Janin yang Tak Diinginkan

Pembuangan janin dan bayi kian marak terjadi. Karena mereka diajak sistem untuk beradegan dewasa tapi belum siap dengan konsekuensinya.


Oleh: Fatimah Azzahra, S.Pd (Pendidik Generasi)

NarasiPost.Com-Setiap pasangan yang menikah pasti menginginkan kehadiran buah hati sebagai pelengkap kisah, pelengkap Cinta dalam keluarga. Tapi, perjalanan memiliki buah hati tak sama pada setiap orang. Perjuangan yang dilalui berbeda pada setiap pasangan.

Alhamdulillah jika buah hati hadir menemani. Tetap bersabar dan ikhtiar jika belum diberi buah hati. Sampai ada yang rela merogoh kantung dalam-dalam untuk ikhtiar hamil. Berharap diberi buah hati. Karena anak adalah hak Allah memberinya pada siapa yang ia inginkan.

Janin Korban Sistem

Sayang, tak semua orang menginginkan buah hati. Penghuni pondok pesantren Nurul Amanah di kelurahan Arcamanik Kota Bandung, digegerkan dengan penemuan sesosok janin tidak bernyawa dalam kantong plastik berwarna hitam yang digantungkan di handle pintu masjid, Jumat 27 November 2020 (galamedianews.com, 27/11/2020).

Belum lagi kasus aborsi yang merajalela saat ini. Salah apa janin itu sehingga harus dibunuh? Miris. Karena dilain pihak, banyak yang menanti keturunan. Ini malah membunuh dan membuang amanah dari Tuhan.

Akibat Gaul Bebas

Janin yang tak diinginkan kemungkinan besar bukan berasal dari pasangan suami istri yang sah. Apalagi sampai dibuang. Diduga janin ini tak diinginkan karena jika diketahui akan menjadi aib. Padahal, yang jadi aib itu aktivitas manusianya. Anaknya tetap suci dan tak bersalah.

Gaul bebas sudah merasuk ke dalam masyarakat. Pacaran bukan hanya sekedar ngobrol, tapi pegangan, pelukan, grepean, cium bahkan melakukan hubungan suami istri. Dan ini diaminkan oleh lingkungan dengan alasan gaya hidup kekinian, modern, gaul. Astagfirullah.

Hasilnya, angka aborsi kian tinggi. Pembuangan janin dan bayi kian marak terjadi. Karena mereka diajak sistem untuk beradegan dewasa tapi belum siap dengan konsekuensinya. Diajak lewat tontonan, iklan, dll.

Kembali pada Islam

Inilah potret buruknya ketika kita jauh dari agama. Sesuatu yang harusnya disyukuri, dijaga, justru dibunuh, dibuang. Inilah akibat penerapan sekulerisme liberalisme. Rusak dan merusak.

Padahal dalam islam, anak itu adalah amanah yang harus dijaga. Karena akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Anak juga adalah investasi akhirat, jika ia tumbuh menjadi anak yang sholeh sholeha dan mendoakan orangtuanya. Maka, orangtuanya akan mendapatkan pahala amal jariyah walau tubuhnya sudah tertimbun tanah.

Islam memandang pergaulan antara laki-laki dan perempuan harus dijaga. Bukan berarti tak boleh sama sekali bertemu atau berhubungan. Tapi, diatur untuk saling menjaga. Islam perintahkan saling menundukkan pandangan, menutup aurat, tidak ikhtilat atau berkhalwat. Karena setan siap menyergap semua kesempatan yang ada.

Islam mengatur hubungan laki-laki dan perempuan dalam ikatan suci, pernikahan. Sebagai bentuk kemuliaan menjalankan naluri kasih sayang, melestarikan keturunan. Laki-laki diberi tugas sebagai qawwam keluarga. Sedangkan istri menjadi makmum yang siap dididik suami dan mendidik buah hati. Maka, kehadiran buah hati sungguh sangat dinanti.

Masihkah kita menganggap hidup kita baik saja? Sudah saatnya kita kembali pada Islam secara kaffah. Melaksanakan dan menerapkan semua ajarannya dalam sistem kehidupan.

Wallahu'alam bish shawab.[]


Photo : Medical Source

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Seruan untuk Perdamaian di Ethiopia
Next
Salahkah Rakyat Membela Haknya?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram