Korban Perundungan Menjadi Tersangka Pembunuhan, Mengapa Bisa Terjadi?

Korban Perudungan

Islam punya seperangkat aturan yang mampu membentuk kepribadian Islam yang kukuh, sarat dengan nilai spiritual yang tinggi hingga lahir moral yang beradab.

Oleh. Suryani
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sungguh tragis nasib yang dialami Abdul Kahar Huta Raja (41 tahun) yang menjadi korban pembunuhan. Dia tewas di tangan MAZ (16 tahun) pada Jumat, 22 September lalu. Pelaku merupakan seorang santri di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Bandung. Persoalannya sangat sepele karena pelaku tak terima dipandang secara berlebihan oleh korban saat berbelanja di warung miliknya.

Sontak kejadian tersebut mengundang simpati dari berbagai pihak termasuk Bupati Bandung Dadang Supriatna. Beliau segera meminta Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) serta pihak Kantor Kemeterian Agama (Kemenag) untuk membahas persoalan tersebut, karena pelaku merupakan seorang santri berusia di bawah umur. Disinyalir dia juga adalah korban perundungan yang dilakukan teman-teman di pesantren tempat ia menimba ilmu.

Perundungan atau bullying di negeri ini seolah tidak kunjung selesai, buktinya dari hari ke hari kasusnya makin banyak dan ramai diberitakan oleh berbagai media, terutama di medsos. Mirisnya lagi, perundungan mengakibatkan efek domino tidak hanya berhenti pada si korban, tetapi memungkinkan akan terjadi kasus serupa, bahkan bisa lebih sadis lagi, sebagaimana yang dilakukan MAZ di atas. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang tuntas sampai ke akar-akarnya.

Merespons kejadian ini, Bupati Bandung meminta lembaga terkait untuk mencari solusi terbaik agar kasus yang sama tidak terulang lagi. Beliau memberikan saran untuk memasukkan unsur-unsur lokal dan penguatan pendidikan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang beliau anggap mampu menjadi solusi, yakni penerapan bahasa sunda di sekolah dan hafalan Al-Qur'an.

Akar Masalah

Kalau ditelaah lebih dalam, solusi yang ditawarkan tidak akan menyelesaikan persoalan ini secara tuntas, malah menambah berat tugas para pelajar. Karena akar masalahnya berada pada penerapan sistem kapitalisme sekuler liberal yang menelurkan sistem pendidikan, pergaulan, juga lingkungan yang rusak. Bukan hanya itu, pengaruh media sosial menjadi penyumbang terbesar dalam membentuk kepribadian pelajar. Selama ini, pengawasan terhadap konten medsos, baik berupa video, gim online, dan lainnya sangat kurang sehingga berpengaruh negatif pada anak, salah satunya tayangan kekerasan yang sangat mudah ditonton.

Sistem pendidikan yang bertumpu pada aspek kecerdasan pengetahuan dan kemampuan (skill) hanya melahirkan generasi yang siap masuk dunia kerja, tetapi minim pada terbentuknya karakter yang berbasis akidah Islam. Hal ini disebabkan paradigma pendidikan ala kapitalisme yang hanya memandang ilmu pengetahuan sebagai satu faktor produksi yang berorientasi pada profit semata.

Disadari atau tidak, lingkungan kapitalime menyebabkan tekanan terhadap individu sehingga rusaklah kesehatan mental remaja. Selain itu, peran orang tua sebagai pendidik pertama telah terkikis karena mereka lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan hidup. Alhasil kehidupan di tengah masyarakat minim nilai spiritual, moral, dan kemanusiaan sehingga rasa kasih sayang seolah sirna.

Solusi Islam

Dari sini diperlukan solusi hakiki untuk menuntaskan masalah perundungan. Islam sebagai sistem kehidupan yang datang dari Allah Swt. punya seperangkat aturan yang mampu membentuk kepribadian Islam yang kukuh, sarat dengan nilai spiritual yang tinggi hingga lahir moral yang beradab, juga rasa kasih sayang di antara umat manusia dan makhluk Allah yang lainnya.

Hal utama yang sangat diperhatikan negara adalah sistem pendidikannya. Dalam perspektif Islam, pendidikan bertujuan untuk membentuk kepribadian Islam. Dimulai dengan menerapkan kurikulum sebagai penunjang untuk mencapai tujuan tersebut dan menjadikan akidah Islam sebagai asasnya.

Sistem pendidikan yang berasas akidah Islam tersebut akan membangun kesadaran tentang hubungan manusia dengan Allah. Hal itu akan menjadi kontrol terbaik atas perbuatannya sehingga dengan tertanamnya ketakwaan secara kolektif akan mampu menciptakan lingkungan yang baik bagi masyarakat.

Di samping itu, negara yang menerapkan sistem Islam tidak akan membiarkan konten-konten yang nirfaedah beredar di tengah masyarat. Apalagi konten kekerasan yang pasti akan meracuni pemikiran, terutama para pelajar yang berusia belia. Media diawasi dengan ketat sehingga yang sampai adalah hal-hal yang bermanfaat berupa ilmu atau tsaqafah, juga hal-hal lain yang akan menjadikan Islam tersebar luas di seluruh dunia.

Sistem Islam akan memastikan keluarga berperan sebagaimana mestinya karena Allah memerintahkan hamba-Nya untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka, sebagaimana firman-Nya:

"Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan juga keluargamu dari api neraka …." (TQS. At-Tahrim ayat 6)

Dengan perintah tersebut, semua orang tua akan memastikan anggota keluarganya terhindar dari perbuatan yang akan mengundang murka Allah. Masyarakat juga senantiasa melakukan segala bentuk ketaatan, termasuk amar makruf nahi mungkar sehingga menjadi budaya masyarakat.

Hal tersebut ditopang oleh sistem ekonomi Islam yang mampu membuat setiap individu terpenuhi kebutuhan pokoknya. Dengan demikian, masyarakat, khususnya orang tua, akan merasa tenteram dan tidak khawatir dengan keberlangsungan hidup mereka. Para ibu juga bisa memiliki waktu dan energi yang cukup untuk menjalankan peran mendidik anak-anaknya agar terbina iman dan takwanya.

Khatimah

Itulah keadaan ketika Islam diterapkan secara kaffah. Karena merupakan sebuah sistem kehidupan, maka penyelesaian perundungan tidak bisa hanya dengan memperbaiki di satu sisi. Akan tetapi, harus ada perbaikan sistemis karena satu dan yang lainnya saling berkaitan. Maka tak ada jalan lain kecuali menerapkan Islam secara sempurna dalam tataran individu, masyarakat, dan negara. Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Suryani Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Narasi Pencegahan Pernikahan Dini, Bahaya Liberalisasi Ideologi? 
Next
Mengakhiri Duka Palestina
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

7 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wd Mila
Wd Mila
1 year ago

banyaknya konten-konten yang mengarahkan penontonya untuk melakukan tindakan bullying dan kekerasan, merupakan salah satu sebab maraknya kasus perundungan. hal ini membuktikan kegagalan sistem demokrasi, dengan "asas kebebasan tanpa mengenal batasan" dalam melindungi umat.

Dyah Rini
Dyah Rini
1 year ago

Inilah bukti gagalnya sistem pendidikan yang diterapkan saat ini. Tidak bisa menghasilkan generasi yang berkepribadian Islam. Yang cara berfikir dan berbuatnya berlandaskan akidah Islam. Sebaliknya sikap sekuler liberal yang tampak marak diadopsi para generasi. Benar solusi satu- satunya tidak lain adalah kembali ke sistem Paripurna, yakni sistem Islam ( khilafah).

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Kasus-kasus perundungam memang marak. Kalau solusinya tidak menyentuh akar masalah, ya akan sulit diselesaikan. Apalagi hukumnya tdak efektif sama sekali.

Wiwik Hayaali
Wiwik Hayaali
1 year ago

Islam solusi terbaik

Siti Komariah
Siti Komariah
1 year ago

Sudah begitu mhe hukum kapitalis dari dulu. Bikin solusi yang justru menimbulkan masalah baru. Wes anggel-anggel kalau hukumnya buatan manusia.

Suryani
Suryani
1 year ago

Mudah2an ini awal yg baik buat terus belajar..

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
1 year ago

Ketika hukum manusia menangani masalah manusia maka akan melahirkan banyak persoalan. Memang ketika berbicara masalah Hukum hanya Islam yang bisa memberi jaminan keadilan di dunia maupun di akhirat.

Tapi jujur...saya kok ambigu dengan paragraf awal yang mengungkapkan fakta. Antara pelaku tapi korban perundungan? He he

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram