Zona Merah Dekadensi Moral: Rupiah Dikejar, Orang Tua "Dibuang"

"Kapitalisme yang menjunjung tinggi kebebasan dan menafikan aturan Tuhan, pada akhirnya melahirkan anak-anak yang krisis iman. Kapitalisme juga berhasil mencetak generasi-generasi durhaka yang tega "membuang" ayah dan ibunya tanpa merasa iba."

Oleh. Sartinah
(Pegiat Literasi)

NarasiPost.Com-Terenyuh rasanya menyaksikan banyak fenomena anak yang membuang orang tuanya. Rasa hormat dan sayang dari si buah hati kian pudar, bahkan hilang tergerus beratnya tekanan hidup. Wajah memelas ayah dan ibu yang terbuang, tidak lagi menyentuh sanubari sang anak. Pada akhirnya orang tua dianggap seperti benalu yang menggerogoti kehidupan sang anak dan harus disingkirkan.

Seperti yang baru-baru ini viral di media sosial. Seorang wanita bernama Trimah dibuang oleh anak-anaknya. Dia dititipkan oleh ketiga anaknya di panti jompo Griya Lansia Husnul Khotimah di Jawa Timur sejak 27 Oktober 2021. Alasannya, karena anak-anaknya sudah tidak mampu lagi mengurus sang ibu. (kompas.com, 3/11/2021)

Kasus pembuangan orang tua juga pernah terjadi di Banda Aceh pada 2020 lalu. Seorang lansia yang tengah sakit ditemukan di pinggiran Jalan Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Menurut Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKSK) Dinsos Aceh, Misra Yana, sebelum meninggal pria lansia tersebut mengaku telah dibuang oleh anak-anaknya. (tribunnews.com, 3/4/2020)

Miris. Pembuangan orang tua masih terus terjadi hingga kini. Bahkan, diprediksi akan tetap ada sebagai hasil dari penerapan sistem kapitalisme-sekuler. Orang tua yang seharusnya dimuliakan dan dirawat, kini tak lebih berharga dari lembaran rupiah bergambar pahlawan.

Beratnya Tekanan Hidup

Faktor ekonomi acap kali menjadi alasan banyaknya kasus penelantaran orang tua oleh anaknya. Terlebih hidup dalam sistem kapitalisme yang serba diukur dari sudut pandang materi. Ditambah dengan sulitnya memperoleh lapangan pekerjaan dan mahalnya biaya hidup yang harus ditanggung sendiri oleh setiap masyarakat. Lengkaplah sudah derita rakyat.

Bersandar pada fakta tersebut, anak-anak akhirnya hanya sibuk mengurusi kebutuhan perut, tetapi lalai mengurus orang tuanya. Banyak pula yang akhirnya menganggap bahwa merawat orang tua justru menambah beban hidup mereka yang sudah sulit. Akhirnya kasus-kasus "pembuangan" orang tua menjadi jamak terjadi di masyarakat.

Padahal, membuang orang tua dengan alasan apa pun tidaklah dibenarkan dan termasuk dosa besar. Seorang ibu misalnya, sudah mengandung, menyusui, melahirkan, dan merawat anak-anaknya hingga mereka mengecap indahnya dunia. Begitu juga dengan ayah yang tak lelah bekerja demi membuat putra putrinya hidup dengan layak. Lantas, ke mana hilangnya kasih anak hingga tega "membuang" orang tuanya?

Kapitalisme Mengikis Bakti Anak

Penerapan sistem kapitalisme-sekuler telah mengakibatkan efek yang luar biasa terhadap tatanan kehidupan manusia. Tidak hanya pada skala negara, melainkan telah merangsek pada tatanan terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga. Kapitalisme telah nyata menyebabkan kemiskinan massal yang tidak mampu lagi disembunyikan.

Pada tatanan keluarga, kapitalisme telah memorakporandakan harmonisasi keluarga, juga mengoyak ikatan antara orang tua dan anak. Jadilah banyak orang tua yang kehilangan kasih sayang terhadap anak-anaknya. Sebaliknya, anak pun telah kehilangan adab dan kepatuhan kepada orang tuanya. Beratnya tekanan hidup seolah menjadi keabsahan untuk menelantarkan maupun "membuang" mereka.

Pendidikan sekuler asuhan kapitalisme juga menjadi faktor tak terbantahkan atas terkikisnya fitrah manusia. Fitrah manusia berupa sikap saling mengasihi, menyayangi, menghargai, maupun menghormati akhirnya sirna. Kapitalisme yang menjunjung tinggi kebebasan dan menafikan aturan Tuhan, pada akhirnya melahirkan anak-anak yang krisis iman. Kapitalisme juga berhasil mencetak generasi-generasi durhaka yang tega membuang ayah dan ibunya tanpa merasa iba.

Islam Menjaga Iman dan Adab

Perlakuan buruk dan penelantaran orang tua oleh anak-anaknya tidak akan dijumpai dalam Islam. Pasalnya, Islam mewajibkan adanya ketakwaan individu kepada Allah Swt. Islam juga mewajibkan ketaatan kepada orang tua. Bahkan, merupakan dosa besar jika anak sampai membuat orang tuanya menangis, apatah lagi memperlakukan keduanya dengan buruk.

Allah Swt. pun sampai menurunkan perintah dalam ayat-ayat sucinya untuk berbakti kepada orang tua. Allah Swt. berfirman dalam QS Al-Isra ayat 23-24: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah!' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."

Di Bawah Peri'ayahan Khilafah, Rakyat Sejahtera

Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam. Penerapan syariatnya oleh negara (khilafah) dalam seluruh aspek kehidupan, menjadi jaminan kemaslahatan rakyat. Sebagai pelayan umat, khilafah akan mengurusi seluruh urusan rakyat sampai pada tatanan individu. Rakyat tidak akan dibiarkan terseok-seok sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Negara menetapkan beberapa langkah untuk mewujudkan terciptanya kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat dalam seluruh aspek inilah yang akan mengurai problem multikompleks di tengah masyarakat, termasuk dekadensi moral. Pertama, khilafah mewajibkan bagi setiap muslim laki-laki sebagai penanggung jawab nafkah bagi keluarganya. Untuk memudahkan mereka bekerja, khilafah menyediakan lapangan kerja yang memadai.

Kedua, khilafah mendorong adanya sikap tolong-menolong di antara sesama anggota masyarakat. Jika ada individu atau keluarga yang fakir atau miskin, maka saudara muslim lainnya dianjurkan untuk membantu sebagai wujud kepedulian. Ketiga, khilafah menerapkan sistem ekonomi Islam dan mengelompokkan sumber-sumber pemilikan. Penerapan sistem ekonomi Islam meniscayakan setiap rakyat bisa menikmati kesejahteraan secara merata.

Demikianlah Islam memberi solusi untuk keluar dari "zona merah" dekadensi moral yang sangat mengkhawatirkan. Di bawah naungan khilafah, tidak ada lagi anak yang membuang orang tuanya karena dalih kemiskinan. Ditambah lagi, setiap anak akan menyadari bahwa orang tua wajib dimuliakan dan dijaga. Sebab, dengan memuliakannya akan menjadi jalan untuk masuk surga. Sebagaimana dalam hadis Rasul saw. yang diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban: "Orang tua merupakan pintu surga yang paling pertengahan, jika engkau mampu, jagalah pintu tersebut."
Wallahu 'alam bishshawab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Penulis Rempaka literasiku
Sartinah Seorang penulis yang bergabung di Tim Penulis Inti NarasiPost.Com dan sering memenangkan berbagai challenge bergengi yang diselenggarakan oleh NarasiPost.Com. Penulis buku solo Rempaka Literasiku dan beberapa buku Antologi dari NarasiPost Media Publisher
Previous
Open Marriage, Konsep Pernikahan Jahiliah
Next
Eropa Episentrum Baru Virus Corona, Akankah Dunia Kembali Merana?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram