Kerinduan Umat kepada Ulama, Bukanlah Kerinduan yang Biasa

Kritik dan nasehat para ulama kepada pemerintah adalah semata-mata karena dorongan kewajiban dan taqwa kepada Allah serta wujud kepedulian terhadap kondisi yang ada. Para ulama adalah benteng pertahanan keselamatan suatu negara.


Oleh: Dewi Fitratul Hasanah (Pemerhati Sosial dan Pendidik Generasi)

NarasiPost.com -- Adalah Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab LC., M.A (HRS), beliau bukanlah kepala negara, namun beberapa hari terakhir kembali menjadi perbincangan viral di berbagai media sosial terkait kepulangannya ke Indonesia setelah 3 tahun berada di
Mekah, Saudi Arabia.

Tepat di hari pahlawan Selasa, 10 November 2020, bandara Soekarno Hatta (Soetta) mendadak gegap gempita dengan menyemutnya umat. Mereka berduyun-duyun menyambut kepulangan habibana. Tak sekedar datang namun juga mengumandangkan takbir dan melantunkan sholawat. Takbir dan salawat itu terdengar begitu nyaring meskipun penjagaan ratusan aparat berjajar di sekeliling.

Terminal 3 Bandara Soetta nyaris terlihat memutih. Umat seakan tak sabar menyaksikan wajah dan sosok cucu keturunan Sang Kekasih yang dirindukan. Lebih-lebih sebagaimana anjuran dari sahabat termulia Rasulullah, Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq yang mengatakan, "Cintailah Muhammad melalui cinta kepada para keturunannya".

Ya, mereka datang tanpa permintaan, undangan apalagi amplopan. Tapi, karena dorongan kecintaan dan kerinduan. Kepulangannya seolah angin sejuk di tengah pengapnya kezaliman dan problematika yang terus menerpa.

Sebelumnya ada beberapa pihak yang telah mencoba menjegal, bahkan salah satu putri beliau gagal turut pulang kembali ke Indonesia (idtoday.com, 11/11/2020). Meskipun beliau tidak menyebutkan siapa pihak yang berusaha mempersulit dan menjegal, faktanya, kepulangan HRS membuat beberapa pihak tak senang dan meradang.

Seperti yang kita ketahui, beliau merupakan salah satu ulama yang dikenal lantang menyuarakan kebobrokan dan kezaliman. Maka, tak heran jika ada pihak yang kegerahan hingga menggelontorkan nyinyiran. Kepulangan beliau seolah menjadi ancaman bagi eksistensi pelaku kezaliman.

Sosok ulama sekelas Habib Rizieq Syihab, telah banyak berkontribusi bagi kemaslahatan bangsa di tengah carut marut problematika yang menjerat.

Sekalipun nyinyiran, stigmatisasi, berbagai fitnah, pembungkaman dakwah dan perlakuan diskriminatif selalu nyaris dialamatkan kepadanya, namun ulama yang benar takkan gentar untuk terus beramar makruf nahi munkar.

Kepulangannya kembali memberi harapan bagi umat untuk menuju perubahan bagi negeri ini kearah yang lebih baik.
Karenanya, kecintaan dan kerinduan ummat pun tampak semakin menggeliat. Belum pernah ada sepanjang sejarah, seorang ulama yang disambut sedemikian meriah.

Peristiwa akbar ini jelas menunjukkan bahwa sesungguhnya umat sangat merindukan kehadiran ulama dalam keikutsertaan menyelesaikan kemelutnya problematika. Jika ulama dan negara saling bergandeng tangan, niscaya negeri ini bersituasi lebih baik. Karena ulama adalah sosok yang dekat dengan Rabbnya, selalu mendoakan umatnya dan negerinya agar mendapatkan pertolongan dan keberkahan Allah SWT.

Kerinduan ummat terhadap hadirnya ulama dalam menyelesaikan persoalan negeri ini tidak dapat ditutupi. Ketika para ulama menyampaikan pandangannya untuk kembali ke jalan Islam demi menyelamatkan negeri, semata-mata karena rasa cinta mereka kepada negeri dan rakyat seluruhnya.

Kritik dan nasehat para ulama kepada pemerintah adalah semata-mata karena dorongan kewajiban dan taqwa kepada Allah serta wujud kepedulian terhadap kondisi yang ada. Para ulama adalah benteng pertahanan keselamatan suatu negara. Sungguh kerinduan umat terhadap para ulama bukanlah kerinduan yang biasa. Wallahu a’lam bishshawab.[]

Picture Source by Tribun

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Partai Islam dan Jebakan Politik Kursi
Next
Tirani Tanpa Nurani
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram