Solusi Tuntas Bungkam Penghina Nabi

Harus ada solusi tuntas yang mampu membungkam para penghina Islam dan membuat mereka menghormati kemuliaan Islam. Tentunya solusi itu adalah mencampakkan sistem demokrasi-sekuler dan menggantinya dengan sistem Islam yang sempurna.



Oleh: Nurhayati (member Revowriter)

NarasiPost.Com - Atas nama kebebasan berpendapat, menggambar karikatur nabi dianggap hal lumrah. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai kartun bukan hal yang salah. Sehingga dengan lantang Presiden Macron melalui cuitan twitternya menyampaikan tak akan menyerah dengan berbagai aksi protes umat muslim dunia dalam rangka menegakkan nilai-nilai kebebasan bereskspresi yang dianut.

Presiden Macron mendukung kebebasan berekspresi terkait kontrovesi kartun Nabi Muhammad SAW di negaranya dan berargumen bahwa prinsip negaranya adalah mendukung kebebasan berpendapat. Respon meremehkan keyakinan umat Islam ini lantas saja memuncul kemarahan dan aksi protes yang datang dari penjuru negeri muslim di dunia. Seruan “boikot produk Prancis” muncul di sejumlah negeri mayoritas Islam, termasuk Indonesia.

Pengamat ekonomi sekaligus berstatus Dosen Perbanas Institute, Piter Abdullah memastikan gerakan boikot Prancis tidak berpengaruh banyak kepada Indonesia, baik dari sisi investasi maupun ekspor impor. Piter memperkirakan boikot produk Prancis di Indonesia tidak akan berlangsung lama. (liputan6.com, 30/10/2020).

Direktur Forecast Global di Economicst Intelligence Unit, Agathe Demarais, mengatakan boikot ini akan berlangsung singkat jika mengacu pada peristiwa tahun 2015. Menurut Agathe, kejadian ini paling berumur pendek dan perusahaan Prancis tidak memiliki masalah nyata dalam menjual produk mereka ke Timur Tengah.(cnbcindonesia, 27/10/2020).

Boikot Sistem Penghina Nabi


Bukan kali pertama penghinaan terhadap Rasul SAW ini terjadi. Pada tahun 2015, majalah Charlie Hebdo juga pernah menampilkan karikatur Nabi Muhammad untuk halaman depan mereka. Berakhir dengan penembakan oleh dua orang pria bersenjata, serta menewaskan sebanyak 12 orang staf majalah Charlie Hebdo. Jauh sebelum upaya menampilkan karikatur Nabi Muhammad, drama panggung “Le Fanatisme, ou Mohamet Le Prophete” yang memfitnah Rasul perdana dipentaskan di Paris pada 1742.

Berkali-kali upaya memfitnah dan menghina sosok Rasul dilakukan oleh musuh-musuh Islam untuk mengekspresikan kebencian mereka terhadap kemuliaan agama ini. Kemudian dengan curang berlindung dibalik label “kebebasan berpendapat”. Sekulerisasi sistem telah mendukung kebencian mereka terhadap Islam, menjelma menjadi ujaran kebencian tersistemik.

Prancis masih tetap “stay cool” melihat negeri-negeri mayoritas muslim menggelar demonstrasi dimana-mana dan melakukan aksi boikot seluruh produk keluaran asal Prancis. Pemimpinnya bahkan menantang aksi protes tersebut sebagai pembungkaman suara kebebasan berpendapat. Menunjukkan bahwa aksi boikot tak menggentarkan Prancis untuk mengklarifikasi pernyataan Presidennya dan meminta maaf kepada seluruh umat muslim di dunia.

Itu artinya Prancis tak pernah takut dengan ancaman-ancaman umat Islam. Aksi boikot pun sesungguhnya tak membuat Negara Prancis tersudutkan untuk meminta maaf, bahkan sedikitpun tak menggoyang kondisi ekonomi dan politiknya. Prancis masih berdiri diatas kesombongannya.

Sebab, masalah utamanya adalah sistem demokrasi-sekulerlah yang membuka peluang sebesar-besarnya bagi pembenci-pembenci Islam untuk bebas menghina, memfitnah dan mendzolimi agama Islam. Semua dilakukan dengan dalih kebebasan, hak mendasar yang sangat dilindungi dalam sistem ini.

Bagi sistem demokrasi-sekuler, kemuliaan Rasulullah bukan urusan mereka. Mengkarikaturkan sosok manusia mulia adalah bagian dari hak mereka yang jika diprotes berarti melukai nilai-nilai kebebasan yang mereka anut. Persis seperti sikap Macron, pemimpin sekuler yang melindungi penghina-penghina Rasul.

Karena itu, melawan kedzoliman tersistemik terhadap Islam tak cukup hanya dengan melakukan boikot pada produk-produk yang mereka hasilkan. Prancis hanya salah satu contoh, selama sistem demokrasi-sekuler masih bercokol di dunia, selama itu pula penghinaan terhadap Islam bisa muncul dari mana saja.

Sesungguhnya yang harus di boikot adalah sistem demokrasi-sekuler yang membuka peluang para penghina Islam bebas menghina agama ini. Sebab sejak sistem ini mendunia, sejak saat itulah upaya menghina dan merendahkan islam terus dilakukan dan dilakukan.

Harus ada solusi tuntas yang mampu membungkam para penghina Islam dan membuat mereka menghormati kemuliaan Islam. Tentunya solusi itu adalah mencampakkan sistem demokrasi-sekuler dan menggantinya dengan sistem Islam yang sempurna.

Islam Solusi Hakiki Bungkam Para Penghina Nabi


Kebencian musuh-musuh islam terhadap Islam membuat mereka melakukan apa saja untuk menjauhkan agama ini dari umat. Mulai dari memfitnah Islam agama teroris hingga menggambar karikatur Nabi Muhammad. Mereka tak akan tinggal diam selama masih memiliki peluang. Dan peluang itu akan selalu ada selama dunia masih menerapkan sistem demokrasi-sekuler.

Karena itu satu-satunya cara membungkam mereka adalah dengan mengganti sistem demokrasi-sekuler dengan sistem Islam melalui penegakan Daulah Khilafah Islamiyah. Khilafah akan mampu menjaga kemuliaan Islam dari para penghinanya dan melindungi umat Islam dari kedzoliman orang-orang kafir. Sebab penghinaan terhadap Islam hari ini adalah penghinaan tersistemik, melawannya juga harus dengan perlawanan yang tersistemik.

Khilafah akan senantiasa menjaga marwah Islam dan memerangi siapa saja yang berani mengusik umat Islam. Khilafah akan membentuk sebuah peradaban yang akan memanusiakan manusia, menjaga dan melindungi keutuhan Daulah Islam serta akan bersikap tegas dan adil dalam memimpin Negara dibawah penerapan syariat Islam.

Dengan ketegasan dan ketundukannya pada Sang Pencipta, penguasa Islam akan berdiri untuk melindungi umat Islam dan ajarannya. Tidak akan bersikap lemah terhadap musuh-musuh Allah dan akan senantiasa memerangi siapa saja yang mencoba mengusik Islam. Sehingga keberadaan khilafah tidak akan pernah membuka peluang musuh-musuh Islam untuk berani menghina Islam seperti hari ini. Wallahu ’alam bishawab []


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Bucin Akut Membuat Jiwa Kalut
Next
Teladan Nabi dalam Sistem Sanksi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram