Ketika Nasionalisme Tumbuh pada Jiwa Muslim

Ikatan nasionalisme sengaja ditumbuhkan oleh musuh-musuh Islam agar Islam jauh dari ikatan yang sebenarnya yaitu ikatan akidah Islam yang mampu mengikat seluruh umat Islam di dunia.

______________________________________________

Oleh: Yulia Putbuha

NarasiPost.Com- Warga Muslim di Prancis melakukan aksi solidaritas melindungi gereja usai insiden penusukan di Nice. Inisiator gerakan tersebut, Elyazid Benferhat menyebut dirinya "lebih Prancis dari apa pun".  (Cnnindonesia.com,08/11/2020)

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, Seorang guru sekolah menengah Paris ditusuk dan dipenggal hingga tewas setelah dilaporkan menunjukkan dan membahas karikatur Nabi Muhammad di kelasnya.(Kompas.com,17/10/2020)

Sungguh ironis, ketika umat muslim di berbagai Dunia memberi kecaman terhadap pelaku pelecehan Nabi Muhammad SAW. Atas dalih nasionalisme, umat muslim Prancis justru melakukan aksi solidaritas dengan melindungi gereja.

Dilansir dari kompas.com, nasionalisme itu sendiri merupakan suatu sikap politik atau pemahaman dari masyarakat suatu bangsa yang memiliki keselarasan kebudayaan dan wilayah. Juga memiliki kesamaan cita-cita dan tujuan sehingga timbul rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.

Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Paham nasionalisme awalnya lahir di Barat (Eropa) kemudian tumbuh berkembang hingga pelosok dunia.

Nasionalisme Dalam Pandangan Islam

Ikatan nasionalisme sengaja ditumbuhkan dalam diri jiwa-jiwa kaum muslim agar ikatan persatuan umat Islam rapuh. Musuh-musuh Islam sengaja mencari celah. Karena, persatuan umat Islam memiliki peran yang sangat besar dalam mempertahankan bangunan Islam.

Diantara langkah untuk menghancurkan ikatan umat Islam, mereka menyebarkan isme-isme atau paham-paham yang menyebabkan umat Islam bingung dan tidak lagi meninggikan nilai-nilai Islam. Ini merupakan perang pemikiran yang digelontorkan oleh musuh-musuh Islam karena ketakutan mereka terhadap kebangkitan Islam.

Salah satu isme yang mereka tanamkan adalah nasionalisme atau mencintai negeri di atas segalanya. Jelas ini tidak diperbolehkan dalam Islam, karena ada yang lebih agung yang pantas dicintai yaitu Allah SWT dan Rasul-Nya.

Sabda Rasulullah:

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ

Dari Anas, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka.” (H.R. Bukhari Muslim)

Dengan demikian, sebagai muslim seharusnya marah ketika Rasulullah SAW dilecehkan. Belumlah seseorang disebut muslim sejati bila hatinya tidak merasa terhina menyaksikan tindak kesewenang-wenangan terhadap Nabi. Bahkan belumlah seseorang disebut beriman ketika kecintaannya terhadap dunia melebihi cintanya terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya merupakan konsekuensi keimanan seorang Muslim. Mencintai-Nya tentu harus dibuktikan dengan menerima, mengikuti, dan mengamalkan seluruh ajaran Islam dan tuntunan Rasul.

Karenanya, ajaran Islam memandang bahwa ikatan nasionalisme adalah ikatan yang bathil, sebab umat dipecah belah menjadi beberapa  nation state (Negara/bangsa). Dimana di dalamnya diikat dengan ikatan nasionalisme. Ikatan nasionalisme ini bersifat emosional, yang senantiasa didasarkan pada perasaan yang muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri. Ikatan nasionalisme sengaja ditumbuhkan oleh musuh-musuh Islam agar Islam jauh dari ikatan yang sebenarnya yaitu ikatan akidah Islam yang mampu mengikat seluruh umat Islam di dunia.

Ketahuilah, musuh-musuh Islam tak akan pernah berhenti melakukan penyerangan terhadap agama ini. Sayangnya, agama ini sungguh tak akan dapat terlindungi dari serangan mereka jika umat tak memiliki pelindung yang kuat. Pelindung itu tidak lain adalah Khilafah ‘ala minhâj an-nubuwwah yang dapat menaungi seluruh umat kaum muslim dalam satu naungan. Wallahu a'lam bishawab []

______________________________________________

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Pemburu Investor Tetaplah Pengekor
Next
Siapakah yang Patut Kita Idolakan?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram