lingkungan yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang generasi. Bukan malah sebaliknya, seakan ada pembiaran dari negara karena memang dunia pornografi ini merupakan jerat bisnis besar yang terdapat putaran materi yang tak sedikit. Kembali lagi rakyat dikorbankan atas nama keuntungan. Lebih parahnya lagi, nasib generasi penerus bangsa dihancurkan sejak dini atas nama materi.

Islam Menjaga Generasi

Tentu fakta yang ada akan jauh berbeda saat kehidupan manusia tunduk pada aturan Ilahi Rabbi, yaitu aturan Islam. Islam mencegah segala bentuk usaha yang akan menceburkan manusia pada perbuatan maksiat, yaitu zina, mulai dari penjagaan dalam pola interaksi hubungan manusia di masyarakat sampai pada akses media sosial yang nihil dari keburukan termasuk pornografi ini. Islam membangun akidah umat sebagai perhatian utama. Sampai hadir di dalam setiap individu muslim rasa takut jika melakukan kemaksiatan karena sadar benar bagaimana pengawasan Allah Swt dalam kehidupan ini. Selain itu juga menjadikan rida Allah sebagai tujuan kehidupan, tak semata kebahagiaan jasadiah dan materialistik yang selalu dikejar. Inilah Islam dengan aturannya yang menjaga generasi ini agar mampu tumbuh menjadi tumpuan dan harapan kehidupan masa depan yang lebih baik.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Ummu Arifah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kesehatan Rapuh ala Kapitalisme
Next
Merindukan Sosok Qawwam dalam Keluarga
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram