Wajah Generasi dalam Pelukan Liberalisasi

"Tawuran, narkoba, miras, hingga pergaulan bebas adalah masalah-masalah yang mengitari generasi muda dalam pelukan sistem liberal hari ini. Jika hal tersebut dimaklumi sebagai bagian dari kehidupan modern khas pemuda masa kini, tentu kehancuran masa depan peradaban menanti di depan mata. Perlu ada upaya sistematis untuk mengembalikan generasi muda kepada jati diri penciptaannya, yakni sebagai seorang hamba yang kuat mendekap taat kepada Rabbnya."

Oleh. Hana Annisa Afriliani, S.S
(Redpel NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Negeri ini patut berbangga sebab memiliki banyak SDM berusia muda. Namun sayangnya, kuantitas tak berbanding lurus dengan kualitas. Generasi muda hari ini justru seringkali tersandung beragam kasus kejahatan hingga perbuatan amoral.

Sebagaimana yang baru-baru ini terjadi di Jatinegara, Jakarta Timur. Antarpemuda terlibat tawuran dengan menggunakan senjata tajam. (Kompas.com/22-11-2021)

Sebelumnya, di Pancoran Mas, Depok Tim Jaguar berhasil mengamankan lima pemuda yang diduga akan melakukan tawuran. Dalam pengamanan tersebut, didapati tiga buah celurit, sebilah pedang, dan satu buah stik golf. Menurut Ketua Tim Jaguar Polrestro Depok, Iptu Winam, rencana aksi mereka telah terendus lewat media sosial. (Kompas.com/17-11-2021)

Sungguh ironis, sebagian generasi muda hari ini sungguh jauh dari profil pemuda intelek, berakhlak mulia dan bertakwa. Sebaliknya, mereka justru banyak menjadi pelaku kejahatan bahkan terlibat dengan aneka penyimpangan.

Liberalisasi Mengikis Jati Diri

Masifnya propaganda liberalisasi di negeri-negeri kaum muslimin, termasuk Indonesia, telah sukses melepaskan generasi muda dari ikatan ketaatan terhadap ajaran agamanya. Mereka digiring menjadi sosok pemuja hawa nafsu dan kebebasan dalam berpikir serta bersikap. Maka, jamak ditemui di sistem hari ini, generasi muda yang telah kehilangan jati dirinya sebagai seorang muslim.

Ketika dihadapkan pada masalah, kekerasan kerap diambil sebagai solusi. Amarah mudah bangkit hanya karena terpantik oleh hal yang teramat sepele. Begitulah, sosok generasi dalam didikan sistem liberal hari ini. Mudah tersulut amarah, mudah rapuh jiwanya, serta labil pendiriannya.

Sejatinya liberalisasi merupakan agenda Barat dalam menumbangkan potensi generasi muda muslim sebagai pembangun peradaban Islam. Dengan serangan liberalisme, generasi muslim dikikis jati dirinya, sehingga mereka tumbuh bersama beragam masalah di dalam dirinya sendiri. Alih-alih memikirkan urusan umat dan masa depan peradaban, menjadi problem solver atas dirinya sendiri saja kerap menemukan jalan buntu.

Tawuran, narkoba, miras, hingga pergaulan bebas adalah masalah-masalah yang mengitari generasi muda dalam pelukan sistem liberal hari ini. Jika hal tersebut dimaklumi sebagai bagian dari kehidupan modern khas pemuda masa kini, tentu kehancuran masa depan peradaban menanti di depan mata. Perlu ada upaya sistematis untuk mengembalikan generasi muda kepada jati diri penciptaannya, yakni sebagai seorang hamba yang kuat mendekap taat kepada Rabbnya.

Sistem Islam Menyelamatkan Generasi

Jika dalam pelukan liberalisme, generasi muda menjadi sosok yang diselimuti problematika, maka dalam dekapan sistem Islam generasi muda mampu tampil sebagai sosok pencerah di tengah-tengah umat. Betapa tidak, sistem Islam membentuk pola pikir dan pola sikap islami sehingga menjadikan generasi muda memiliki kekhasan dalam bersikap dengan akidah Islam sebagai asasnya. Lihat saja, bagaimana profil generasi muda yang hidup di masa Rasulullah dan kekhilafahan Islam, sangat patut menjadi teladan. Usia muda tidak membuat mereka terlena dan terlarut dalam hura-hura, akan tetapi justru mereka memanfaatkan masa muda untuk sebaik-baiknya beramal salih dan berjuang menegakkan kalimatullah.

Kepribadian mereka sangat agung, cermin dari ketakwaan yang menghujam di dada-dada mereka. Sebut saja, Zaid bin Haritsah, Mush'ab bin Umair, Ali bin Abi Thalib, Muhammad Al-Fatih, adalah sosok-sosok pemuda yang namanya harum dalam perjuangan menegakkan dienul Islam. Jelaslah, bahwa sistem Islam mampu menyelamatkan generasi muda dari pemikiran dan pemahaman yang merusak. Adapun upaya sistemis dalam mewujudkan generasi muda berkepribadian Islam adalah dengan menjadikan keluarga sebagai madrasatul'ula (sekolah pertama) dalam proses penancapan akidah dan pengenalan syariat Islam bagi generasi. Selanjutnya, sistem Islam akan menetapkan sistem pendidikan Islam bagi lembaga-lembaga pendidikan formal, yakni kurikulum dan metode pengajarannya berasaskan pada akidah Islam. Sebab output pendidikan yang diharapkan adalah generasi intelektual yang memiliki skill mumpuni serta syahksiyyah Islam (kepribadian Islam) yang kokoh. Kemudian, secara kuratif, sistem Islam memiliki mekanisme sanksi yang tegas bagi pelaku kriminalitas dan penyimpangan terhadap syariat. Sistem Islam tidak akan menganulir sebuah sanksi hanya karena menganggap pelakunya masih di bawah umur. Sebab dalam pandangan Islam, setiap anak yang sudah mencapai baligh ia terhitung bukan lagi anak-anak, melainkan sudah terkena taklif (beban) hukum syara. Segala perbuatan mereka, selayaknya orang dewasa, sudah diperhitungkan dan dikenai sanksi tegas oleh negara.

Jadi, jelaslah bahwa sistem Islam menawarkan kesempurnaan bagi pembentukan generasi beradab, jauh dari tindakan biadab. Adapun sistem. Islam tersebut termanifestasi dalam sebuah institusi yang disebut Khilafah Islamiyah. Di bawah naungannya, generasi emas akan terwujud. Sungguh, penerapan sistem Islam merupakan sesuatu yang tak bisa ditawar lagi. Wallahu'alam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Hana Annisa Afriliani, S.S Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Tolak Permen PPKS! Islam Solusi Tuntas Mengatasi Kekerasan Seksual
Next
Ganasnya Jebakan Pinjol, di Mana Fungsi Negara?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram