Sehat Fisik dan Akal, Potret Generasi Emas

Sehat fisik dan Akal potret generasi emas

SDM yang sehat fisiknya akan menopang negara. SDM yang sehat akalnya mampu berinovasi menciptakan kemajuan. Inilah potret generasi emas.

Oleh. N' Aenirahmah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Lima tahun mendatang, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Jumlah penduduk usia produktif 15-64 tahun lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif, yakni di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun. Dua dasarwarsa lagi Indonesia menginjak usia 100 tahun atau satu abad yang disebut usia emas dan matang bagi sebuah negara, apalagi jika memiliki visi dan misi yang akan membawa kepada kemajuan.

Pada 2045, Indonesia berharap menjadi negara maju. Harapan ini bisa terealisasi jika Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang dibangun di atas landasan ideologi yang sahih. Mewujudkan Indonesia Emas hendaknya menjadi perhatian semua pihak, terlebih pemerintah sebagai penanggung jawab dalam membentuk generasi dan membawa kemajuan sebuah negara.

Membentuk Generasi Emas

Maju mundurnya sebuah peradaban sangat ditopang oleh kualitas dan kuantitas SDM. Memiliki SDM yang produktif serta sehat secara fisik dan akal akan membawa inovasi baru menuju kebangkitan negara. Bukan sembarang kebangkitan, tetapi kebangkitan hakiki yang akan membawa manusia pada kemuliaan dalam kehidupannya dan sesuai dengan fitrahnya. Kebangkitan hakiki adalah kebangkitan yang berlandaskan pada ideologi yang benar, yaitu ideologi yang bersumber dari Rabb Pencipta Alam, itulah ideologi Islam.

Islam telah berhasil membawa kemajuan suatu bangsa dari kondisi jahiliah menjadi peradaban gemilang. Dengan waktu yang relatif singkat, Islam bisa mengubah masyarakat sehingga memiliki pandang hidup yang khas, mengetahui tujuan hidup, dan mengisi hidupnya berasaskan Islam. Semuanya dimulai dengan membangun SDM dengan bimbingan wahyu Ilahi.

Negara Madinah menjelma menjadi negara yang ditakuti oleh lawan dan disegani oleh kawan. Ciri khas kehidupan masyarakatnya unik, ilmu pengetahuan berkembang, teknologi dikuasai, bahkan kekuatan militer tidak tertandingi.

Jika Indonesia bercita-cita pada 10-20 tahun yang akan datang menjadi negara maju, salah satu langkah yang harus ditempuh adalah menyiapkan SDM di atas landasan ideologi yang benar. SDM yang sehat secara fisik itu penting agar bisa bekerja untuk menopang negara. SDM yang sehat secara akal itu penting agar mampu berinovasi menciptakan sarana dan prasarana kemajuan peradaban. Inilah potret generasi emas.

Sehat Fisik, Harus!

Rasulullah saw. bersabda, " Mukmin yang kuat (sehat) lebih disukai Allah Swt. daripada mukmin yang lemah." (HR. Muslim)

Islam telah mendorong setiap muslim untuk memiliki tubuh atau fisik yang sehat. Dengan badan yang sehat tentu akan bisa melakukan aktivitas dengan baik, seperti beribadah mahdhah, menuntut ilmu, bekerja, mengurus anak, mengurus rumah tangga, mengatur negara, dan berdakwah. Semuanya bisa dilakukan dengan maksimal jika badan kita sehat.

Islam memiliki aturan yang sempurna bagi manusia. Mulai dari hal yang paling besar seperti pemerintahan hingga hal terkecil seperti urusan kamar mandi, semuanya tidak ada yang luput dari aturan Islam. Dalam perkara memenuhi kebutuhan jasmani (makan dan minum), Islam memberikan aturan yang rinci. Mulai dari zatnya sampai tata cara pemenuhannya, ada standardisasinya dalam Islam.

Pada masa Rasulullah, pola makan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. telah berdampak positif pada kesehatan kaum muslim di Madinah. Sampai-sampai seorang dokter yang dikirim Kaisar Romawi untuk membantu melayani kesehatan kaum muslim kesulitan menemukan orang sakit. Rahasianya terletak pada pola makan. Umat Islam saat itu selektif dalam memilih makanan dan minuman yang dikonsumsi, yakni berpegang teguh mengikuti aturan syariat.

Halal, Standar Pertama

Seorang muslim harus menyadari bahwa standar baik-buruk dan terpuji-tercela adalah aturan yang ditetapkan Allah Swt. Dalam hal makanan, Islam menetapkan bahwa penilaiannya bukan sekadar memenuhi gizi, tetapi juga harus halal. Baik dari segi zat bendanya maupun cara mendapatkannya.

Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Baqarah  ayat 168 yang artinya, "Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu."

Memenuhi kebutuhan jasmani dengan makan dan minum yang halal adalah sebuah keharusan atau wajib. Makanan yang halal menjadi sebab diperkenankannya doa dan terhindar dari api neraka. Perlu dipahami bahwa makanan halal itu bukan sekadar halal secara zatnya, tetapi harus halal pula cara mendapatkannya. Jika cara mendapatkannya haram seperti hasil korupsi, mencuri, merampok, menipu, atau hasil gratifikasi, makanan yang dimakan pun terkategori "haram" meski zatnya halal.

Demikian pula menjauhkan diri dari makanan yang haram juga suatu keharusan atau wajib agar tidak tergolong orang yang mengikuti langkah setan. Setan adalah musuh yang memperdaya manusia keluar dari jalan yang lurus dan menggelincirkannya ke jalan kesesatan dan kehinaan.

Tayib, Standar Penyempurna

Halal saja belum cukup, masih ada standar penyempurna dalam pemilihan kebutuhan jasmani (makan dan minum) yakni tayib atau baik. Dengan kata lain, Islam memiliki kriteria umum dalam hal makanan dan minuman yaitu halal tayib. Kriteria makanan yang baik adalah makanan yang terhindar dari zat-zat yang berbahaya, bergizi seimbang, dan higienis.

Makanan tayib adalah makanan yang terhindar dari zat-zat berbahaya atau mengandung zat adiktif kimia seperti pengawet, pewarna, pemanis buatan, penguat rasa, dan lain-lain. Adapun makanan yang bergizi seimbang yakni mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti: karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat.

Sedangkan makanan yang higienis artinya makanan ini terhindar dari kuman dan parasit berbahaya. Cara menghindarinya bisa dengan mencuci dan memasak makanan dengan benar. Sehat secara fisik akan menjadi modal bagi seseorang untuk bisa produktif berkarya. Individu yang sehat, akan berinovasi membangun kekuatan menuju kemajuan sebuah negara.

Kemajuan Sebuah Negara

Modal utama negara adalah memiliki SDM yang tangguh dan melimpah. Populasi penduduk bisa membawa nilai positif dan negatif bagi negara. Populasi yang menurun atau yang meningkat tajam akan berdampak pada keseimbangan demografi sebuah negara.

Di sini lah pentingnya peran negara di dalam membentuk dan melahirkan generasi yang sehat secara fisik dan akal. Bonus demografi bagi Indonesia bisa berpeluang baik jika kebijakan yang diambil negara tepat. Namun sebaliknya, akan berdampak buruk jika kebijakan yang diambil negara salah.

Akal Manusia dan Fungsinya

Keistimewaan otak manusia dirancang untuk mengaitkan realitas yang diindra dengan informasi sebelumnya. Ini berbeda dengan otak hewan yang tidak memiliki kemampuan untuk mengaitkan. Keunikan otak manusia yang diungkap para saintis menyimpulkan, otak manusia bisa menyimpan informasi tidak kurang dari 90 juta informasi. Sungguh fakta yang sangat luar biasa. Allah Swt. Sang Pencipta telah mendesain otak manusia memiliki urat saraf yang jumlahnya tidak terhitung dan dihubungkan ke seluruh indra dan bagian tubuh manusia, otak juga memperoleh suplai oksigen dari paru-paru sebanyak 25%.

Perlu dipahami bahwa otak tidak sama dengan akal. Akal adalah keistimewaan yang diberikan Allah Swt. kepada manusia saja. Akal berasal dari bahasa Arab: al-'aql yang artinya pengikatan dan pemahaman terhadap sesuatu. Arti kata "akal" sama dengan al-idrak dan al-fikr.

Proses berikir bukan merupakan kerja otak saja. Namun, ada empat komponen yang bisa menghasilkan keputusan atau kesimpulan. Keempat komponen ini adalah realitas terindra, panca indra, otak, dan informasi sebelumnya. Akal inilah yang kemudian digunakan manusia untuk memikirkan ciptaan Allah, memahami berbagai realitas yang ada, dan mencari solusi untuk problematika kehidupan.

Akal mampu menuntun manusia dalam menjawab pertanyaan besar tentang kehidupan yaitu berasal dari mana, mau apa, dan hendak ke mana manusia setelah kehidupan. Dengan akalnya, manusia bisa berinovasi dan berkarya membangun peradaban yang lebih maju dan mulia.

Islam Menjaga Kesehatan Akal

Sebagai agama yang sempurna, Islam sangat memperhatikan keberadaan akal. Dalam pandangan Islam, akal adalah suatu hal yang wajib dijaga. Ada lima perkara yang menurut penelitian ahli fikih wajib untuk memelihara dan menjaganya. Kelima perkara tersebut adalah agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.

Hukum syariat yang menunjukkan kewajiban untuk menjaga akal, sebagai berikut:

Pertama, mengharamkan apa pun yang dapat menghilangkan akal, baik makanan, minuman, maupun tindakan. Islam telah melarang manusia dari mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat merusak akal, seperti khamar dan narkoba. Khamar adalah minuman yang mengandung alkohol, seperti wine, whiski, scotch, arak di Cina, tuak di Indonesia, dan sake di Jepang. Narkoba adalah sejenis zat yang bisa menyebabkan hilang dan lemahnya kesadaran pengindraan, seperti ganja, opium, morfin, kokain, ekstasi, mariyuana, dan sebagainya.

Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 90 yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah termasuk perbuatan setan. Oleh karena itu, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan."

Adapun jenis tindakan yang dapat menghilangkan atau melemahkan akal adalah kecanduan gadget. Game online dan judi online yang ada di gadget terbukti bisa membuat pelaku kehilangan kewarasan dalam berpikir. Kecanduan game dan judi online telah menyebabkan kriminalitas baru dan gejolak sosial yang rusak.

Baca: Otak, Organ Vital yang Menakjubkan

Media sosial pun memberi kemudahan akses dalam pornografi. Pornografi terbukti membawa dampak negatif, yaitu merusak struktur dan fungsi otak, terutama pada bagian striatum dan prefrontal cortex (PFC). Prefrontal cortex yang rusak mengakibatkan seseorang kesulitan dalam membuat perencanaan, mengendalikan emosi, dan mengambil keputusan. Artinya pornografi berdampak pada fungsi otak yang makin lemah.

Rasulullah saw. telah memperingatkan hal ini dalam sebuah hadis dari Ummu Salamah ra. yang artinya, "Setiap yang memabukkan (muskir) dan yang melemahkan (mufattir) adalah haram." (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Peran negara sangat krusial dalam membentengi generasi dari  konten-konten negatif yang dapat merusak kemampuan dan fungsi akal.

Kedua, akal sebagai standar taklif hukum dalam syariat sehingga ada batasan balig. Orang yang belum balig biasanya kurang sempurna akalnya. Oleh karenanya, orang yang hilang akal, terbebas dari beban hukum syariat.

Ketiga, mewajibkan umat Islam untuk mencari ilmu sebagai dorongan untuk meningkatkan kemampuan akalnya.

Keempat, adanya syariat berupa hukuman bagi pelanggar dalam memelihara akal. Hukuman cambuk bagi pemabuk adalah tanda bahwa Islam sangat memelihara akal agar tetap dalam kondisi sehat.

Khatimah

Terbukti sudah, ketika syariat Islam dijadikan landasan dalam kehidupan, manusia terjaga dari kerusakan dan keserakahan hawa nafsu. Yang demikian itu karena Islam memiliki seperangkat aturan bagi manusia. Islam berhasil membawa kemajuan secara teknologi, sains, dan militer. SDM yang sehat secara fisik dan akal adalah bekal penting untuk mewujudkan kemajuan negara. Sudah saatnya kita kembali kepada Islam kaffah dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk membenahi dan menjaga diri dari makanan dan minuman yang haram, serta menjaga akal agar tetap sehat.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
N' Aenirahmah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Temu dan Perdagangan Bebas
Next
Ojol
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Deena
Deena
1 month ago

Barakallah..
Generasi emas hanya bisa terwujud dalam sistem Islam

Netty
Netty
1 month ago

Baarakallahu fiik mb. Kereen

Iha Bunda Khansa
Iha Bunda Khansa
1 month ago

MaasyaAllah...
Barakallahu fiik
Naskahnya bagus Mbak

Generasi cemerlang tumbuh subur jika kembali pada penerapan sistem Islam kaffah....

Semoga Peradaban Islam kembali memimpin dunia
Wallahu a'lam

Tami Faid
Tami Faid
1 month ago

Memberikan keluarga dengan makanan halal dan thayyib sangat penting untuk menjadikan generasi berpikiran cemerlang

Novianti
Novianti
1 month ago

Cita-cita generasi emas mestinya diikuti dengan persiapan mulai dari pendidikan hingga kesehatan. Nampaknya sulit dicapai kecuali dengan menerapkan syariat Islam.secara kaffah.

Een Aenirahmah
Een Aenirahmah
Reply to  Novianti
1 month ago

Betul ukhti.. Saat nya berjuang merealisasikan Islam kaffah dengan tegaknya seluruh aturan Allah. Pasti membawa keselamatan dunia dan akhirat

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram