Kongres Ulama Perempuan Indonesia, Akankah Membawa Perubahan?

"Meski KUPI hadir untuk memberikan perubahan bangsa, sayangnya KUPI masih menjadikan nasionalisme sebagai sumber untuk memperkuat wawasan kebangsaan dan keberagaman di Indonesia. Padahal, nasionalisme merupakan ide dan ikatan yang lemah dan rusak bagi umat manusia."

Oleh. Firda Umayah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II yang diselenggarakan di Ponpes Hasyim Asy'ari, Jepara, diisi dengan tiga halaqah kebangsaan dengan tema yang berbeda. Pertama, meneguhkan peran ulama perempuan dalam merawat dan mengokohkan persatuan bangsa. Kedua, temu tokoh agama dalam meneguhkan peran ulama perempuan untuk memperkuat kebangsaan. Ketiga, merumuskan strategi bersama untuk percepatan pengesahan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).

Dari ketiga halaqah yang disajikan, diharapkan keberadaan ulama perempuan Indonesia mampu menyelesaikan problem kebangsaan, kesetaraan, kekerasan terhadap anak dan perempuan, serta rusaknya akhlak (Tribunnews.com, 25/11/2022).

Jika dilihat sekilas, adanya KUPI dengan tujuan untuk menyelesaikan problem kebangsaan merupakan hal yang baik. Namun, akankah KUPI mampu membawa perubahan?

Sekularisme Sumber Masalah Bangsa

Meski KUPI hadir untuk memberikan perubahan bangsa, sayangnya KUPI masih menjadikan nasionalisme sebagai sumber untuk memperkuat wawasan kebangsaan dan keberagaman di Indonesia. Padahal, nasionalisme merupakan ide dan ikatan yang lemah dan rusak bagi umat manusia.

Setidaknya ada tiga kelemahan dalam ikatan nasionalisme. Pertama, bersifat emosional dan lahir dari naluri mempertahankan diri semata. Kedua, bersifat temporal. Ikatan nasionalisme hanya muncul saat bangsa terancam saja. Ketiga, ikatan ini lemah dan tidak dapat membawa kebangkitan. Ikatan ini tidak mampu mengikat manusia karena tidak memiliki seperangkat aturan yang mencakup seluruh aspek kehidupan.

Sedangkan untuk permasalahan lain, maka KUPI menyerahkan kepada para pemangku kebijakan yang ada di dalam sistem pemerintahan saat ini. Hal ini jelas merupakan langkah yang kurang tepat. Faktanya, berbagai problem yang menimpa bangsa merupakan dampak dari penerapan sistem demokrasi yang berbasis pemisahan agama dalam kehidupan.

Sistem ekonomi kapitalistik, sistem sosial liberal, sistem hukum yang tebang pilih, sistem pemerintahan yang sarat money politic, dan lainnya merupakan bukti dari penerapan ideologi kapitalisme yang diterapkan negeri dengan akidah sekuler.

Sekularisme yang diterapkan juga telah membuat perempuan selalu menjadi korban atas kebijakan sistem. Seperti, tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan serta buruknya sikap yang diterima oleh pekerja rumah tangga. Semua ini terjadi tatkala negara menyerahkan segala aturannya kepada aturan buatan manusia yang bersifat lemah dan terbatas. Akibatnya, aturan yang ada justru membawa kesengsaraan hidup manusia. Oleh karena itu, untuk membawa perubahan yang hakiki umat Islam membutuhkan solusi yang berasal dari Sang Pencipta Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk semua makhluk-Nya. Yaitu, solusi yang berasal dari Islam.

Islam Pembawa Perubahan Hakiki

Islam hadir dengan seperangkat aturan yang mengatur segala aspek kehidupan. Islam merupakan solusi atas segala permasalahan hidup manusia. Termasuk dalam masalah yang menimpa bangsa, seperti kekerasan terhadap anak dan perempuan, rusaknya moral, dan buruknya perlakuan terhadap pekerja rumah tangga.

Islam memandang bahwa semua muslim wajib terikat oleh hukum syarak. Muslim harus senantiasa berpikir dan bersikap sesuai dengan syariat Islam. Islam tidak membenarkan tindakan kekerasan dan tindakan yang dapat merusak akhlak seorang muslim. Dalam sistem pemerintahan, Islam juga mewajibkan adanya negara Islam, yakni Khilafah yang menerapkan seluruh syariat Islam dalam segala aspek kehidupan.

Keberadaan Khilafah merupakan implementasi dari seruan Allah Swt. agar kaum muslimin masuk ke dalam agama Islam secara keseluruhan. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 208.

"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu sekalian ke dalam agama Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu."

Khilafah juga wajib memberikan perlindungan kepada seluruh warga negara di dalam memelihara akal, akidah, keturunan, jiwa, harta, kehormatan, keamanan, dan negara. Sehingga, tindak kekerasan, rusaknya moral, dan yang lainnya dapat teratasi. Tak hanya itu, perubahan di dalam kehidupan masyarakat juga akan terjadi.

Adapun terkait keberadaan ulama perempuan, Islam juga memiliki pandangan tersendiri terhadap hal ini. Dalam Islam, ulama memiliki peran penting, karena ulama merupakan pembatas antara jalan kebaikan dan keburukan. Termasuk, adanya ulama perempuan. Ia memiliki peran besar untuk memahamkan masyarakat akan syariat Islam.

Perempuan muslim atau muslimah pada dasarnya memiliki peran domestik dan publik yang turut mempengaruhi kondisi generasi dan bangsa. Dalam peran domestik, ia merupakan ibu sekaligus pendidik dan pengatur rumah tangganya. Dalam ranah publik, ia merupakan bagian dari masyarakat yang berperan mengontrol dan mengoreksi pemerintah. Berdakwah, menyampaikan amar makruf nahi mungkar, serta menyuarakan penerapan syariat Islam di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, adanya KUPI hendaklah dijadikan sebagai ajang untuk menyuarakan dan mengajak masyarakat agar bersegera menerapkan Islam kaffah.

Penutup

Besarnya peran muslimah di dalam kehidupan bernegara sudah seharusnya di arahkan untuk mengembalikan kehidupan Islam yang pernah hadir pada masa Kekhilafahan Islam. Terlebih adanya ulama perempuan, seharusnya merekalah yang menjadi garda terdepan di dalam menyuarakan risalah Islam. Sebab, merekalah pewaris para nabi. Di tangan merekalah risalah Islam tetap terjaga. Bersama mereka pula akan terwujud sistem pemerintahan yang penuh keberkahan, yakni Khilafah Islamiah.

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Firda Umayah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com Salah satu Penulis Inti NarasiPost.Com. Seorang pembelajar sejati sehingga menghasilkan banyak naskah-naskahnya dari berbagai rubrik yang disediakan oleh NarasiPost.Com
Previous
Pamer
Next
Uang Digondol Akibat Terjerat Pinjol
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram