Menanti Detik-Detik Kebangkitan Islam

"Kita tidak boleh tinggal diam. Waktunya bangkit wahai pemuda! Jangan terlelap terlalu lama! Penantian selama hampir satu abad lamanya, jangan sampai terbuang begitu saja. Detik-detik kebangkitan dan kemenangan Islam sudah di depan mata. Ideologi yang bersebrangan dengan Islam harus disingkirkan. Ideologi yang batil harus dicabut sampai ke akarnya. Kaum muslimin harus dipahamkan terus menerus tentang rusaknya kapitalisme demokrasi."

Oleh. Diyani Aqorib S.Si.
(Pegiat Literasi)

NarasiPost.Com-Pagi ini tepat tanggal 20 Oktober 2021, ratusan ribu orang menanti pemutaran film Jejak Khilafah di Nusantara II (JKDN II) secara online. Aku termasuk salah satunya. Rasa penasaranku mulai menyeruak sejak trailer-trailer film JKDN II bertebaran di media sosial.

JKDN adalah sebuah film dokumenter yang akan membuka mata dan sarat pengetahuan tentang sejarah negeri ini. Sejarah yang selama ini ditutupi, sehingga banyak anak negeri yang tak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi.

Sempat terbersit dalam benakku, fakta hebat apa lagi yang akan ditampilkan? Karena sebelumnya, banyak fakta yang terkuak di film Jejak Khilafah di Nusantara I. Dimana fakta-fakta tersebut sempat menjadi topik panas di kalangan sejarawan dan para pembenci ide khilafah.

Namun, aku yakin film kali ini akan lebih memperkuat bukti bahwa Nusantara memang pernah menjadi bagian Kekhilafahan Utsmani di Turki. Dan hal ini pasti akan membuat kaum pembenci bangkitnya Islam di Nusantara, gigit jari. Tak bisa kubayangkan panasnya ubun-ubun mereka ketika tersingkap fakta-fakta tak terbantahkan tentang kuatnya hubungan raja-raja di Nusantara dengan Khilafah Utsmaniyah.

Tepat pukul 08.00 acara pemutaran fim JKDN II dimulai. Diawali dengan pemaparan- pemaparan dari para tokoh yang mendukung film tersebut dan mereka menyampaikan keyakinannya akan hubungan Nusantara dengan Khilafah tak terbantahkan. Lalu dimulailah film tersebut.

Takjub, bukti-bukti keterikatan raja-raja ataupun kesultanan di Nusantara dipaparkan secara gamblang. Fakta yang sulit terbantahkan. Bagaimana mereka pada waktu itu mengakui bahkan berbai'at kepada Khalifah di Turki. Ketika penjajah Eropa mulai datang ke Nusantara dan ingin menguasai wilayah serta rempah-rempah, para sultan di Nusantara tidak tinggal diam. Mereka melakukan perlawanan sengit dengan semangat jihad yang membara. Dengan pemahaman bahwa Islam dan kaum muslimin tidak boleh dikuasai oleh orang-orang kafir. Kaum muslimin harus bangkit melawan dan mengusir penjajah dari Nusantara.

Perlawanan pun digencarkan. Mereka rela mengorbankan harta, pikiran, tenaga, bahkan nyawa sekali pun demi kemuliaan Islam. Mulai dari Kesultanan Aceh, Banten, Mataram, sampai Tidore, semua melawan. Bantuan persenjataan pun dikirimkan Khilafah Utsmani. Salah satunya adalah meriam-meriam yang hingga kini masih tersimpan di salah satu museum di Banda Aceh.

Namun, politik divide et impera yang dilancarkan VOC pada saat itu mampu mengalahkan perlawanan kaum muslimin. Politik licik pecah belah dan adu domba kaum kafir mampu meredam perlawanan kaum muslimin. Mendidih darah ini melihat kelicikan dan kekejaman penjajah Eropa kala itu.

Ada rasa sedih ketika para pejuang Islam yang ikhlas ini banyak yang ditangkap dan diasingkan. Bahkan ada yang dihukum mati. Namun, wajah-wajah mereka tak sedikit pun menampakkan raut kesedihan walaupun dihadapkan pada tiang gantungan. Sebaliknya, mereka dengan lantang menentang penjajah-penjajah kafir untuk hengkang dari Nusantara. Maasya Allah. Allahu Akbar!

Namun, muncul juga rasa kecewa ketika melihat adanya pengkhianatan dari kalangan kaum muslim sendiri. Mereka yang harga dirinya terbeli. Hanya memikirkan diri sendiri. Bahkan pengkhianatan itu masih terjadi sampai detik ini.

Memang penjajahan fisik sudah tidak ada di negeri ini. Tapi, penjajahan secara ideologi, pemikiran, gaya hidup, dan budaya masih bertengger dengan angkuhnya. Para pemimpin pengkhianat pun diberikan kursi kekuasaan. Bukti tunduknya mereka kepada penjajah. Apakah kita akan diam saja? Tidak! Kita tidak boleh tinggal diam. Waktunya bangkit wahai pemuda! Jangan terlelap terlalu lama! Penantian selama hampir satu abad lamanya, jangan sampai terbuang begitu saja. Detik-detik kebangkitan dan kemenangan Islam sudah di depan mata.

Ideologi yang bersebrangan dengan Islam harus disingkirkan. Ideologi yang batil harus dicabut sampai ke akarnya. Kaum muslimin harus dipahamkan terus menerus tentang rusaknya kapitalisme demokrasi. Karena kini saatnya mewujudkan bisyarah Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam tentang kembalinya Khilafah 'ala minhaj an-nubuwwah di muka bumi.

Khilafah inilah yang akan membebaskan kaum muslimin dari penjajahan, serta kejamnya para penguasa pengkhianat. Khilafah juga akan membersihkan pemikiran-pemikiran sekuler liberal hingga ke akarnya. Melindungi dan mengurus rakyat berdasarkan hukum syariat Islam yang agung, sehingga tercipta kehidupan yang penuh keberkahan dari Allah Azza wa Jalla.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Diyani Aqorib S.Si. Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pajak, Napas Kehidupan Sistem Kapitalisme
Next
Meneruskan Risalah Agung
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram