Moderasi; antara Persepsi hingga Kebangkitan Hakiki

"Moderasi beragama adalah salah satu senjata perang pemikiran yang harus diwaspadai oleh setiap muslim. Kekacauan gaya hidup yang diciptakan Barat semata untuk menceraiberaikan kaum muslim dan meredam kebangkitan Islam."

Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Semakin hari, kaum muslim semakin jauh dari aturan Islam. Berbagai propaganda Barat untuk melenyapkan syariat Islam di muka bumi begitu kuat. Embusan ide-ide menyesatkan seputar Islam dan penganutnya terus bergulir. Islam radikal, Islam moderat, ekstremis, teroris, dan kini moderasi beragama terus didengungkan tanpa kenal lelah.

Sejauh ini, moderasi beragama di negeri mayoritas muslim sudah menjadi permasalahan politik yang sifatnya institusional. Bagaimana tidak, sudah menjadi rahasia umum bahwa moderasi agama langsung diemban dan dikampanyekan oleh Menteri Agama secara langsung. Bahkan tak cukup di Nusantara, Menteri Agama juga berdiskusi seputar moderasi beragama dengan Arab Saudi.

Sebagaimana dilansir CNNIndonesia.com, Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, berjumpa dengan Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi, Syekh Abdullatif bin Abdulaziz, di Makkah, Arab Saudi. Mereka membahas seputar peningkatan kerja sama hingga penyebaran moderasi beragama (21/11/2021).

Persepsi Persatuan ala Moderasi

Moderasi beragama yang digadang-gadang sebagai wujud toleransi dan akan menciptakan persatuan justru menyeret umat pada perpecahan. Toleransi dalam bingkai moderasi layaknya kamuflase dan sekadar persepsi persatuan saja. Pada kenyataannya, moderasi beragama dikampanyekan untuk menangkal ajaran Islam yang dianggap radikal. Sejauh ini, pasca peristiwa nine one one, war on terrorism alias perang melawan Islam begitu gencar dilancarkan Barat di negeri-negeri muslim, tak terkecuali di Indonesia.

Berbagai strategi dan akal bulus dijadikan alat untuk menyerang kaum muslim, Islam, dan ajarannya. Sangat miris ketika pihak yang menderaskan kampanye moderasi beragama adalah Kemenag. Padahal Kemenag seharusnya menjadi perisai kaum muslim dari serangan akidah dan jiwa, namun kini seakan menelanjangi ajaran Islam yang seharusnya melekat pada kaum muslim. Keretakan demi keretakan mulai muncul. Ukhuwah islamiah mulai hancur dan berserakan atas tuduhan Islam radikal bagi kaum muslim yang berkomitmen melanjutkan kembali kehidupan Islam.

Persepsi persatuan ala moderasi tak akan pernah bisa dieksekusi. Bagaimana mungkin, kaum muslim bisa bersatu di atas asas manfaat. Semua kepentingan akan menuntun mereka pada muara kebahagiaan duniawi, yakni banyaknya finansial dalam kehidupan. Belum lagi Barat tak akan pernah diam. Barat akan terus memalingkan kaum muslim dari persatuan sejati demi mengukuhkan hegemoninya di dunia.

Moderasi beragama memang menjadi salah satu sekuel ide Barat dalam menjauhkan kaum muslim dari Islam. Senjata mematikan ini terus diembuskan agar perpecahan dan pertentangan antarmuslim terus berlanjut dan konflik saudara terus berkobar. Dengan demikian, Barat berhasil menancapkan hadlorohnya dalam benak kaum muslim. Sehingga tanpa diminta, kaum muslim yang telah tercuci otaknya oleh ide moderasi agama akan berkiblat pada Barat dengan sukarela.

Kebangkitan Hakiki

Dalam kitan Nidzomul Islam, Syekh Taqiyuddin An-Nabhani menjelaskan bahwa kebangkitan hakiki tatkala kaum muslim bangkit pemikirannya. Di mana pemikiran itu akan menuntun pada pemahaman yang sahih atas hakikat hidupnya. Sehingga, suluknya pun akan terbentuk sesuai pemahaman tadi. Dari pemahaman hakikat hidup inilah, kebangkitan hakiki akan terwujud.

Apabila tiga simpul besar, yakni berupa pertanyaan dari mana, untuk apa hidup di dunia, dan akan ke mana setelah hidup di dunia ini terurai, maka pondasi (akidah) Islam akan kuat. Kebangkitan hakiki inilah yang ditakuti oleh Barat. Moderasi beragama menjadi salah satu penangkal kebangkitan hakiki kaum muslim.

Namun demikian, kaum muslim yang tertunjuki jiwa dan hatinya pada kebenaran Islam akan terus berjuang melawan berbagai stigma yang muncul, termasuk ide moderasi beragama. Meski berbagai tuduhan dan stigma disematkan, para pejuang muslim sejati tak akan berhenti ataupun cuti dalam berdakwah. Sebab, kaum muslim telah memahami dari mana ia berasal, yakni dari Allah Swt. Mereka juga memahami apa tujuan hidup di dunia, yakni dalam rangka beribadah pada Allah Swt. Segala amal perbuatannya harus bernilai ibadah, baik dimensi hubungan dengan Allah (ibadah mahdhoh) maupun dimensi hubungan manusia dengan orang lain dan dengan dirinya sendiri (ibadah ghoiru mahdhoh).

Sementara setelah kehidupan di dunia, kaum muslim meyakini kehidupan kekal di akhirat sebagai buah pertanggungjawaban saat singgah di dunia. Demikianlah kebangkitan hakiki akan diraih oleh setiap muslim yang mampu menggunakan akalnya. Mereka tidak akan sedikit pun terseret arus moderasi beragama.

Kaum Muslim Wajib Bersatu

Moderasi beragama adalah salah satu senjata perang pemikiran yang harus diwaspadai oleh setiap muslim. Kekacauan gaya hidup yang diciptakan Barat semata untuk menceraiberaikan kaum muslim dan meredam kebangkitan Islam. Oleh karena itu, kaum muslim seluruh dunia harus bersatu padu, meningkatkan geliat berpikir untuk menghadapi serangan pemikiran yang tak pernah berhenti hingga saat ini.

Kaum muslim wajib bersatu agar tak lengah terhadap derasnya perang pemikiran. Sebab, moderasi beragama bisa mengakibatkan fobia terhadap Islam dan memuluskan jalan Barat untuk menguasai generasi muslim. Padahal, jelas agama yang diridai Allah hanyalah Islam. Bahkan, Allah menjamin berkah dan rahmat atas seluruh alam saat syariat Islam diterapkan di muka bumi.

Tinta emas sejarah telah terukir dalam peradaban gemilang, Khilafah islamiah adalah sistem pemerintahan Islam. Kaum muslim bersatu di bawah kepemimimpinan khalifah. Islam menaungi seluruh manusia yang tinggal di dalamnya meski terdiri dari agama, suku, dan budaya yang berbeda. Islam pun melindung darah dan harta mereka.

Maka, saatnya kaum muslim bersatu padu memperjuangkan tegaknya syariat Islam. Persatuan umat akan terwujud sempurna dalam naungan Khilafah Islam. Sehingga, seluruh problematika umat akan terurai sesuai syariat Islam.

Wallahu a'lam bishowab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Penulis Inti NarasiPost.Com
Afiyah Rasyad Penulis Inti NarasiPost.Com dan penulis buku Solitude
Previous
Dalam Doa Ibu
Next
Jihad dan Khilafah, Ajaran Islam Pembawa Berkah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram